Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lebar karapas-bobot, faktor kondisi, dan kelimpahan kepiting bakau berdasarkan waktu pengamatan dan jenis kelamin di perairan pesisir Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai pola pertumbuhan dan kegemukan kepiting bakau serta kelimpahannya di kawasan pesisir Kota Maros, Sulawesi Selatan. Selama penelitian di bulan Maret sampai akhir April 2016, dilakukan pengambilan sampel sekali dalam seminggu di pesisir pantai Kuri Lompo dan muara Sungai Maros yang merupakan kawasan pengembangan tambak terpadu mangrove (silvofishery) di Kabupaten Maros. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Jumlah sampel kepiting bakau yang diambil untuk analisis lebar carapace dan bobot selama penelitian sebanyak 136 ekor terdiri atas 78 ekor kepiting bakau jantan dan 58 ekor kepiting bakau betina. Jumlah ini sebesar 60% dari jumlah total kelimpahan sebesar 230 ekor. Koefisien b kepiting bakau jantan dan betina pada bulan Maret masing-masing sebesar 3,3626 dan 2,6674, Sedangkan pada bulan April, nilai b kepiting jantan dan betina masing-masing sebesar 3,5965. Relasi ini menujukkan tipe pertumbuhan untuk jantan adalah isometrik, sedangkan untuk betina adalah allometrik negatif. Sedangkan pada bulan April, kepiting bakau jantan dan betina masing-masing memiliki tipe pertumbuhan allometrik positif dan isometrik. Pada umumnya faktor kondisi kepiting bakau jantan pada Maret lebih besar dibandingkan kepiting bakau betina. Sedangkan pada bulan April faktor kondisi kepiting bakau betina lebih besar dari kepiting bakau jantan. Sifat faktor kondisi kepiting ini mewakili sebaran kelimpahan kepiting di kawasan pengembangan silvofishery pola tanggul sebesar 0.015 ind./m2. Kata kunci: Kepiting bakau, hubungan lebar karapas-bobot, faktor kondisi, kelimpahan, pesisir pantai Kabupaten Maros.