Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RANCANG BANGUN MEJA LAS UNTUK VARIASI POSISI PENGELASAN Muhammad Darmuji; Mohammad Fawaid; Haryadi Haryadi
Jurnal Teknika Vol 11, No 1 (2015): Edisi Juni 2015
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v11i1.6971

Abstract

Alat bantu pengelasan las litrik ini merupakan berupa meja las fungsinya untuk mempermudah operator dalam mengelas apalagi untuk membantu seseorang yang akan belajar mengelas. Meja las mampu melakukan lebih dari satu posisi pengelasan. Meja las ini memiliki kapasitas untuk menahan beban sebesar 80 kg dan tiang untuk melakukan posisi lain mampu menahan beban sebesar 5 kg. Material yang digunakan untuk membuat meja las ini yaitu ASTM A36. Analisa statik yang dilakukan pada meja las ini dengan menggunakan software Solidworks 2015. Hasil analisa software menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan kekuatan berupa tegangan dari kontruksi meja las ini. Besarnya von mises maksimum pada rangka meja 2.902x107 (N/m2), bagian kiri atas meja las 3.111x106 (N/m2), bagian kanan atas meja las 1.038x106 (N/m2), tiang posisi horizontal 1.382x107 (N/m2), tiang posisi menyudut 5.737x107 (N/m2) dan tiang posisi vertical 1.235x106 (N/m2). Sedangkan untuk nilai displacement maksimum pada rangka 2.009x10-1 mm, bagian kiri atas meja las 3.892x10-2 mm, bagian kanan atas meja las 2.312x10-3 mm, tiang posisi horizontal 3.613x10-1 mm, tiang posisi menyudut 3.006x10-1 mm dan tiang posisi vertical 1.464x10-1 mm.
RANCANG BANGUN ALAT DESTILASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR MENGGUNAKAN TENAGA SURYA Haryadi Haryadi; Imron Rosyadi; Ni Ketut Caturwati
Jurnal Teknika Vol 12, No 2 (2016): Edisi November 2016
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v12i2.6608

Abstract

Pada sistem destilator surya merupakan alat pengubah air laut menjadi air tawar yang murah serta ramah lingkungan, karena alat ini tidak membutuhkan peralatan seperti listrik, generator ataupun bahan bakar lainnya. Alat Destilator merupakan alat yang mengandalkan pasokan energi dari matahari karena kita tahu bahwa posisi Indonesia di daerah khatulistiwa pancaran sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat destilasi air laut dengan menggunakan tenaga surya. Destilator terdiri dari 3 buah alat yang divariasikan berdasarkan permukaan absorbernya, tujuannya adalah untuk mengetahui absorber yang paling baik menyerap dan menyimpan radiasi matahari. Absorber pertama dari bahan dasar plat yang di cat dengan warna hitam, yang kedua berwarna putih dan yang ketiga adalah dengan bahan kaca. Sudut kaca dirancang pada 30o, nilai ini berdasarkan riset yang telah ada sebelumnya. Penelitian dilakukan didepan halaman Gedung Center Of Excellence (COE) Industri Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Ageng Tirtayasa Cilegon – Banten. Waktu penelitian dari perancangan dan pembuatan sampai penyelesaian laporan direncanakan selesai selama 5 bulan. Adapun waktu pelaksanaan pengambilan data dilaksanakan selama 2 bulan pada pukul 09:00 – 17:00 WIB dengan pengambilan data setiap 1 jam sekali. Setelah melakukan pengujian dan pengambilan data kemudian hasil air destilasi tersebut akan dilakukan pengujian komposisi kimia di Dinas Kesehatan di Kota Serang. Pada pengujian ini untuk mengetauhi komposisi kimia dari hasil air destilasi, sehingga layak atau tidak untuk dikonsumsi.
Analisis prestasi mesin mobil diesel turbocharger yang diuji dengan dynamometer Yusvardi Yusuf; Ni Ketut Caturwati; Imron Rosyadi; Haryadi Haryadi; Syarif Abdullah
Jurnal Teknika Vol 15, No 2 (2019): Edisi November 2019
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v15i2.6815

Abstract

Gas buang kendaraan adalah salah satu penyebab polusi udara di dunia khususnya kota-kota besar yang disebabkan oleh pembakaran yang tidak sempurna. Untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna pada mesin diesel dibutuhkan kompresi udara pada tekanan dan temperatur tinggi dan jumlah bahan bakar yang sesuai dimana kondisi udara tersebut harus mampu membakar bahan bakar pada saat diinjeksikan ke ruang bakar. Untuk itu diperlukan turbocharger  untuk menghasilkan pembakaran yang lebih baik sehingga gas buang yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. Turbocharger selain digunakan untuk menghasilkan pembakaran yang lebih baik juga membantu meningkatkan daya mesin menjadi lebih besar dengan kapasitas silinder yang sama. Dari pengujian didapatkan kenaikan torsi maksimum sebesar 18,31 N.m pada 2000 rpm dan tanpa turbocharger torsi maksimumnya sebesar sebesar 16,52 N.m pada 1800 rpm. Untuk maksimum daya dengan turbocharger dicapai 3800 rpm yaitu 57,24 kW dan tanpa turbocharger pada 3800 rpm yaitu 52,15 kW. Untuk konsumsi bahan bakar spesifik pada torsi maksimum dengan turbocharger sebesar 154,8 gr/ps.h dan tanpa turbocharger yaitu 172,3 gr/psh. Dengan turbocharger tekanan efektif rata-rata maksimum dicapai pada 2000 rpm yaitu 9,20 kg/cm2 dan tanpa turbocharger pada 1800 rpm sebesar 8,30 kg/cm2. Untuk batas asap pada mesin yang menggunakan turbocharger hasil pengukuran batas asap maksimum 2,07g/m3 sedangkan pada mesin tanpa turbocharger hasilnya adalah 4,53g/m3.
STUDI ANALISA KUAT ARUS PROSES ELEKTROPLATING DENGAN PELAPIS NIKEL COBALT TERHADAP KEKERASAN, KETAHANAN KOROSI, DAN PENAMBAHAN TEBAL BAJA KARBON RENDAH ST 41 Iman Saefuloh; Haryadi Haryadi; Muhammad Gema Winisuda
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 2, Oktober 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.853 KB) | DOI: 10.36055/fwl.v2i1.2568

Abstract

Salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan korosi dari carbon steel yaitu dengan memberikan lapisan proteksi pada permukaan carbon steel dengan paduan logam yang memiliki ketahanan tinggi terhadap lingkungan korosif. Salah satu teknik pelapisan pada logam adalah dengan menggunakan arus listrik searah atau biasa disebut dengan teknik elektroplating. Teknik pelapisan elektroplating merupakan salah satu teknik pelapisan yang relatif mudah dikerjakan, sederhana dan ekonomis, namun cukup potensial dan salah satu material coating yang dapat melindungi baja dari serangan korosi adalah NikelCobalt.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat arus terhadap, kekerasan, laju korosi dan ketebalan lapisan dengan membuat variasi arus listrik pada saat proses elektroplating. Hasil uji menunjukkan kuat arus pada saat proses electroplating memiliki pengaruh terhadap sifat mekanik baja st 41.. Hasil uji menyebutkan bahwa semakin tinggi kuat arus listrik yang digunakan maka laju korosi yang didapatkan akan semakin rendan. Hasil uji juga menunjukan bahwa semakin tinggi kuat arus yang digunakan maka ketebalan lapisan dan kekerasan yang di dapatkan akan semakin tinggi.
Pengaruh Proses Quenching Dan Tempering Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Baja Karbon Rendah Dengan Paduan Laterit Iman Saefuloh; Haryadi Haryadi; Abdurrofi Zahrawani; Bintang Adjiantoro
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume IV Nomor 1, April 2018
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2173.249 KB) | DOI: 10.36055/fwl.v1i1.3372

Abstract

Kemajuan teknologi membuat produksi baja nasional terus dikembangkan dengan bahan baku yang lebih baik. Pada Penelitian ini dikembangkan baja berkualitas unggul dari biji nikel (Limonit). Disebut bahwa, Limonit ini di produksi melalui endapan bijih besi laterit yang merupakan lapisan atas dari saprolit (bijih nikel kadar tinggi). Dengan proses pengolahan kandungan Limonit melalui inovasi tersendiri, pengembangan yang menghasilkan sifat baja yang unggul. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keunggulan baja Laterit, dilakukan penelitian terhadap pengaruh unsur didalam baja Laterit. Dengan melakukan proses heat treatment (quenching dan tempering) dapat meningkatkan sifat mekanik dan  struktur mikro  pada baja laterit. Dengan beberapa analisis pengujian yaitu uji kekerasan, uji impak dan perubahan struktur mikro. Pada uji kekerasan quenching air memeliki kekerasan tertinggi 459,7 HV. Pada uji impak quenching udara tempering 300oC memeliki nilai impak tertinggi 1,625 J/mm2. Pada pengujian metalografi perubahan struktur mikro yang terbentuk adalah martensit,bainit,ferit,pearlite dan austenite sisa. Dan pada pengujian Scanning Electron Microscope (SEM) bentuk patahan yang terbentuk dari hasil uji impak adalah getas dan ulet
Pengaruh Peningkatan Temperatur Terhadap Nilai Kalor, Proksimat dan Ultimat Pada Sampah Padat Kota (MSW) Imron Rosyadi; Yusvardi Yusuf; Aswata Aswata; Muhammad A Fadhil; Haryadi Haryadi
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume V Nomor 1, April 2019
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v0i0.5843

Abstract

Sampah merupakan salah satu permasalahan perkotaan yang sampai saat ini merupakan tantangan bagi pengelola kota, peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya sebanding dengan peningkatan jumlah volume sampah. Sampah khususnya organik dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar padat menggantikan batubara sebagai sumber energi fosil berbentuk padatan jika ditangani dengan baik, perlu adanya penanganan untuk menjadikan sampah organik menjadi bahan bakar padat yang nilai kalornya memenuhi standar. Dengan memanfaatkan panas gas buang dari pembakaran insenerator menggunakan proses torefaksi memungkinkan nilai kalor sampah organik menjadi meningkat setara dengan batubara subbituminious. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur torefaksi terhadap nilai kalor dari sampah tersebut, guna meningkatkan nilai kalor dari sampah yang memiliki kadar air rata-rata >20%. Sampah organik yang digunakan yakni berbasis nasi sisa makanan dan kayu dalam bentuk pellet kayu dengan temperatur torefaksi 210 oC, 240oC, 270oC dan 300oC selama 1 jam. Pengujian hasil dari produk torefaksi yang dilakukan yakni uji nilai kalor, uji proksimate dan uji ultimate. Dari hasil penelitian, didapat nilai kalor meningkat sebesar 39,3% untuk nasi sisa dan 26,1% untuk pellet kayu dibandingkan dengan yang tidak ditorefaksi, peningkatan nilai kalor paling tinggi terjadi pada produk torefaksi temperatur 300oC yakni 5811 kal/gr untuk nasi sisa dan 5571 kal/gr untuk pellet kayu, hasil proksimate didapat peningkatan karbon tetap sebesar 41,14% serta 38,57% dan kadar abu sebesar 13,13% serta 14,21% sedangkan terjadi penurunan kadar air sebesar 8,54% serta 7,23% dan zat terbang sebesar 50,56% serta 48,73%, hasil ultimate didapat peningkatan karbon serta nitrogen dan penurunan hidrogen. Dari hasil uji tersebut, terjadi dekomposisi senyawa organik menjadi zat-zat volatile. Dengan terbentuknya zat-zat volatile, maka kadar O/C dan H/C akan terus berkurang sehingga meningkatkan kadar karbon sampel dan meningkatkan nilai kalor produk torefaksi.