Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN ASPEK LINGKUNGAN HIDUP PADA PENGUKURAN PEMBANGUNAN DESA DI KABUPATEN WAKATOBI Jumiadin Jumiadin; Sunarwan Asuhadi
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.344 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menelaah keberpihakan instrument pengukuran kualitas pembangunan desa, baik melalui IPD maupun IDM, serta hubungan antara jumlah anggaran desa dan IDM terhadap Indeks Ketahanan Lingkungan masing-masing desa. Data penelitian ini bersumber dari data sekunder, berupa jumlah anggaran desa pada tahun 2016 dan 2017, serta Nilai IDM dan IKL pada tahun 2017.  Hasil kajian menunjukkan bahwa IPD belum mengarusutamakan indikator dan variabel lingkungan hidup, sedangkan IDM memerlukan penyesuaian variabel untuk menambah ‘kedalaman’ dalam merepresentasikan keberpihakan terhadap lingkungan hidup.  Terkait anggaran desa dan IDM pada tahun 2017, menunjukkan bahwa jumlah dan peningkatan anggaran desa belum berkontribusi pada peningkatan IKL, sedangkan tingginya nilai IDM relevan dengan peningkatan IKL, namun pada kasus yang lain, desa dengan IDM rendah dapat juga memiliki IDM yang tinggi. Untuk itu dibutuhkan keberpihakan semua pihak, khususnya kebijakan Pemerintah Desa dalam meningkatkan IKL dan IDM. Kata kunci : IKL, IDM, Pembangunan Desa ABSTRACTThis study uses a quantitative descriptive approach to examine the alignment of instruments measuring the quality of village development, both through IPD and IDM, as well as the relationship between the number of village budgets and IDM with the Environmental Resilience Index of each village. The data of this study are derived from secondary data, in the form of the number of village budgets in 2016 and 2017, as well as IDM and IKL values in 2017. The results of the study indicate that IPD has not mainstreamed environmental indicators and variables, whereas IDM requires variable adjustments to add 'depth' in representing alignments towards the environment. Regarding the village budget and IDM in 2017, shows that the number and increase of the village budget have not contributed to the increase in IKL, while the high IDM value is relevant to the increase in IKL, but in other cases, villages with low IDM can also have a high IDM. For this reason, all parties need to be aligned, especially the Village Government's policy in increasing IKL and IDM.Keywords : IKL, IDM, Village Development
INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Sunarwan Asuhadi; Nur Arafah
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.416 KB)

Abstract

ABSTRACTThis study uses quantitative approach to calculate Environmental Quality Index (EQI) of Wangi-Wangi Selatan Subdistrict. This research data is sourced from secondary data. EQI is calculated based on the Water Pollution Index (WPI), Air Pollution Index (API), and Forest Cover Index (FCI). The calculation results show that the WPI is 50.00, the API is 28.04, and FCI is 48.40. Of the three indexes are produced EQI of 42.77, which means that EQI of Wangi-Wangi Selatan Subdistrict is in the category 'enough'. Therefore each stakeholders can contribute collaboratively in improving the index status through improving the quality of each index, ie Water Pollution Index, Air Pollution Index, and Forest Cover Index, in a way handling of water and air pollution sources, and greening of  unproductive lands. Keywords : Index, Environment,Pollution                                                                                 ABSTRAKPenelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menghitung Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kecamatan Wangi-Wangi Selatan. Data penelitian ini bersumber dari data sekunder. IKLH dihitung berdasarkan Indeks Pencemaran Air (IPA), Indeks Pencemaran Udara (IPU), dan Indeks Tutupan Hutan (ITH). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IPA sebesar 50.00, IPU sebesar 28.04, dan ITH sebesar 48.40. Dari ketiga indeks tersebut dihasilkan IKLH sebesar 42.77, yang bermakna bahwa IKLH Kecamatan Wangi-Wangi Selatan berada pada kategori ‘cukup’. Untuk itu masing-masing stakeholder dapat berkontribusi secara kolaboratif dalam meningkatkan status indeks tersebut dengan upaya menaikkan kualitas masing-masing indeks, yakni Indeks Pencemaran Air, Indeks Pencemaran Udara, dan Indeks Tutupan Hutan, melalui penanganan sumber-sumber pencemaran air dan udara, serta penghijauan lahan-lahan tidak produktif. Kata kunci : Indeks, Lingkungan, Pencemaran.
DESAIN MEMORIES PLANTING WAKATOBI SEA BAMBOO DI AREAL COMBBITY GARDEN UNTUK MENDUKUNG EKOWISATA WAKATOBI Sunarwan Asuhadi; Andi Besse Amir; Nelly Hidayati Sarira
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.43 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan bentuk desain pelaksanaan kegiatan Memories planting Wakatobi Sea Bamboo di area Combbity Garden. Berdasarkan desain tersebut disimpulkan bahwa kegiatan Memories planting Wakatobi Sea Bamboo di area Combbity Garden dapat mendukung pelaksanaan ekowisata di Kabupaten Wakatobi, dengan cara memaksimalkan implementasi unsur-unsur manajemen. Semakin terpenuhi pelaksanaan unsur-unsur manajemen semakin optimal pelaksanaan memories planting. Untuk memenuhi implementasi seluruh unsur-unsur manajemen, dibutuhkan penguatan kelembagaan heksa helix yang telah terlibat dalam pengelolaan area Combbity Garden. Kelembagaan heksa helix tersebut dapat berbagi peran sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Kata Kunci : Memories planting, Wakatobi Sea Bamboo, Combbity Garden Abstract - This research was conducted to formulate the design for implementing the Wakatobi Sea Bamboo Memories planting activity in the Combbity Garden area. Based on the design, it was concluded that the Wakatobi Sea Bamboo Memories planting activities in the Combbity Garden area could support the implementation of ecotourism in Wakatobi Regency, by maximizing the performance of management elements. The more fulfilled the implementation of management elements, the more optimal the implementation of Memories planting. To implement all management elements, it is necessary to strengthen the hexa helix institutional involved in managing the Combbity Garden area. The hexa helix institutions can share roles according to their respective duties and functions. Keywords : Memories planting, Wakatobi Sea Bamboo, Combbity Garden
IKL DESA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL (WP3K) (STUDI KASUS DESA WAPIA-PIA KEC. WANGI-WANGI) Sunarwan Asuhadi; Muhammad Agus; Kamarudin Souwakil
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.295 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menelaah pengukuran Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL) dalam Indeks Desa Membangun (IDM) di Desa Wapia-pia, yang merupakan salah satu desa pesisir di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K). Hasil kajian menunjukkan bahwa walaupun IKL merupakan indeks tertinggi dalam IDM, namun dalam pengukurannya belum didukung oleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Terkait dengan hasil pengukuran kualitas lingkungan (udara, air, dan lahan) menunjukkan bahwa kualitas lingkungan Desa Wapia-pia masih baik. Berdasarkan hasil kajian tersebut disimpulkan bahwa pengukuran IKL dalam laporan resmi IDM 2021 di desa Wapia-pia belum berbasis evidence-based practice, mengingat indikator indeks tersebut belum didukung dengan data pengukuran kualitas lingkungan, khususnya air, udara, dan lahan. Disarankan agar pemerintah mengadopsi instrumen IKLH untuk IKL di desa-desa sehingga mendukung implementasi IKLH secara berjenjang dari desa hingga pusat. Kata Kunci : IKL, Desa Pesisir, WP3K Abstract - This study uses a quantitative descriptive approach to examine the measurement of the Environmental Resilience Index (IKL) in the Village Building Index (IDM) in Wapia-pia Village, which is one of the coastal villages in the Coastal and Small Islands Region (WP3K). Study results show that although IKL is the highest index in the IDM, its measurement has not been supported by reliable data. Regarding the effects of environmental quality measurements (air, water, and land), it shows that the ecological quality of Wapia-pia Village is still good. Based on the results of the study, it was concluded that the IKL measurement in the official IDM 2021 report in the village of Wapia-pia was not based on evidence-based practice, considering that the index indicator was not yet supported by data on environmental quality measurements, particularly water, air, and land. It is recommended that the government adopt the IKLH instrument for IKL in villages to support the implementation of IKLH in stages from village to state. Keywords : IKL, Coastal Village, WP3K