Salmaini Yelly
Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENJADI WANITA KARIR Persepsi Karyawan Muslin dan Kristen di Pekanbaru Yulianti Yulianti; Salmaini Yelly; Khotimah Khotimah
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 12, No 2 (2020): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v12i2.13546

Abstract

Secara historis, perempuan dianggap berada pada kelas kedua, setelah laki-laki. Namun, hari ini sudah banyak perempuan yang sudah berkiprah dalam sejarah. Banyak dari mereka yang kemudian dihormati dan sejajar dengan laki-laki. Penelitian ini dilakukan terhadap Karyawan Muslim dan Kristen pada Perusahaan Finansia Multi Finance (Kredit Plus) di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Dengan teknik wawancara yang mendalam, penelitian ini menegaskan bahwa bahwa banyak diantara mereka memandang menjadi wanita karir itu positif dari pada negatif. Baik menurut Islam maupun Kristen, hanya saja yang berbeda keyakinan dan pesan wanita itu bekerja, yang pada intinya sama menginginkan tujuan satu, yaitu upah atau honor untuk menghidupi mereka.
MITONI Tradisi Slametan Kehamilan pada Masyarakat Jawa di Kabupaten Kampar Mia Ernanda; Hasbullah Hasbullah; Salmaini Yelly
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v18i1.18458

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan makna tradisi mitoni bagi masyarakat Jawa di Desa Bukit Kemuning Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, pengumpulan data digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data dianalisi dengan metode deskripif kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi mitoni yang dilakukan adalah sebagai ucapan syukur atas kehamilan yang sudah mencapai tujuh bulan dan harapan akan keselamatan ibu dan bayi sampai proses kelahiran tiba. Tradisi ini sebenarnya sudah mulai mengalami pergeseran dan pengurangan unsur-unsur tradisi, tetapi tidak meninggalkan inti dari tradisi. Pelaksanakan tradisi mitoni yaitu Pertama, menentukan hari, dalam menentukan hari pada tradisi mitoni sudah tidak lagi berpedoman pada kalender Jawa dan hanya menentukan harinya saja yaitu hari selasa atau hari sabtu. Kedua tahap persiapan seperti meyiapkan peralatan dan bahan dalam pembuatan makanan yang akan disajikan serta perlatan yang dibutuhkan pada pelaksanaan tradisi mitoni, mengundang para tamu, dan memasak. Ketiga adalah tahap pelaksanaan, pada tahap ini pelaksanannya sudah tidak lengkap lagi hanya terdiri dari siraman, membelah kelapa dan kenduri, dan ada juga yang hanya melakukan kenduri saja. Adapun makna yang terdapat pada tradisi mitoni adalah adanya upaya untuk menjadikan sang anak memiliki jiwa dan badan yang kuat.
MITONI Tradisi Slametan Kehamilan pada Masyarakat Jawa di Kabupaten Kampar Mia Ernanda; Hasbullah Hasbullah; Salmaini Yelly; Abd Wahid
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v18i1.18475

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan makna tradisi mitoni bagi masyarakat Jawa di Desa Bukit Kemuning Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, pengumpulan data digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data dianalisi dengan metode deskripif kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi mitoni yang dilakukan adalah sebagai ucapan syukur atas kehamilan yang sudah mencapai tujuh bulan dan harapan akan keselamatan ibu dan bayi sampai proses kelahiran tiba. Tradisi ini sebenarnya sudah mulai mengalami pergeseran dan pengurangan unsur-unsur tradisi, tetapi tidak meninggalkan inti dari tradisi. Pelaksanakan tradisi mitoni yaitu Pertama, menentukan hari, dalam menentukan hari pada tradisi mitoni sudah tidak lagi berpedoman pada kalender Jawa dan hanya menentukan harinya saja yaitu hari selasa atau hari sabtu. Kedua tahap persiapan seperti meyiapkan peralatan dan bahan dalam pembuatan makanan yang akan disajikan serta perlatan yang dibutuhkan pada pelaksanaan tradisi mitoni, mengundang para tamu, dan memasak. Ketiga adalah tahap pelaksanaan, pada tahap ini pelaksanannya sudah tidak lengkap lagi hanya terdiri dari siraman, membelah kelapa dan kenduri, dan ada juga yang hanya melakukan kenduri saja. Adapun makna yang terdapat pada tradisi mitoni adalah adanya upaya untuk menjadikan sang anak memiliki jiwa dan badan yang kuat.