Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian kandungan dan karakteristiknya pati resisten dari berbagai varietas pisang Nanti Musita
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2762.445 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v23i1.557

Abstract

Production of banana in the Indonesia at this time reach 50 % from totally production in Asia and also having various banana type. Banana represent the source of very potential dietary fibre to keep in good health and resistant starch is included in group of dietary fibre. This research is used to 11 banana types, they are banana of ambon, batu, janten, kapas, kepok manado, kepok kuning, muli, nangka, raja bulu, raja sereh, and tanduk. Result of research indicate that (1) Starch rendemen and resistant starch banana of ambon (8,58%; 29,37%), batu (0,87%; 39,35%), janten (3,95%; 26,17%), kapas (5,08%; 26,55%), kepok kuning (22,01 %; 27,70%), kepok manado (12,24%; 27,21%), muli(6,62%; 26,42%), nangka (3,12%; 26,28%), raja bulu (24,12%; 30,66%), raja sereh (2,32%; 25,63%), and tanduk (2,07%; 29,60%), (2) Water absorpsion and swelling power banana of ambon (1,44 ml/g;2,53 g/g), batu (0,80 ml/g; 1,76 g/g), kepok kuning (1,49 ml/g; 2,58 g/g), raja bulu (0,89 ml/g; 2,11 g/g), and tanduk (1,32 ml/g; 2,23 g/g, and represent the resistant starch type 2 (RS Type II), (3) Banana of raja bulu has content and characteristic resistant starch better than banana of kepok kuning, ambon, tanduk, and batu.Keywords : content and characteristic, resistant starch, banana AbstrakProduksi pisang Indonesia saat ini mencapai 50 % dari total produksi Asia, dan juga mempunyai berbagai jenis pisang. Pisang adalah sumber serat pangan yang sangat potensial menjaga kesehatan, dan pati resisten termasuk kelompok serat pangan. Penelitian ini menggunakan 11 jenis pisang yaitu pisang ambon, batu, janten, kapas, kepok kuning, kepok menado, muli, nangka, raja bulu, raja sereh, dan tanduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Rendemen pati dan kadar pati resisten pisang ambon (8,58%; 29,37%), batu (0,87%; 39,35%), janten (3,95%; 26,17%), kapas (5,08%; 26,55%), kepok kuning (22,01%; 27,70%), kepok manado (12,24%; 27,21%), muli (6,62%; 26,42%), nangka (3,12%; 26,28%), raja bulu (24,12%; 30,66%), raja sereh (2,32%; 25,63%), dan tanduk (2,07%; 29,60%), (2) Daya serap air dan daya kembang pisang ambon (1,44 ml/g; 2,53 g/g), batu (0,80 ml/g; 1,76 g/g), kepok kuning (1,49 ml/g; 2,58 g/g), raja bulu (0,89 ml/g; 2,11 g/g), dan tanduk (1,32 ml/g; 2,23 g/g), dan termasuk pati resisten tipe 2 (RS type II), (3) Pisang raja bulu mempunyai kandungan dan karakteristik pati resisten yang lebih baik dibandingkan pisang kepok kuning, ambon, tanduk, dan batu.Kata kunci : kajian dan karakteristik, pati resisten, pisang
KAJIAN SIFAT ORGANOLEPTIK BISKUIT BERBAHAN BAKU TEPUNG JAGUNG TERNIKSTAMALISASI DAN TERIGU Nanti Musita
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.203 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v27i2.1277

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rasio terbaik antara tepung jagung ternikstamalisasi dan tepung terigu untuk menghasilkan biskuit yang mempunyai sifat organoleptik terbaik. Penelitian ini menggunakan faktor tunggal pada rancangan acak kelompok lengkap dengan 5 taraf. Perlakuan yang digunakan adalah formulasi tepung jagung ternikstamalisasi dan tepung terigu, terdiri dari 5 tingkat: 100:0 (F1), 90:10 (F2), 80:20 (F3), 70:30 (F4), dan 60:40 (F5). Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan diuji lebih lanjut dengan BNT pada taraf 5%. Hasilnya menunjukkan bahwa perbandingan tepung jagung nikstamal dan tepung terigu berpengaruh terhadap rasa, warna, tekstur, dan penerimaan keseluruhan biskuit. Biskuit dengan perlakuan terbaik dihasilkan dari 100% tepung jagung nikstamal (F1) dengan skor flavor 3.67 (khas jagung), skor warna sebesar 4,30 (kuning), skor tekstur tekstur sebesar 3,94 (kompak); dan skor penerimaan keseluruhan sebesar 3,58 (suka), merniliki kadar air 3,48%, kadar abu 2,38%, kadar protein 2,94%, kadar lemak 1,18%, kadar karbohidrat 80,03% dan kadar serat pangan 6,5%. 
PENGARUH KONSENTRASI ENZIM SELULASE, α–AMILASE DAN GLUKOAMILASE TERHADAP KADAR GULA REDUKSI DARI ONGGOK (Effects Of Cellulase, α–Amylase, and Glucoamylase Enzyme Concentrations On Reduced Sugar From Solid Cassava Waste) Sutikno Sutikno; Marniza Marniza; Nanti Musita
Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian Vol 21, No 1 (2016): Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian
Publisher : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.111 KB) | DOI: 10.23960/jtihp.v21i1.1 - 12

Abstract

Solid cassava waste, by product of tapioca industries, contains fiber and starch which can be used as raw materials of bioethanol production.  Both fiber and starch of the cassava solid waste are able to be enzymatically hydrolyzed into reduced sugar.  The fiber is hydrolyzed with cellulase and the starch is hydrolyzed with α–amylase and glucoamylase.  Objectives of this research were to find out cellulase, α–amylase, and glucoamylase concentrations yielding the highest concentration of reduced sugar.  To achieve the objectives, the fiber of the cassava solid waste was hydrolyzed with 5, 10, 15, 20, and 25 FPU cellulase enzyme at 40oC,  pH 4,8, and 200 rpm for 20 minutes.  The cassava solid waste, which has been hydrolyzed with the best concentration of cellulase enzyme, was then hydrolyzed with 0,58; 1,15; and 1,37 µl α-amylase and 1,1 µl enzyme glucoamylase/g the cassava waste dry weight.  The result showed that the best cellulase concentration was 25 FPU and yileded 32,19 mg reduced sugar / 100 mL.  A combination of  1,15 µL α-amylase dan 1,10 µL glucoamylase/g the cassava waste dry weight was the best concentration of  the enzymes and yielded 62,21 mg reduced sugar/100mL. Key words : cellulase, α-amylase, glucoamylase, cassava solid waste.