Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penentuan Jenis Klaster industri di Kawasan Industri Arar Kabupaten Sorong Berdasarkan Metode Delphi dan Analytical Hierarchi Process (AHP) Eliezer Nelson Homer; Agus Dwi Wicaksono; Fadly Usman
The Indonesian Green Technology Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1090.438 KB)

Abstract

Kawasan industri Arar dalam peraturan daerah nomor 11 tahun 2012 tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sorong tahun 2008-2028 telah menetapkannya sebagai kawasan industri dengan luasan sebesar 6000 Ha; Kabupaten Sorong memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, untuk itu perlu memanfatkan potensi yang ada demi peningkatan ekonomi masyarakat. Tujuan dari Penelitian ini yaitu mengindetifikasikan penentuan jenis kriteria komoditas produk unggulan, serta menentukan jenis kalster industri yang tepat yang dapat di kembangkan di Kawasan Industri Arar. Dengan mengunakan 3 metode yaitu metode Delphi untuk mengetahui pendapat para pakar/ahli yang mewakili beberapa stake holder di daerah dan beberapa dosen ahli dibidangnya yang berjumlah 10 responden, serta untuk menghitung bobot jenis kriteria produk unggulan melalui metode AHP (Analytical Hierarchi Process) melalui exel, serta menghitung sektor basis produk didaerah dilakukan dengan metode LQ (Location Quotient). Sehingga hasil Analisis Delphi didapat 9 jenis kriteria produk Unggulan, dan setelah itu di lakukan penetuan bobot melalui metode AHP dan penetuan nilai melalui metode Delphi terhadap produk basis yang dihitung melalu LQ maka diperoleh jenis klaster yang dapat di kembangkan di kawasan industri Arar Kabupaten Sorong adalah Klaster industi Peternakan.Kata Kunci: AHP, Delphi, Kawasan Industri, Klaster, 
PENGARUH PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN DESA DI KABUPATEN BOJONEGORO BEKIYANTO, MAD; Agus Dwi Wicaksono; Dimas Wisnu Adrianto
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 8 No. 4 (2024)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Nilai Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupaten Bojonegoro yang cenderung naik tiap tahunnya menunjukkan sumber pendapatan desa yang semakin naik juga, namun belum dikelola dengan baik. Pengelolaan ADD yang baik tentu tergantung pengelolanya, yaitu pemerintah desa. Selain itu, pengaruh dari pelaksanaan kebijakan pengelolaan ADD, manajemen keuangan desa, dan partisipasi masyarakat juga menentukan efektivitas pemanfaatan ADD yang tertuang dalam pelaksanaan pembangunan desa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pengelola ADD dan menganalisis pengaruh pengelolaan ADD terhadap efektivitas pembangunan desa di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan satu variabel endogen dan tiga variabel eksogen, dimana menggunakan kuisioner online dalam bentuk google forms untuk pengumpulan data dari pengelola ADD sebagai responden penelitian dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan SEM-PLS. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 109 sampel, mayoritas pengelola ADD berjenis kelamin laki-laki, rata-rata usia 35 tahun, pendidikan paling banyak diploma/sarjana, dan sangat paham tentang pengelolaan ADD, mengerti terkait kebijakan pengelolaan ADD (X1), manajemen keuangan desa (X2), dan partisipasi masyarakat (X3) guna menciptakan efektivitas pembangunan desa (Y). Manajemen keuangan desa (X2) dan partisipasi masyarakat (X3) berpengaruh langsung terhadap efektivitas pembangunan desa (Y). Sedangkan kebijakan pengelolaan ADD (X1) berpengaruh langsung terhadap manajemen keuangan desa (X2) dan partisipasi masyarakat (X3), dan tidak berpengaruh langsung terhadap efektivitas pembangunan desa (Y), namun berpengaruh secara tidak langsung melalui kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, kebijakan pengelolaan ADD perlu mendapat perhatian khusus agar lebih meningkat lagi efektivitas pembangunan desa di Kabupaten Bojonegoro.
Determination of Tourist Bus Fares in Batu City Based on Ability to Pay, Willingness to Pay, and Vehicle Operating Cost Mochammad Suhaji Ismail; Achmad Wicaksono; Agus Dwi Wicaksono
Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 1 (2025): Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 1
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2025.019.01.2

Abstract

Batu City often experiences traffic congestion. This congestion is caused by the road network in Batu City needing to be proportional to the number of vehicles present. Therefore, breakthroughs (innovations) are required to reduce traffic jams and make it easier for tourists visiting Batu City to reach tourist areas. However, attention must be given to several important factors, including the community's preference for using the Batu City Tourist Bus and the Willingness to Pay (WTP), Ability to Pay (ATP), and Vehicle Operating Costs (BOK) to determine a fare that aligns with these aspects. The method used is a quantitative approach with frequency distribution analysis techniques, Willingness to Pay (WTP) analysis, Ability to Pay (ATP) analysis, and Vehicle Operating Costs (BOK) analysis. The study results show that 71% of tourists are interested in using the tourist bus, mainly because of the ease and comfort of travel, cost efficiency, tourism development, and flexibility. The tourist bus fare based on ATP is IDR 64,397, and the fare of the two routes based on WTP is IDR 24,219 and IDR 24,730. Then, on the BOK calculation, the fare is IDR 54,972 and IDR 45,450. Therefore, the determined fare for the Batu City Tourist Bus for a single round trip is IDR 30,000, with a government subsidy for the tourist bus's BOK amounting to IDR 329,520,297 per year. This study's results are expected to serve as a consideration for the Batu City Government in determining the fare for the Batu City Tourist Bus.