Tri Endra Untara
Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Crown lengthening disertai perawatan saluran akar dengan restorasi pasak parallel self threading dan mahkota penuh fusi metal Ilma Yudistian; Tri Endra Untara
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65724

Abstract

Mahkota klinis pendek menimbulkan permasalahan pembuatan restorasi mahkota kurang adekuat sehingga perlu dilakukan tindakan operatif, disebut fungsional crown lengthening. Tujuan laporan kasus ini untuk menginformasikan hasil perawatan crown lengthening agar didapat ferrule effect untuk restorasi mahkota penuh porselin fusi metal disertai pasak radix anchor. Pasien laki-laki 17 tahun datang ke RSGM UGM Prof. Soedomo untuk menambalkan gigi belakang kanan bawah berlubang dengan riwayat sakit spontan, saat datang tidak sakit. Pemeriksaan klinis, gigi 45 nekrosis, kavitas permukaan distal subgingiva. Radiograf menunjukkan kavitas mencapai pulpa, dasarnya hampir sejajar puncak tulang alveolar disertai lesi periapikal. Awalnya, dilakukan crown lengthening pada daerah distal, seminggu setelahnya dilakukan perawatan satu saluran akar multi kunjungan, kemudian dilakukan preparasi dan insersi radix anchor menggunakan semen resin, sekaligus pembuatan core, dilanjutkan preparasi mahkota penuh, kemudian dicetak dengan tehnik double impression. Mahkota penuh PFM diinsersikan dengan semen resin. Hasil evaluasi enam bulan, tidak ada keluhan dari pasien, dan adaptasi tepi restorasi baik. Dengan pemilihan kasus dan diagnosis yang tepat serta prosedur perawatan dan restorasi adekuat maka perawatan saluran akar dapat berhasil dan tahan lama.
Replantasi intensional fraktur gigi vertikal menggunakan mineral trioxide aggregate dan self adhesive resin cement terhadap pembentukan kolagen tipe I Tri Endra Untara; Yulita Kristanti; Andina Widyastuti
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.81868

Abstract

Replantasi intensional merupakan salah satu cara untuk mempertahankan gigi yang mengalami fraktur vertikal. Replantasi gigi dengan fraktur vertikal memerlukan kerapatan pada sisi fraktur dengan baik. Hal ini dapat dicapai dengan cara penempatan perekat fragmen fraktur yang tepat yang dapat diterima tubuh agar dicapai penyembuhan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi regenerasi jaringan periradikuler dengan indikator pembentukan kolagen tipe I pada penggunaan self-adhesive resin cement dan mineral trioxide aggregate (MTA) sebagai bahan penutup garis fraktur. Penelitian menggunakan 27 ekor kelinci New Zealand jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan. Kelompok I tanpa aplikasi bahan (kontrol), kelompok II dengan aplikasi MTA dan kelompok III dengan aplikasi self-adhesive resin cement. Pengamatan pembentukan kolagen tipe I dilakukan pada hari ke-7 (minggu I), hari ke-14 (minggu II) dan hari ke-21 (minggu III). Serum diambil dari darah kelinci melalui vena auricularis. Kadar kolagen tipe I diamati dengan rabbit collagen type I kit menggunakan teknik ELISA. Data dianalisis dengan analisis variansi dan post hoc LSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik dengan analisis variansi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan (p < 0,05) penggunaan self-adhesive resin cement dan MTA sebagai penutup garis fraktur pada replantasi intensional fraktur gigi vertikal terhadap pembentukan kolagen tipe I. Pembentukan kolagen tipe I kelompok dengan aplikasi MTA lebih tinggi dari kelompok kontrol maupun kelompok self-adhesive resin cement pada pengamatan minggu II dan minggu III (p < 0,05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pembentukan kolagen tipe I pada aplikasi MTA lebih tinggi daripada self-adhesive resin cement.