Dila Fairusi
Department Chemistry Education, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, South Tangerang, 15412, Banten

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Students Metacognitive Level on Solving Chemistry Problems Burhanudin Milama; Ade Ira Nurjanah; Dila Fairusi
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society | Vol. 4 No. 1 June 2017
Publisher : Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v4i1.5846

Abstract

Abstract Metacognitive is knowledge and understanding of the cognitive process or knowledge of mind, and it’s work. Metacognitive is needed on solving the problem. Every student has different metacognitive abilities. This research is to describe students metacognitive level on solving chemicals molarity problem. This research was held in SMAN in South Tangerang, by 104 students as the subject research. This research is a quantitative descriptive by the essay results as the data. This result is analyzed, and the metacognitive level is stated based on the indicators. As the results of this research are 14.42% students are in Aware Use level, 73.08% in metacognitive Strategic Use level and 12.50% in metacognitive Reflective Use level. Metacognitive Reflective Use is the level for the high score students. Metacognitive Strategic Use is for middle score students. And metacognitive Aware Use for the low score students. Metacognitive Strategic Use level as the average. Most of the students can use and realized the right strategy on solving problems. Male students have a metacognitive level that is higher than for women. Abstrak Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Dalam memecahkan masalah kimia, memerlukan keterlibatan metakognitif. Setiap siswa memiliki kemampuan metakognitif yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan level metakognitif siswa dalam memecahkan masalah pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri di Tangerang Selatan dengan subjek penelitian sebanyak 104 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif sehingga datanya berupa hasil tes essai. Hasil tes essai tersebut  dianalisis dan ditentukan level metakognitifnya berdasarkan indikator yang telah dibuat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebanyak 14.42 % siswa berada pada level metakognitif Aware Use, sebanyak 73.08 %  siswa berada pada level metakognitif Strategic Use dan sebanyak 12.50 % siswa berada pada level metakognitif Relective Use. Siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi di dalam kelas berada pada level metakognitif Reflective Use. Siswa yang memiliki hasil belajar yang sedang di dalam kelas berada pada level metakognitif Strategic Use. Dan siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah di dalam kelas berada pada level metakognitif Aware Use. Rata-rata level metakognitif siswa berada pada level metakognitif Strategic Use, karena rata-rata siswa dapat menggunakan dan menyadari strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah, tidak hanya mampu memahami masalah. How to Cite : Nurjanah, A., I. Milama, B.  Fairusi, D. (2017). Students Metacognitive Level on Solving Chemistry Problems. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4(1), 63-73. doi:10.15408/tjems.v4i1.5846. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i1.5846
ANALISIS INTEGRASI KEISLAMAN PADA MATERI KIMIA PANGAN (Sumber, Manfaat, dan Keterpahamannya) Gaosiatul Chasanah; Siti Suryaningsih; Dila Fairusi
Jurnal Tadris Kimiya Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Department of Chemistry Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jtk.v4i2.5197

Abstract

Integrasi antara sains dengan Alquran menjadi topik yang terus berkembang di kalangan cendekiawan. Pembahasan mengenai dikotomi antara Alquran dan sains terus diperbincangkan. Beberapa cendekiawan menyatakan adanya hubungan erat antara sains dan islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai transformasi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) tidak dapat dipisahkan dari harapan pengintegrasian ilmu pengetahuan, salah satunya integrasi dengan keislaman. Implementasi integrasi keislaman perlu diterapkan dalam seluruh mata kuliah kimia.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten sains yang terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia pangan serta menguji keterpahaman konten tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Four Steps Teaching Material Development (4 STMD) yang terdiri dari empat tahap, yaitu seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Penilaian yang dilakukan berupa validasi konten oleh ahli integrasi keislaman dan uji keterpahaman konten oleh 59 mahasiswa pendidikan kimia semester V. Hasil validasi materi diolah dengan menggunakan skala Guttman dan hasil uji keterpahaman diinterpretasikan berdasarkan kategori keterpaham teks menurut Rankin dan Culhane. Hasil validasi ahli didapatkan kumpulan konten kimia pangan valid dan layak digunakan, kemudian hasil uji keterpahaman konten didapatkan kategori tinggi sebesar 90% dengan kriteria konten mudah untuk dipahami. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 10 indikator dengan tiga konsep utama yaitu karbohidrat, protein, dan lipid dengan aspek keislaman fokus pada ayat qauliyah (Alquran dan Hadits).     
Reconstruction of Practice Module on the Adsorbent Topic Contained the Nature of Science (NOS) Dinnah Raihanah; Nanda Saridewi; Dila Fairusi
JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia) Vol 5, No 2 (2020): JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkpk.v5i2.30696

Abstract

The training module is a learning material with interesting illustrations, communicative language, and can be adapted to students' knowledge. Through this module, students can apply their knowledge to life. This study aims to reconstruct the practice module on the topic of adsorbents contained in NOS. The research design of the Educational Reconstruction Model (MER) as the primary reference in making the adsorbent practice module. The participant used was one of the secondary schools in the city of South Tangerang. The results of the calculation of the Content Validity Ratio (CVR) and Content Validity Index (CVI) show that the chemical concepts presented are valid and do not need to be improved. Test results show that from 30 student respondents, the overall percentage data was 89.8%, which means that this module is excellent and suitable as a source of learning in schools. The results of this study can be used as an example of innovating teaching materials.