Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penentuan Tetapan Keseimbangan Penjerapan Pada Sistem Koloid Dengan Metode Ekstrapolasi Grafik H. satriadi; I. M. Bendiyasa; Rochmadi rochmadi
Reaktor Volume 6 No. 2 Desember 2002
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3440.529 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.6.2.72-76

Abstract

Percobaan penjerapan pestisida pada sistem koloid air-tanah telah mendapatkan nilai tetapan keseimbangan penjerapan yang selalu berubah dan dipengaruhi perbandingan antara berat penjerap terhadap volum pelarutnya. Hal ini terjadi karena pemisahan antara penjerap dan pelarut sangat sulit dilakukan, dan pelarut selalu masih mengandung butir penjerap. Akibatnya  zat yang terjerap dalam penjerap ikut terbaca ketika menganalisis konsentrasi zat dalam pelarut. Untuk mendapatkan tetapan keseimbangan yang sebenarnya dapat dilakukan dengan modifikasi persamaan keseimbangan dan metode ekstrapolasi secara grafis. Percobaan dilakukan secara batch dengan konsentrasi awal pestisida sumithion 1,1014 ppm, perubahan konsentrasi diamati dengan kromatografi gas yang dilengkapi dengan Flame Photo Detector. Tanah yang digunakan berdiameter  butir 8,066. 10-5 cm, diameter pori 20,443 A, serta mengandung 2,86% bahan organic. Nilai tetapan keseimbangan sebenarnya diperoleh 123,936 ml air/g tanah pada 26,5 0C.Kata kunci : ekstrapolasi grafis, sistem koloid, tetapan keseimbangan penjerapan
Kinetika Metanolisis Minyak Biji Kapuk dengan Katalisator Zeolit Kusmiyati kusmiyati; B. Murachman; I. M. Bendiyasa
Reaktor Volume 5 No.2 Desember 2001
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4056.77 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.5.2.48-53

Abstract

Minyak nabati dapat dikembangkan menjadi sumber energy alternatif pengganti bahan bakar berasal dari minyak umi dan gas alam. Reaksi metanolisis minyak biji kapuk dapat menghasilkan ester asam lemak dan gliserol. Metal ester asam lemak adalah bahan yang sangat potensial sebagai pengganti bahan bakar disel. Percobaan metanolisis minyak bbiji kapuk dan methanol dengan katalisator zeolit telah dilakukan dalam sebuah autoklaf yang dilengkapi dengan pengatur suhu, pengatur kecepatan pengadukan, dan pengukur tekanan. Percobaan pendahuluan menunjukkan bahwa pada ratio minyak kapuk:methanol = 1:6 maka kecepatan reaksi mengikuti orde satu. Selanjutnya percobaandilakukan pada perbandingan tersebut, dengan penambahan katalis. Pada tiap percobaan suhu dan tekanan dijaga konstan, pengambilan sampel pertama pada saat suhu yang diinginkan tercapai dan selanjutnya sampel diambiltiap selang waktu 10 menit. Peubah yang dipelajari antara lain temperature, ukuran partikel, dan jumlah katalis terhadap konversi reaksi. Temperatur yang dipelajaripada range 90-130 0C, ukuran partikel zeolit 0,26 mm sampai 0,93 mm dan jumlah katalis 0 sampai 0,053 g/cm3. Berdasarkan model kinetika yang diajukan, maka tahanan difusi intrapartikel dapat diabaikan karena evektiveness factor mendekati 1. Dari hasil perhitungan diperoleh kecepatan difusi eksternal jauh lebih besar daripada kecepatan reaksi, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem dipengaruhi rejim kimia. Nilai konstanta kecepatan reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan Arrhenius yaitu k= 2,708x103 e-10556/RT.Kata kunci : kinetika reaksi, metanolisis minyak disel
Kinetic Consideration of Clinker Formation in Portland Cement Production Using Demolition Rubbles (Concrete,mortar and plaster) Part I : Burning Ability of Raw Mixes Sumardi P; I. B. Agra; I. M. Bendiyasa; Wahyudi B. S.
ASEAN Journal of Chemical Engineering Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Department of Chemical Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ajche.50186

Abstract

Wahyudi B.S.Wahyudi B.S.In general, the main raw materials in Portland cement production are limestone, clay, and corrective materials such as iron sand and silica sand. These raw material come from natural deposits, which are very hard to find in some countries. In this research, Portland cement was made by utilizing the demolition rubble of office and housing buildings. The rubble consists of concrete wastes (mixtures of hydrated Portland cement minerals and some aggregates) and some building bricks as well as mortar/plaster of Portland cement. To meet the cement modulus, which is generally used in Portland cement industries, corrective materials such as limestone (source of CaO) and disposed building bricks are used. The term burning ability is used for Portland cement to measure the CaO free content in the cement clinker produced from specified raw material mixes at a specific operating 'condition of clinkering. The cement modulus used is Ume Saturation Factor (LSF) and Silica Modulus (SM). The minimum Cao free content was found by using LSF: 0.86, SM: 2.14, and clinkering temperature 14000C for 30 minutes. The cement modulus was made from concrete waste, limestone, and disposed red brick with a weight ratio of 1: 3.489: 0.677. Keywords: Burning ability,demolition rubble of buildings, Portland cement, and raw mixes.