Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemetaan Sebaran Kecelakaan Kapal Di Perairan Laut Sulawesi Tenggara Asep Asep; Muhammad Ramli; Muslim Tadjuddah
Jurnal Perencanaan Wilayah Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Perencanaan Wilayah
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.69 KB) | DOI: 10.33772/jpw.v6i2.21322

Abstract

Data on ship accidents that have been handled by the Kendari Search and Relief Office (BASARNAS) from January 2015 to December 2019 recorded 198 ship accidents with a total of 4,517 victims, including 4,386 survivors, 103 people died and 29 victims were not found.This study aims, (1) map the distribution of ship accidents, and (2) analyze the potential for ship accident-prone areas. The results showed that the distribution of ship accidents from 2015 - 2019 in the sea waters of Southeast Sulawesi was categorized as clustered. There are two red zones on the shipping lane, namely in Wakatobi Waters and Kendari Waters. Keywords: mapping, ship accidents, watersData kecelakaan kapal yang telah ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan Kendari (BASARNAS) pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan desember 2019 tercatat 198 kecelakaan kapal dengan jumlah korban sebanyak 4.517 orang, diataranya yang selamat sebanyak 4.386 orang, meninggal 103 orang dan tidak ditemukan atau hilang sebanyak 29 orang. Penelitian ini bertujuan, (1) memetakan sebaran kecelakaan kapal, dan (2) menganalisis potensi wilayah rawan kecelakaan kapal. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebaran kecelakaan kapal dari tahun 2015 - 2019 di perairan laut Sulawesi Tenggara dengan kategori mengelompok (Clustered). Terdapat dua Zona merah pada jalur pelayaran yaitu di Perairan Wakatobi dan Perairan KendariKata Kunci : pemetaan, kecelakaan kapal, perairan
TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD KERANG POKEA (Batissa violacea var. celebensis, von Martens 1897) DI SUNGAI LAEYA KONAWE SELATAN Dian Resky Pratiwi; Bahtiar Bahtiar; Muslim Tadjuddah; Sadri Sadri
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.518 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i1.1097

Abstract

Abstract : Pokea clam is one of the resources utilized, but its existence continues to experience a decrease in quality and quantity. This study aims to analyze the Gonad Maturity Level (TKG), Gonad Maturity Index (IKG) of pokea clam. Research begins in September 2016 - February 2017 on the Laeya River. The sampling method used is the swept area with the "Tangge" catch tool. The total sample of pokea clam during the study was 600 individuals consisting of 336 (males) and 264 (females). TKG and IKG data were obtained, then analyzed using quantitative descriptive and Mann Whitney Test. The results of the analysis showed that many stages of IV and V TKG were found in September, both in male and female clam. While in other months, the value of TKG was dominated by phases of TKG I and II. IKG values in September show male and female pokea clam in parallel at the highest IKG level, ie 13,99 for male clam and 14,89 for female clam. As for October, November and December, the value of the male and female IKG pokea decrease, with the peak decline in the value of male-female IKG occurring in December. The Mann Whitney Test results showed that the IKG score in September was significantly different from the other study months. Based on the values of TKG and IKG, it is suspected that the pokea clam had a spawning period in September. Keywords: Keywords: Pokea Clam, TKG, IKG, Laeya River Abstrak : Kerang pokeamerupakan salah satu sumber daya yang dimanfaatkan, namun keberadaannya terus mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Penelitian inibertujuan untukmenganalisis Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (IKG) dari kerang pokea.Penelitian dimulai pada bulan September 2016 –Februari 2017 di Sungai Laeya.Metode pengambilan sampel yang digunakan ialah luas sapuan (swept area)dengan alat tangkap “Tangge”.Total sampel kerang pokea selama penelitian sebesar 600 individu yang terdiri dari 336 (jantan) dan 264 (betina). Data TKG dan IKG yang telah diperoleh, kemudian di analisis menggunakan deksriptif kuantitatif dan Uji Mann Whitney.Hasil analisis menunjukkan bahwa fase TKG IV dan V banyak ditemukan di bulan September, baik pada kerang jantan maupun betina. Sedangkan pada bulan lainnya, nilai TKG didominasi oleh fase TKG I dan II. Nilai IKG di bulan September menunjukkan kerang pokea jantan dan betina secara paralel berada pada level IKG tertinggi, yaitu 13,99 untuk kerang jantan dan 14,89 untuk kerang betina. Adapun pada bulan Oktober, November, dan Desember, nilai IKG pokea jantan dan betina mengalami penurunan, dengan puncak penurunan nilai IKG jantan-betina terjadi pada bulan  Desember. Hasil Uji Mann Whitney menunjukkan nilai IKG di bulan September berbeda secara signifikan dengan bulan penelitian lainnya. Berdasarkan nilai TKG dan IKG, diduga kerang pokea mengalami masa pemijahan di bulan September. Kata Kunci : Kerang Pokea, TKG, IKG, Sungai Laeya
PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT NELAYAN MELALUI OLAHAN IKAN TONGKOL DI DESA SAPONDA LAUT KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA Sukmawati Abdullah; Nur Isiyana Wianti; Suriana; Muslim Tadjuddah; Bunyamin; Tjandra Buana
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pkm.v6i1.1791

Abstract

Pulau Saponda Laut yang terdapat di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wisata kepulauan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan pelatihan pengolahan ikan tongkol dalam bentuk bakso ikan di Desa Saponda Laut Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe ditujukan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat nelayan melalui olahan ikan tongkol menjadi bakso ikan, juga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya dengan memberikan alternatif pangan kepada masyarakat. Ikan tongkol sebagai bahan baku dalam pembuatan bakso ikan karena jenis ikan ini bergizi tinggi, mudah didapatkan dan pada saat musim penangkapannya tersedia dalam jumlah melimpah dengan harga mudah. Sedangkan bakso ikan dipilih karena panganan ini merupakan paganan ini digemari oleh masyarakat secara umum dan masyarakat di Desa Saponda Laut khususnya. Pelatihan ini dilakukan dengan cara demontrasi langsung keseluruhan proses pembuatan bakso ikan tongkol di depan ibu-ibu rumah tangga di Desa Saponda Laut. Hasil kegiatan ini yaitu dapat menambah pemahaman masyarakat nelayan terhadap jenis-jenis produk hasil diversifikasi olahan ikan. Metode yang dilakukan dengan metode ceramah serta demonstrasi yang berkenaan dengan proses pembuatan olahan ikan tongkol dalam bentuk bakso ikan mulai dari penanganan bahan baku, cara penggunaan alat-alat produksi, proses pencampuran bahan, pemasakan sampai pengemasan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi para peserta, yaitu mereka mampu mengolah ikan tongkol menjadi bakso ikan yang sehat. Selain itu para peserta juga menghendaki kegiatan serupa diadakan secara berkala dengan jenis produk olahan yang didemonstrasikan dalah produk yang berbeda.