Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI INSEKTISIDA NABATI MENGANDUNG EUGENOL DAN SITRONELLAL DALAM PENGENDALIAN Helopeltis antonii HAMA TANAMAN Anacardium occidentale Melanie Melanie; Aidha Utami; Hikmat Kasmara; I Wayan Laba
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 14, No 1 (2016): BIOTIKA JUNI 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bjib.v14i1.14409

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai potensi insektisida nabati yang mengandung Eugenol dan Sitroenellal terhadap Helopeltis antonii (Hemiptera: Miridae) hama pada tanaman jambu mete (Anacardium occidentale). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan daya simpan insektisida nabati yang mengandung Eugenol dan Sitronellal untuk mengendalikan hama H. antonii dan tingkat serangan hama tersebut terhadap tanaman jambu mete. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan uji hayati di Rumah Kaca laboratorium uji hayati Balitro, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri atas dua faktor, yaitu waktu simpan dengan 5 taraf dan insektisida yang digunakan 6 taraf, dilakukan sebanyak 4 ulangan. Aplikasi dilakukan dengan metode semprot serangga dan semprot pakan. Parameter yang diamati adalah mortalitas hewan uji dan tingkat serangan pada tanaman. Data dianalisis menggunakan uji sidik ragam dengan taraf kepercayaan 95%. Apabila terdapat perbedaan nyata, analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji jarak berganda dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya mortalitas H. antonii di minggu ke-6, ke-8, dan ke-10 akibat aplikasi Eugenol dan di minggu ke-6, hingga ke-12 pada aplikasi Sitronellal, tingkat kerusakan pada tanaman menurun pada minggu ke-6 hingga ke-10 dengan metode semprot pakan. Aplikasi metode semprot serangga, Sitronellal meningkatkan mortalitas H. antonii di minggu ke-6 hingga ke-12, dan di minggu ke-6 dan ke-8 pada penggunaan Eugenol, tingkat kerusakan menurun mulai minggu ke-6 hingga ke-12.
POTENSI EKSTRAK TANAMAN OBAT DAN AROMATIK SEBAGAI PENGENDALI KEONG MAS Wiratno Wiratno; Molide Rizal; I Wayan Laba
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Potency of Medicinal and Aromatic Crop Extracts to control Golden SnailResearch aimed to evaluate potency of some medicinal and aromatic plants as raw materials of molluscicides to control the golden snail has been done in the En-tomological Laboratory of Medicinal and Aromatic Crops Research Institute, Bogor, Indonesia from February to October 2008. The study used factorial ith rando-mized block design basis. The first factor is three levels dipping time of 5, 10, and 20 hours. The second factor is 14 kinds of extracts to be tested i.e. extracts of clove, the crown of god, seraiwangi, turmeric, physic nut, pig nut, legundi, chili java, ba-badotan, brotowali, bitter, kenikir, noni, and rerak. Research initially conducted by dissolving 5% tween 80 in water. After that into the 1 l of solution is placed 5 g of extract to be tested so that the concen-tration of extract in the solution to be tested is 0.5%. After that the snails were put into the solution and were fed with ta-ro leaf (Colocasia giganteum). In the con-trol treatment the snail only be soaked in water containing 5% tween 80. Soaking performed for 5, 10, and 20 hours in glass jars 9 x 15 cm2 diameter. After soaking snails then were transferred into the bottle containing clean water and then given a taro leaf size ~100 cm2 as food. Each tre-atment used 10 snails and repeated 3 times. Observations were made at 1, 2, and 3 days after application of the golden snail mortality by counting the number of snails that died after treatment and of inhibition of eating by noting the eaten leaf area. The results showed that the clove, the crown of god, Cintronella oil, and tur-meric are the most effective extract with 100% mortality rate and percentage of >90% inhibition of eating. Among the plants tested, clove most prospective to be developed as a controlling golden snail due to its high yield and the most immediate cause of death of the snail test. 
PENINGKATAN DAYASAING LADA(Piper nigrum L.) MELALUI BUDIDAYA ORGANIK Enhancement of Pepper (Piper nigrum L.) Competitiveness Through Organic Cultivation Agus Kardinan; I Wayan Laba; Rismayani Rismayani
Perspektif Vol 17, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v17n1.2018.26-39

Abstract

ABSTRAKLada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penghasil devisa terbesar ketujuh pada kelompok tanaman perkebunan. Daerah pengembangan lada di Indonesia sebagian besar berada di Lampung, Bangka, Kalimantan dan Sulawesi. Indonesia bukanlah Negara terbesar pemasok kebutuhan lada di tingkat dunia, namun Indonesia merupakan negara pemasok lada nomor tiga di dunia. Negara pemasok kebutuhan lada terbesar di dunia adalah Vietnam, disusul oleh Brazil. Salah satu kunci keberhasilan Vietnam adalah diterapkannya budidaya lada yang baik didukung oleh pemerintah dan swasta, sedangkan di Indonesia sebagian besar perkebunan lada adalah milik petani dengan teknik budidaya yang beragam seringkali tidak sesuai dengan SOP budidaya lada yang dianjurkan. Bersaing secara kuantitas dirasa berat untuk Indonesia, karena sampai saat ini produktivitas lada di Indonesia masih relatif rendah. Banyak permasalahan yang dihadapi oleh petani lada di Indonesia di antaranya mutu dari produk lada yang masih rendah. Untuk meningkatkan daya saing lada salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas produk lada, melalui budidaya organik. Di tingkat internasional, produk organik mendapatkan harga premium, dihargai lebih mahal, karena selain produknya dianggap sehat juga konsumen rela memberikan harga lebih sebagai bentuk apresiasi bagi produsen organik yang telah berbudidaya ramah lingkungan, sehingga dianggap pahlawan lingkungan. Makalah ini menguraikan tentang budidaya tanaman lada secara organik dengan harapan dapat ikut memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan dayasaing lada Indonesia di Pasar dunia, sekaligus mendukung program pemerintah mewujudkan “Seribu Desa Organik”. ABSTRACTPepper (Piper nigrum L.) is a spice crop that has a high economic value, the seventh largest income earner in the plantation crop. The pepper development areas in Indonesia are mostly in Lampung, Bangka, Kalimantan and Sulawesi. Indonesia is not the bigest Country to supply international market, however Indonesia is number three to supply international market. The largest supplier of pepper needs in the words is Vietnam, followed by Brazil. One of the keys factor of Vietnam's success is the application of good pepper cultivation practice supported by both the government and the private sector, while in Indonesia most of the pepper plantations belong to farmers with diverse cultivation techniques that are often not following the recommended Standard Operation Procedure of pepper cultivation.To compete with other countries quantitatively is not easy for Indonesia, since the productivity of pepper in Indonesia is still low. One effort to anticipate this is by increasing pepper competitiveness through organic cultivation (Qualitatively). Internationally, organic produce/ product will have premium price, since the organic product is more healthy and as an appreciation from the consumers to the producer that the producers have implemented ecofriendly farming and  also consumers assume that the producer  is as an environmental hero. This paper describes organic pepper cultivation in the hope of contributing to improve the competitiveness of Indonesian pepper in the world market and also on supporting the successfull of Goverment of Indonesia program on actualizing of  “Thousands of Organic Village Program”  
Pengelolaan Ekosistem Untuk Pengendalian Hama Lada I WAYAN LABA; IWA MARA TRISAWA
Perspektif Vol 5, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v5n2.2006.%p

Abstract

ABSTRAKHama merupakan salah satu kendala produksi lada di Indonesia.  Serangan hama terjadi sejak tanaman masih di pembibitan hingga produktif di lapangan.  Hama menyerang   berbagai   bagian   tanaman   antara   lain bunga, buah, pucuk, cabang, dan batang. Di Indonesia dikenal tiga hama yang menyerang pertanaman lada yaitu  penggerek batang (Lophobaris piperis Marsh.), pengisap buah (Dasynus piperis China) dan pengisap bunga (Diconocoris hewetti (Dist.)).  Populasi penggerek batang selalu ada di lapangan pada berbagai stadia (telur, larva, pupa, dan dewasa), sedangkan pengisap bunga dan buah populasinya  ditemukan pada musim bunga  dan  buah.  Pengendalian  hama  lada  pada umumnya petani menggunakan insektisida sintetik. Alternatif   lain   yang   dapat   digunakan   untuk mengendalikan   hama   lada   adalah   pengelolaan ekosistem, sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan musuh alami antara lain parasitoid. Untuk meningkatkan  populasi  parasitoid  dapat  dilakukan konservasi   musuh   alami   melalui   tanaman   sela, tanaman  penutup  tanah  atau  penyiangan  terbatas. Tanaman  sela  yang  dapat  digunakan  antara  lain Arachis sp.,  Orthosiphon sp. Ocimum sp. dan  Coffea sp.Kata kunci: Lada, Piper nigrum, hama, bioekologi, pengendalian, ekosistem ABSTRACTEcosystem Management for Controlling Black Pepper PestPest is one of the obstacles of black pepper production in Indonesia.  The pest attacks all parts of the plant such as inflorescens, fruits, shoots, branches and stems at nursery as well as in the field. In Indonesia black pepper was infested by 3 species of pests, namely stem borer,  Lophobaris  piperis  Marsh,  pepper  berry  bug, Dasynus piperis China and lace bug, Diconocoris hewetti (Dist.).  The population of stem borers always presents in the field with different stages (egg, larvae, pupa and adult), while lace bug and pepper berry bug are found in the field during flowering and fruit stages. Control of black pepper pests by farmers is usually using syntetic pesticide. Other alternative to manage black pepper  pest  namely  ecosystem  management  and natural enemy such as parasitoid.  To increase the natural enemy population can be done by natural enemie   conservation   through   cover   crops,   mix cropping and limited weeding. Arachis sp., Orthosiphon sp., Ocimum sp. and Coffea sp. plants can be used in cropping system with black pepper.Key Words: Black pepper, Piper nigrum, pest, bioecology, management, ecosystem