This Author published in this journals
All Journal Medula
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Nilai Visual Analog Scale (VAS) terhadap Penggunaan Analgetik pada Pasien pasca Seksio Sesarea di RSUD Kota Kendari Agussalim Ali
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.165 KB) | DOI: 10.46496/medula.v6i2.6725

Abstract

ABSTRACT Background: Sectio caesarean is one of choices for pregnant mother for her baby birth. The procedure of section caesarean has duration between 30-60 minutes. The procedure of section caesarean may induce moderate-severe pain in the surgical incision. This occurs because of the injury and the onset of inflammatory processes that secrete pain mediators, thus inducing pain. It must take the right analgesia choice. Research Purpose: This study was aimed at determining the value of Visual Analog Scale (VAS) on the use of analgesic in post-cesarean patients in RSUD Kendari. Method: Observational analytic design was used cross sectional approach. Dependent variable in this research were VAS T2, VAS T4 dan VAS T6 post operation. The independent variables of this study were analgesic (Ketorolak, Tramadol and Dexketoprofen). The location of this research was in RSUD Kendari with purposive sampling, 32 were covered samples. Data were obtained through interviews of VAS value with VAS card, blood pressure measurements with sphygmomanometer and stethoscope, pulse measurement with hold down arteri radialis and data from medical records. Kruskal-Wallis test was applied for data analysis, and if significant different followed by probability value/ sig <0,05 using Shapiro Wilk as normality test. After passing the inclusion, exclusion and drop out criteria, 32 patient samples were obtained. The number of patients for each analgesic were 10 (n = 10). This research showed the significancy value in the VAS T2 = 0,158, the significancy value in the VAS T4 = 0,350 and the significancy value in the VAS T6 = 0,679. Result: Result of the research showed that there were differences mean value between VAS T2, VAS T4 and VAS T6. Ketorolac 30 mg was the lowest mean of VAS T2 between another analgetic, the value was 12,15. Dexketoprofen 50 mg was the lowest mean of VAS T4 between another analgesc, the value was 13,85. Ketorolak 30 mg was the lowest mean of VAS T6 between another analgetic, the value is 13,75. But there was no meaningful difference in statistical counting (sig >0,05) between Ketorolac 30 mg, Tramadol 100 mg and Dexketoprofen 50 mg in post-cesarean patients in RSUD Kendari. Keywords: Section Cesarean, VAS, Ketorolak, Tramadol, Dexketoprofen
Perbandingan Visual Analogue Scale antara Pemberian Analgetik Asam Mefenamat, Paracetamol dan Ibuprofen Peroral Sebelum Sirkumsisi Agussalim Ali; Zida Maulina; Raja Al Fath; Muh. Zainsa Asfar
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 6, No 3 (2019): Edisi Suplemen
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.609 KB) | DOI: 10.46496/medula.v6i3.9637

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Nyeri akibat operasi merupakan  keadaan  yang sangat dikuatirkan oleh pasien sebelum menjalani operasi. Warfield  dan  Kahn melaporkan  57% dari pasien  yang  akan dioperasi menaruh perhatian yang serius terhadap kekuatiran nyeri pasca operasi dan 80% dari mereka ternyata mengalami nyeri sedang sampai berat setelah operasi. Dalam sirkusmsisi analgesik yang biasa digunakan yaitu Asam Mefenamat, Paracetamol, dan Ibuprofen. Tujuan: Penelitian ini beetujuan untuk mengetahui perbandingan visual analogue scale (VAS) 1 jam setelah sirkumsisi (T1),2 jam setelah sirkumsisi (T2) dan 3 jam setelah sirkumsisi (T3) antara pasien dengan pemberian analgetik  asam  mefenamat,  paracetamol,  dan  ibuprofen  peroral  pre  sirkumsisi.  Metode:  Jenispenelitian  ini  termasuk  penelitian  quasi-experimental  dengan  model     posttest  design  only  yang dilakukan di wilayah Kec. Abuki. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 sampel, yang terdiri dari 10 sampel asam mefenamat, 10 sampel paracetamol, dan 10 sampel ibuprofen. Penelitan ini dianalisis menggunakan SPSS dengan uji kruskal-wallis. Hasil: Pada T1 menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata – rata pada tiap kelompok pemberian obat. Asam mefenamat memiliki nilai rata - rata VAS 2,50, paracetamol 3.00 dan ibuprofen 2,30 dengan p-value 0,018. Pada T2 rata – rata VAS yaitu asam mefenamat 4,30, paracetamol 4,70 dan ibuprofen 4,10 dengan p-value 0,252. Pada T3 rata – rata VAS tiap kelempok obat yaitu, asam mefenamat 7,00, paracetamol 7,50, dan ibuprofen6,40 dengan p-value 0,003. Simpulan: Terdapat perbedaan rata-rata VAS pada T1, T2 dan T3, dengan kelompok terendah yaitu pada kelompok ibuprofen.Kata kunci : Asam mefenamat, Ibuprofen, Paracetamol, Sirkumsisi, Visual analogue scale.
Uji Diagnostik dengan Menggunakan Kriteria qSOFA dalam Mendiagnosis Awal Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Nabila Shaddad; Agussalim Ali; Andi Noor Kholidha
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46496/medula.v8i2.20619

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Sepsis merupakan salah satu masalah terbesar yang memerlukan perhatian, karena merupakan penyebab utama kematian dan penyakit kritis di seluruh dunia. Pada praktiknya, penilaian sepsis dengan skor SOFA membutuhkan pemeriksaan laboratorium, dan kriteria tersebut jarang digunakan di luar ruang rawat intensif. Mempertimbangkan hal tersebut, The Sepsis-3 Task Force memperkenalkan alat identifikasi yang lebih sederhana yaitu The Quick Sequential Organ Failure Assessment atau qSOFA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas, spesifisitas, akurasi, nilai duga negatif, nilai duga positif kriteria qSOFA dalam mendiagnosis awal pasien sepsis di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Lokasi penelitian di ruang rekam Medik Rumah Sakit Umum Bahteramas. Sampel sebanyak 72 responden yang diambil menggunakan tehnik purposive sampling dengan menggunakan analisis data tabel 2x2. Hasil: Hasil penelitian didapatkan uji diagnostik kriteria qSOFA dalam mendiagnosis awal sepsis di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki sensitivitas 55%, spesifisitas 88%, akurasi 72%, nilai duga positif 85% dan nilai duga negatif 66%.  Simpulan: Kriteria qSOFA memiliki sensitifitas kurang baik, namun spesifisitas yang baik dalam mendiagnosis awal pasien sepsis di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.Kata Kunci: Sepsis, qSOFA, Uji Diagnostik
Perbandingan Skor Insersi LMA antara Pemberian Petidin-propofol dan Fentanil-propofol Intravena Agussalim Ali; Syafruddin Gaus; Muhammad Ramli Ahmad
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46496/medula.v8i1.15025

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang Pemberian adjuvan seperti opioid, lidokain, midazolam dan pelumpuh otot dosis kecil bersama propofol mampu meningkatkan keberhasilan insersi LMA. Petidin adalah opioid yang memiliki aktivitas seperti anestetik lokal dengan harga relatif murah dibanding opioid lain.  Tujuan penelitian Membandingkan skor insersi LMA antara antara pemberian petidin-propofol intravena dengan fentanil-propofol intravena.Metode Lima puluh empat pasien ASA PS 1 dan 2 dengan rentang umur 17-60 tahun, BMI 18,5-30 kg/m2 dan mallampati I-II yang direncanakan operasi elektif dengan prosedur GA-LMA diacak kedalam 2 grup dengan menggunakan desain acak tersamar ganda. Grup P mendapatkan petidin 1 mg/kgBB 10 menit sebelum induksi dan grup F mendapatkan fentanil 1 µg/kgBB 3 menit sebelum induksi. Induksi menggunakan propofol 2 mg/kgBB selama 60 detik. Ventilasi dengan oksigen 100% melalui sungkup muka selama 60 detik dilakukan setelah refleks bulu mata hilang, selanjutnya dilakukan insersi LMA dan penilaian skor insersi LMA berdasarkan Lund & Stovener (gerakan anggota tubuh, laringospasme, menelan, batuk dan tersedak).Hasil Skor insersi LMA sangat memuaskan pada kelompok P lebih kecil dibandingkan kelompok F (29,6% vs 48,1%), namun tidak bermakna setelah uji statistik Chi-Square (p=0,264).Simpulan Skor insersi LMA dengan pemberian petidin-propofol intravena samabaiknya dengan pemberian fentanil-propofol intravena.Kata kunci :laryngeal mask airway, fentanyl, petidin, , propofol,
Uji Sensitivitas Dan Spesifisitas Rasio Neutrofil Limfosit Terhadap Skor Sequential Organ Failure Assesment Dalam Diagnosis Awal Sepsis Di Rumah Sakit Agussalim Ali; Irawati Irawati
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46496/medula.v9i1.22769

Abstract

ABSTRAK Latar  Belakang.  Sepsis  merupakan  sindroma  penyakit  yang  disebabkan  karena  infeksi  dan merupakan penyakit yang mempunyai dampak terhadap morbiditas maupun mortalitas yang tinggi. Keadaan disfungsi organ yang mengancam jiwa pada sepsis disebabkan oleh disregulasi respons imun akibat infeksi. Identifikasi keadaan sepsis dini dan penatalaksanaan yang cepat dapat memperbaiki prognosis pasien. Rasio Neutrofil Limfosit (RNL) dapat digunakan sebagai penanda inflamasi yang sederhana, cepat, dan hemat. Jumlah neutrofil dan limfosit dapat diketahui melalui pemeriksaan yang rutin  dilakukan  di  Rumah  Sakit  yaitu  pemeriksaan  hitung  jenis  leukosit  dan  jumlah  leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas RNL terhadap skor Sequential Ogan Failure Assesment (SOFA) dalam diagnosis awal sepsis di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan rancangan  cross-sectional.   Lokasi  penelitian  di  Ruang  Rekam  Medik  Rumah  Sakit   UmumBahteramas. Jumlah sampel sebanyak 72 sampel. Data dikumpulkan menggunakan data rekam medik yang  diambil  menggunakan  teknik  purposive  sampling,  lalu  dianalisis  menggunakan  analisis univariat. Hasil. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 72 sampel didapatkan hasil nilai RNL yang positif yaitu ≥5 pada 47 pasien (65.3%), nilai sensitivitas RNL terhadap skor SOFA dalam diagnosis awal sepsis adalah 75% dan  nilai spesifisitas RNL terhadap skor SOFA dalam diagnosis awal sepsis adalah 44.44%.  Simpulan. Berdasarkan penelitian ini nilai RNL yang positif didapatkan pada 65.3% dari total sampel penelitian. Nilai sensitivitas dan spesifisitas RNL terhadap skor SOFA dalam diagnosis awal sepsis adalah 75% dan  44.44% di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.Kata Kunci. Sepsis, RNL