Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis penyebab rendahnya nilai OEE pada mesin heading di PT DRA Component Persada Sambas Sundana; Muhammad Thoriq Al Qodri
Journal Industrial Servicess Vol 5, No 1 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1605.515 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v5i1.6505

Abstract

PT DRA Component Persada merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi baut dimana salah satu proses produksinya yaitu membuat kepala baut dengan menggunakan mesin Heading. Penelitian ini menemukan bahwa mesin heading di perusahaan tersebut merupakan mesin yang mengalami waktu downtime yang cukup tinggi. Nilai OEE pada mesin heading dibawah 85% yaitu yang terendah pada mesin heading 1 sebesar 43,91% dengan nilai terendah pada performance rate sebesar 60,21%. Dalam penelitian ini digunakan metode pengukuran FMEA dan 5W1H untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya pengecekan secara berkala mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kapasitas produksi mesin heading yang diperoleh dari nilai RPN tertinggi sebesar 343, sehingga tindakan yang disarankan membuat penjadwalan pemeliharaan mesin secara berkala agar produksi dapat berjalan secara optimal.
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI CHEMICAL WATER TREATMENT BOILER DI PT. XYZ Sambas Sundana; Zakaria Abdillah Fadhli
JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri Vol 4, No 1 (2017): JISI UMJ
Publisher : Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jisi.4.1.17-26

Abstract

PT XYZ merupakan distributor mesin boiler dan supplier chemical water treatment boiler untuk berbagai industri manukfatur maupun industri yang lain. Produk chemical watert treatment boiler menjadi produksi utama yang memiliki permintaan terus menerus setiap bulan. Bahan baku utama yang paling penting dalam produksi chemical water treatment boiler yaitu coustic soda, sodium citrate dan sodium sulfite. Data kebutuhan bahan baku produksi chemical water treatment boiler yang paling banyak adalah coustic soda sebanyak 100 Kg, sodium citrate dan sodium sulfite sebanyak 200 Kg dibandingkan dengan bahan baku penunjang lain. Kekurangan persediaan bahan baku menjadi masalah karena menyebabkan kekurangan jumlah produksi sehingga tidak memenuhi permintaan. Pengendalian persediaan bahan baku produksi chemical water treatment boiler dilakukan untuk membantu mengurangi masalah tersebut. Penggunaan metode Economic Order Quantity diharapkan dapat memberikan hasil yang baik untuk perusahaan. Dengan menggunakan data peramalan permintaan dari perusahaan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan total biaya persediaan dan jumlah kebutuhan bahan baku chemical water treatment boiler yang ekonomis. Dari pengolahan data diperoleh pemesanan yang ekonomis dalam 6 bulan untuk coustic soda 5200 kg, sodium citrate 2400 kg dan sodium sulfite 3200 kg. Titik pemesanan kembali untuk coustic soda 446 Kg, sodium citrate 223 Kg dan sodium sulfate 140 Kg. Biaya total persediaan bahan baku produksi chemical water treatment boiler adalah Rp. 26.193.633 untuk coustic soda, Rp. 25.100.692 untuk sodium citrate dan Rp. 24.219.552 untuk sodium sulfite.
ANALISIS PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PERAWATAN KERETA Ardiansyah Odi; Akhmad Nidhomuz Zaman; Siti Rohana Nasution; Sambas Sundana
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.78 KB) | DOI: 10.35814/asiimetrik.v1i1.220

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang identifikasi waste pada perawatan kereta bagian bogie dan memberikan rekomendasi perbaikan yang bertujuan untuk mengurangi waste yang terjadi. Dengan menggunakan pendekatan lean concept yang lebih dominan ke arah lean service, penelitian ini dimulai dengan menggambarkan big picture mapping dan pembobotan nilai waste berdasarkan kuesioner menggunakan VALSAT. Waste juga diidentifikasi menggunakan fault tree analysis yang selanjutnya dilakukan perhitungan nilai kritis waste menggunakan FMEA kemudian dilakukan rekomendasi perbaikan menggunakan pendekatan 5W+1H. Hasil perhitungan berdasarkan data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa total lead time pengerjaan perawatan kereta yang sebelumnya sebesar 995 menit menjadi 873 menit. Dengan presentase dari value added activity sebesar 93% dan non – necessary value adding sebesar 7%. Dan berdasarkan analisa FMEA didapatkan bahwa waste kritis yang diperlukan perbaikan adalah waste unnecessary motion dengan skor RPN sebesar 140.
Analisis Pengendalian Kualitas Produk X Di PT ABC sambas sundana; Raihana Aristawidya
Baut Dan Manufaktur Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Baut Dan Manufaktur Volume 6 No. 1 Tahun 2024 |April 2024
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/bautdanmanufaktur.v6i1.3638

Abstract

Kualitas menjadi elemen penting untuk kesuksesan bisnis perusahaan farmasi, pertumbuhan dan penentuan posisi yang lebih baik dalam persaingan bisnis. PT. ABC merupakan industri farmasi yang menghasilkan produk berkualitas. Namun pada prosesnya terdapat permasalahan terkait kualitas produk, yaitu ditemukan adanya cacat produk pada label. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengendalian kualitas produk X berada dalam batas kendali, jenis reject yang paling dominan pada produk X untuk diidentifikasi dalam menetapkan prioritas penyelesaian permasalahan dan faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya reject paling dominan. Teknik pengendalian kualitas statistik yang digunakan yaitu SQC (Statistical Quality Control) dengan peta kendali p. Jenis cacat label yang perlu diperhatikan diantaranya label sobek, label terlipat, label berkerut dan label miring. Dengan total produksi produk X sebanyak 263.980 unit pada periode Agustus dan September 2023, terdapat produk yang terindikasi cacat label yaitu 967 unit produk. Berdasarkan data check sheet reject label produk X, diperoleh rincian jenis cacat label yaitu label sobek sebesar 534 unit, label terlipat sebesar 79 unit, label berkerut sebesar 212 unit, dan label miring sebesar 142 unit. Peta kendali p menunjukkan terdapat 16 titik yang berada di luar batas atas dan bawah (penyimpangan produksi) sedangkan 24 titik yang lainnya berada di dalam batas kendali. Jenis reject label yang paling dominan terjadi adalah label sobek sebanyak 534 unit (55,2%). Berdasarkan analisis fishbone diagram menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab reject label yaitu faktor manusia, faktor mesin, faktor metode dan faktor material.
ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK CACAT REFRIGERATOR PADA PT. PANASONIC MANUFACTURING INDONESIA sambas sundana; Lingga Verlyan Yulianto
Baut Dan Manufaktur Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Baut Dan Manufaktur Volume 6 No. 1 Tahun 2024 |April 2024
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/bautdanmanufaktur.v6i1.3662

Abstract

Panasonic Manufakturing Indonesia bergerak pada bidang industri manufaktur, salah satu produknya adalah refrigerator. Namun pada proses produksi refrigerator tipe AF171D mengalami penurunan kualitas akibat cacat inner linner, terutama cacat bocor, cacat keriput dan cacat gores. Pada penelitian ini, bertujuan untuk menganalisis presentase cacat, penyebab terjadinya cacat hingga membuat usulan perbaikan pada cacat inner linner. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2022, dengan melakukan pemeriksaan menggunakan checksheet, dengan presentase masing-masing cacat adalah 9% pada cacat bocor, 16% pada cacat keriput dan 7% pada cacat gores. Nilai ini melebihi batas standar perusahaan yang sebesar 4%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode DMAIC, pada tahap define digunakan tools berupa checksheet jumlah cacat dan alur proses operasi. Lalu pada tahap measure digunakan diagram pareto dan peta kendali p, untuk menghitung presentase cacat secara statistik. Pada tahap analysis menggunakan fishbone, untuk mengetahui penyebab potensial terjadinya masalah. Lalu pada tahap improve menggunakan perhitungan risk priority number, dengan menentukan jenis cacat yang memiliki nilai paling besar berdasarkan faktor manusia, mesin, metode dan material. Lalu pada tahap control berupa usulan pencegahan kegagalan.
Analisis Efektivitas Mesin Welding Menggunakan Six Big Losses Pada PT. XYZ sambas sundana; Fedy Hafiz Zaidan
Baut Dan Manufaktur Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Baut Dan Manufaktur Volume 6 No. 2 Tahun 2024 |Oktober 2024
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/bautdanmanufaktur.v6i2.4180

Abstract

PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi pipa baja yang berperan penting dalam berbagai sektor industri, termasuk transportasi fluida, gas, serta konstruksi infrastruktur seperti pengeboran minyak, saluran air, dan pembangunan jembatan. Proses produksi pipa baja di perusahaan ini melibatkan beberapa tahap mesin, yaitu uncoiler, jointing, accumulator, forming, welding, cooling, sizing, dan cut off. Mesin welding menyumbang persentase downtime terbesar, yaitu 46%, yang disebabkan oleh konsleting akibat sisa hasil pahat yang menyentuh work coil serta kerusakan pada pahat yang digunakan untuk menyerut sisa hasil pengelasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengnalisis tingkat efektivitas mesin welding dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses, Diagram Pareto dan 5W1H. Hasil rata-rata OEE yang diperoleh sebesar 73%, hasil tersebut jauh di bawah standar minimal 85% yang ditetapkan oleh Japan Factory Maintenance Institute. Dengan menggunakan metode six big losses dan diagram pareto menghasilkan dua prioritas permasalahan kategori kerugian, yaitu Reduced Speed losses sebagai yang terbesar, mencapai 56,51% dari total kerugian, diikuti oleh Breakdown losses sebesar 21,48%. Untuk meningkatkan efektivitas mesin welding, dengan penerapan metode 5W1H menghasilkan perlu dilakukan pengecekan mesin secara berkala untuk memastikan setelan tetap konsisten dan pembersihan sisa hasil pahat agar tidak menyentuh work coil, guna mencegah masalah pada mesin High Frequency