Emily Nur Saidy
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UANG DALAM TINJAUAN EKONOMI ISLAM Emily Nur Saidy
LAA MAISYIR: Jurnal Ekonomi Islam Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lamaisyir.v4i2.4419

Abstract

Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peranan penting dalam perjalanan kehidupan modern. Dimulai dari sistem prabarter, barter dan akhirnya menjadi emas dan perak. Dinar dan dirham salah satu mata uang yang beredar di zaman Rasulullah yang berasal dari Romawi dan Persia. Setelah itu, uang berkembang dalam bentuk uang barang, uang kertas, dan uang giral atau kredit. Uang berhasil memudahkan dan mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dan jasa.Dalam sistem kapitalis uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar tetapi juga dapat diperjual belikan. Sebaliknya, pandangan Islam tentang uang hanya sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas.
Implementasi Al- Musaqah Terhadap Kesejahteraan Buruh Petik Cengkeh di Desa Kombo Toli-Toli Emily Nur Saidy; Ilman Ilman
LAA MAISYIR: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lamaisyir.v6i1.9402

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi sistem musaqah terhadap kesejahteraan buruh petik cengkeh di Desa Kombo Kecamatan Bangkir Kabupaten Toli-Toli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi hasil musaqah buruh petik cengkeh di desa Kombo, masih menggunakan kebiasaan daerah setempat (hukum adat). Perjanjian hanya secara lisan, dan hanya berdasarkan atas dasar kepercayaan. Bentuk perjanjian bagi hasil dikenal dengan istilah “bagi dua” dengan persentase 50:50. Pembagian hasil panen cengkeh menggunakan ukuran timbangan dari bekas kaleng susu atau disebut dalam bahasa setempat “cupa”. Bagi hasil musaqah buruh petik cengkeh sejatinya mengantarkan buruh petik cengkeh kepada kemaslahatan (kesejahteraan) terutama terpenuhinya kebutuhan dharuriyyah (primer) yakni agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.