Orangtua tunggal (single parent) merupakan fenomena yang terus meningkat pada masyarakat modern ini. Data Badan Pusat Statistik (BPs) tahun 2022, menunjukan jumlah ibu tunggal di Indonesia mencapai 7,9 juta orang dan jumlah ayah tunggal sebanyak 2,7 juta, dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia sebanyak 275,77 juta jiwa. Anak yang hanya diasuh oleh orangtua Tunggal akan merasakan efek dari hilangnya salah satu orangtuanya yang berpengaruh pada aspek kehidupan anak. Oleh karena itu hardiness penting dimiliki oleh individu yang hidup diasuh oleh orangtua tunggal, karena mereka dituntut untuk menghadapi keadaan keluarga yang tidak utuh. Sikap hardiness yang dimiliki remaja, akan membuat remaja mampu meminimalisir dampak dari pengasuhan orang tua tunggal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang membentuk karakter hardiness pada remaja akhir yang diasuh oleh orangtua tunggal. Penelitian ini menunjukkan cara pengasuhan orangtua tunggal, masalah yang dihadapi remaja setelah hilangnya salah satu orangtua, alasan dan motivasi remaja untuk hardiness. Faktor yang mendukung pembentukan karakter hardiness, dan karakter hardiness yang ada pada remaja akhir. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuisoner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasilnya, individu dengan orangtua tunggal mampu mengatasi dan mengendalikan setiap permasalahan yang terjadi secara bertanggungjawab. Individu dengan hardiness yang baik juga memiliki tekad yang besar untuk bisa mengubah kehidupannya yang kurang baik, yang ditunjukkan dari sikapnya yang terus mau belajar dan aktif disetiap kesempatan.