Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Karakteristik kimia dan fisika semen pozolan kapur yang diperkaya silika abu sekam padi Asma Assa; Erwin Adinata
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.099 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v24i1.651

Abstract

Development of infrastructures intensively in the last decades has increased the demand for building materials, such as cement. This also causes the prices of Portland Cement, the most common type of cements has also increased and sometimes it is difficult to find it in the markets. Another type of cement namely Lime Pozolan Cement (SPK) may be used to substitute for Portland Cement for building construction which receives relatively low loads. The SPK is produced from pozolan materials and lime without heating process. The common pozolan materials used is tras. This research is aimed to investigate chemical and physical characteristics of the SPK enriched with silica of rice hull ash (ASP). The ASP is intended to reduce the use of trace as the source of silica. Methods used included experiments and testing. Supplements of the ASP in the SPK were varied at the levels of 0, 5, 10, 15, and 20% (w/w). The results of the research indicated that without ASP supplement (control treatment), SiO2 contents was 53.94%. By 5 to 20% ASP supplement increased SiO2 content to 59.54 - 65.87%. However SO3 content was reduced from 3.43% to 2.04 - 1.11% and MgO content from 2.36% to 2.29 - 1.64%. Furthermore, as the ASP supplement in SPK increased the compresive strength of concrete samples also increased, except at 15% and 20% ASP supplement after 21 and 28 days storage of the samples. Therefore, the optimum ASP supplement in SPK in this study was 15% with compressive strength of 103 x105 kg/m2 after 21 days storage and 128 x105 kg/m2 after 28 days storage.Keywords : chemical and physical characteristics, lime pozolan cement, rice husk ash silikaAbstrakKemajuan pembangunan sarana dan prasarana konstruksi yang sangat pesat pada beberapa dekade terakhir ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan termasuk semen juga meningkat bahkan kadang-kadang sulit ditemukan di pasaran. Salah satu jenis semen yaitu Semen Pozolan Kapur (SPK) dapat digunakan untuk mensubsitusi semen portland untuk konstruksi bangunan yang menerima beban relatif lebih kecil. SPK diproduksi dari bahan pozolan dan kapur padam tanpa proses pemanasan. Bahan pozolan yang sering digunakan adalah tras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan fisika SPK yang diperkaya silika dari Abu Sekam Padi (ASP). ASP ini dimaksudkan untuk mengurangi pemakaian tras sebagai sumber silika. Metode penelitian meliputi eksperimen dan pengujian. Penambahan ASP didalam SPK divariasikan pada level 0, 0,5, 10, 15 dan 20% (w/w). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa penambahan ASP (kontrol), kandungan SiO2 SPK sebesar 53,94%. Dengan penambahan 5 sampai 20% ASP kandungan SiO2 meningkat menjadi 59,54 - 65,87%. Sebaliknya kandungan SO3 yang semula 3,43% turun menjadi 2,04 - 1,11% dan kandungan MgO turun dari 2,36% menjadi 2,29 - 1,64%. Selanjutnya penambahan ASP didalam SPK meningkatkan kuat tekan beton, kecuali pada penambahan 15% dan 20% setelah umur beton 21 dan 28 hari. Karena itu penambahan optimum ASP untuk sifat fisika SPK adalah 15% dengan kuat tekan 103 x 105 kg/m2 sesudah 21 hari dan 128 x 105 kg/m2 sesudah 28 hari.Kata kunci : abu sekam padi, karakteristik kimia dan fisika, semen pozolan kapur
KARAKTERISTIK KARET SHEET DENGAN BAHAN PENGISI ARANG AKTIF BAMBU Popy Marlina; Asma Assa; Hari Adi Prasetya
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v15i1.6126

Abstract

Abstrak: Bahan pengisi arang aktif bambu digunakan sebagai alternatif untuk memperbaikikekerasan dan memperbesar volume karet sehingga mutu karet lembaran menjadi lebih baik.Penelitian ini menggunakan arang aktif bambu yang dapat berfungsi sebagai filler aktif untukmeningkatkan karakteristik karet lembaran. Jumlah arang aktif bambu pada formulasi karetlembaran divariasikan menjadi 6, yaitu 25, 30, 35, 40, 45, 50 gram. Setiap perlakuan diulangsebanyak 3 (tiga) kali. Parameter yang diamati meliputi kadar abu, plastisitas awal (Po),Plasticity Resistance Index (PRI), dan viskositas Mooney. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperlakuan variasi jumlah arang aktif bambu berpengaruh terhadap kadar abu, plastisitas awal(Po), Plasticity Resistance Index (PRI), dan viskositas Mooney. Karakteristik karet lembaranmemenuhi syarat mutu Standard Indonesian Rubber (SIR) sesuai SNI 06-1903-2000 dengankarakteristik kadar abu untuk semua perlakuan, Po dan PRI, perlakuan F3 (lateks pekat 945 gdan arang aktif bambu 35 g) hingga F6 (lateks pekat 945 g dan arang aktif bambu 50 g).Viskositas Mooney karet lembaran untuk semua perlakuan memenuhi standar mutu karet SIRkomersial, minimal 40.Kata Kunci: arang aktif bambu, karakteristik, karet lembaran
ANALISA KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI KAKAO MENGGUNAKAN MULTI DIMENSIONAL SCALLING iphov kumala sriwana; Yandra Arkeman; Marimin Marimin; Asma Assa
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 16, No 1 (2021): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v16i1.6898

Abstract

Keberlanjutan rantasi pasok agroindustri kakao pada beberapa tahun terakhir ini, diprediksi mempunyai indeks yang rendah. Hal ini terjadi karena banyak faktor dan salah satunya adalah  karena banyaknya konversi lahan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka penelitian ini dibuat untuk mengukur indeks keberlanjutan dan merumuskan indikator kunci yang mampu meningkatkan keberlanjutannya. Berdasarkan hasil analisis MDS dengan teknik Rap-cacao, diketahui bahwa agroindustri kakao berada pada kategori kurang berkelanjutan dengan bobot 29.33%. Indeks keberlanjutan yang paling rendah adalah dimensi ekonomi sebesar 20.75% (tidak berkelanjutan) dan paling tinggi adalah dimensi lingkungan sebesar 43.41% (kurang berkelanjutan). Indikator paling kritis pada dimensi sosial adalah kelembagaan, indikator paling kritis pada dimensi ekonomi yaitu keseimbangan distribusi keuntungan dan indikator paling kritis pada dimensi lingkungan yaitu produk sampingan kakao. Indikator kunci pada setiap dimensi, saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga perbaikan harus dilakukan secara terintegrasi. Indikator kunci diperoleh dari hasil analisis leverage factor dari  23 indikator. Hasil dari analisis MDS dinyatakan valid karena perbandingan antara MDS dengan monte carlo memiliki tingkat kepercayaan tinggi dengan nilai selisih kurang dari 5%. Rendahnya keberlanjutan rantai pasok agroindustri kakao, menunjukkan bahwa komoditas kakao di Indonesia mengalami ancaman serius yang harus segera diperbaiki.
KRITERIA PARAMETER MUTU GREEN COFFEE POWDER UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN STANDAR PRODUK KOPI (ULASAN) Hari Purwanto; Melia Ariyanti; Asma Assa; Tri Muhadi Rahman
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7712

Abstract

Green coffee powder (GCP) adalah produk kopi yang tidak melalui proses sangrai dan tanpa penambahan bahan lain. GCP tergolong produk pangan segar asal tumbuhan (PSAT). Produk ini sudah dikomersilkan melalui e-commerce baik dalam bentuk powder maupun kapsul, namun belum didukung dengan standar yang menjadi syarat mutu. Kajian ini bertujuan untuk menentukan kritera mutu GCP sekaligus untuk mendukung pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kajian dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi observasi ke IKM penggiat kopi antara lain IKM Kopi Puncak Malino dan IKM Kopi Turaya. Selain itu, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai stakeholder yang bertindak sebagai narasumber dan peserta baik dari kalangan pemerintah, akademisi, asosiasi dan industri. Hasil dari kegiatan observasi dan FGD menjadi bahan masukan penulis dalam menentukan kriteria mutu GCP berdasarkan aspek kualitas, keaslian produk, aktivitas dan keamanan pangan. Kriteria mutu tersebut antara lain keadaan produk, kadar air, kadar dan kealkalian abu, ukuran partikel, kadar kafein, sari kopi, asam klorogenat, cemaran mikroba, dan cemaran logam. Kajian ini belum menetapkan syarat nilai dari tiap kriteria mutu yang direkomendasikan. Seluruh kriteria mutu mengacu pada SNI 8964:2021 Kopi Sangrai dan Kopi Bubuk
Potensi Senyawa Aktif Biji Kopi sebagai Imunomodulator (Ulasan) Asma Assa; Dwi Indriana; Andi Nur Amalia; Rahayu Wulandari
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.6602

Abstract

Beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan prevalensi infeksi virus, bakteri, dan jamur di seluruh dunia sehingga diperlukan upaya untuk menemukan berbagai obat baru maupun bahan aktif yang dapat meningkatkan fungsi imun tubuh. Imunomodulator atau biological respons modifier adalah berbagai macam bahan baik rekombinan, sintetik, ataupun sistem alamiah yang memperbaiki ketidakseimbangan imun tubuh. Kopi merupakan salah satu bahan alami dengan efek samping minimal yang memiliki efek imonumodulator. Biji kopi kaya akan senyawa aktif polifenol dan alkaloid yaitu asam klorogenat, kafein, trigonelin, dan diterpen yang telah terbukti memiliki efek farmakologi diantaranya sebagai imunomodulator, antivirus, antifungi, antioksidan, antiinflamasi, dan efek antibakteri. Pengobatan atau terapi akibat infeksi virus melalui pemberian rejimen imunomodulator dari bahan alami kopi memiliki efek samping yang minimal dibanding dengan agen sintesis. Review ini akan mengkaji prospek pemanfaatan senyawa aktif biji kopi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai imunomodulator.