Al Supartinah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Prediksi Risiko Karies Baru Berdasarkan Konsumsi Pempek pada Anak Usia 1112 Tahun Di Palembang (Tinjauan dengan Cariogram) Marlindayanti Marlindayanti; Sri Widiati; Al Supartinah
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 21, No 2 (2014): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.478 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.8738

Abstract

Penyakit rongga mulut yang sering diderita anak adalah karies gigi. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan prevalensi karies gigi anak di Palembang sebesar 92,43%. Pempek makanan khas jenis karbohidrat lengket yang dimakan bersama kuahnya (cuko), kebiasaan anak di Palembang mengkonsumsi pempek lebih dari 2 kali sehari. Frekuensi konsumsi karbohidrat yang sering berakibat karies gigi. Kebiasaan anak di Palembang mengkonsumsi pempek merupakan faktor risiko terjadinya karies gigi. Risiko karies gigi perlu diketahui untuk melihat kisaran karies baru yang dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan memprediksi risiko terjadinya karies baru berdasarkan frekuensi konsumsi pempek di Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik cluster, subjek penelitian sebanyak 305 anak dari 52 SD di Palembang. Pengukuran prediksi risiko karies menggunakan cariogram dengan cara mengumpulkan data survei diet frekuensi konsumsi secara keseluruhan dan frekuensi konsumsi pempek, DMF-T, kapasitas buffer, sekresi saliva, plak skor, program fluor dan penyakit umum. Hasil penelitian menunjukkan prediksi risiko karies anak usia 11-12 tahun di Palembang 65,72% (kategori tinggi) kontribusi pempek 45,83% dari total konsumsi makan keseluruhan. Peluang menghindari karies sebesar 34,28%. Urutan penyebab risiko karies adalah kerentanan (31,0%), pola makan (17,36%), bakteri (8,91%) dan keadaan lain yang berpengaruh (5,35%). Kesimpulan penelitian, prediksi risiko terjadinya karies baru pada anak usia 11-12 tahun di Palembang termasuk kategori tinggi, pempek menyumbang 45,83% dari total konsumsi keseluruhan. Urutan prediksi risiko karies anak usia 11-12 tahun di Palembang, kerentanan, pola makan, bakteri dan faktor lain yang berpengaruh.  Prediction of The Risk Of New Caries Base on Pempek Consumption on Children Age 11-12 Years Old In Palembang. The oral cavity disease often suffered by children is dental caries. The previous research suggested that the prevalence of dental caries in Palembang was 92.43%. Pempek is a typical type of carbohydrate food which is eaten together with its gravy (namely cuko). Children in Palembang usually consume the food more than twice a day. The high of frequently consumption of carbohydrate often can effect in dental caries. The risk of dental caries is necessary to investigate to predict the new caries incidence. This research is aimed at predicting the risk of new caries incidence based on the consumption frequency of pempek in Palembang. This research (study) used quantitative observational method with cross sectional design and cluster sampling technique. The subject study included 305 children selected from 52 elementary schools in Palembang. Cariogram model was applied to assess the prediction of the risk of caries by collecting data on diet survey, the overall frequency of pempek consumption, DMF-T, buffer capacity, secretion of saliva, plaque score, fluor program, and common diseases. The results showed that the risk of caries incidence in Palembang was 65.72% (high) while contribution of pempek was 45.83% out of the total food consumption. The chance of avoiding caries was 34.28%. Meanwhile, the influential factors in dental caries were susceptibility (31.0%), diet (17.36%), bacteria (8.91%), and other influential factors (5.35%). This study suggested that the risk of new caries incidence in Palembang was categorized as high.Pempek contributed 45.83% of the overall food consumption. The sequence of factors influencing the risk of caries incidence in Palembang was susceptibility, diet pattern, bacteria, and other influential factors.
CARIES RISK EVALUATION USING CARIOGRAM IN MANAGEMENT OF CHILDREN RAMPANT CARIES Nurdiana Dewi; Siti Bale Sri Rantinah; Al Supartinah
Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v3i2.5385

Abstract

Background: The prevalence of rampant caries in children is still high. Management of caries should be done immediately to maintain the function of the teeth. Evaluation of rampant caries management may be performed with the cariogram. Cariogram describes the cause and sequence of caries risk. Objectives: The aim of this case report was to report the results of the evaluation of rampant caries management using cariogram in 6-year-old girls at Pediatric Dentistry Clinic of RSGMP Prof Soedomo. Method: A 6-year-old girl accompanied by her mother reported to Pediatric Dentistry Clinic of RSGMP Prof. Soedomo Faculty of Dentistry UGM with the chief complaint of multiple decayed teeth. Based on anamnesis and clinical examination, it can be concluded that the patient had rampant caries. A cariogram was performed at initial treatment, followed by  DHE and topical application fluor. Treatment was performed by restore 53, 62, 63, 64, 65, 74 and 84 using Glass Ionomer Cement (GIC). Pulpectomy were performed at 75 and 85. Teeth 52 and 54 were extracted. Crown and loop space maintainer was performed to restore 55 and obtain the space of 54. Result: Evaluation of treatment using cariogram was performed at 3rd months and 6th months evaluation. Conclusion: It was concluded that there were decreased in the magnitude of caries risk factors. The highest decreased of risk factors occurred in susceptibility and bacterial factors.
Profil Jaringan Lunak Dan Keras Wajah Lelaki Dan Perempuan Dewasa Etnis Aceh Berdasarkan Keturunan Campuran Arab, Cina, Eropa Dan Hindia Komalawati -; Etty Indriaty; Al Supartinah
Cakradonya Dental Journal Vol 5, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.03 KB)

Abstract

Profil Jaringan Lunak Dan Keras Wajah Lelaki Dan PPenelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik bentuk wajah etnis Aceh pada ukuran dan perbandingan profil jaringan lunak dan jaringan keras wajah lelaki dan perempuan dewasa Aceh berdasarkan keturunan campuran Arab, Cina, Eropa dan Hindia yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam. Keturunan Arab diseleksi berdasarkan daerah Aceh Besar dan Banda Aceh, keturunan Cina di seleksi pada daerah Aceh Utara dan Aceh Timur, keturunan Eropa di seleksi pada daerah Aceh Barat dan Aceh Selatan, keturunan Hindia di seleksi pada daerah Aceh Sigli dan Aceh Pidie. Pendekatan sefalogram lateral sejumlah 273 lembar terdiri dari subjek 130 lelaki dan 143 perempuan, umur 17 – 21 tahun dengan oklusi normal, klas I Angle, wajah simetris, jarak tumpang gigit 2-4 mm dan dua generasi keturunan keatas. Analisis Downs dipakai untuk menentukan derajat retrusi atau protrusi mandibula dan maksila dengan mengukur sudut fasial dan sudut konveksity, garis estetik Riketts di gunakan untuk menentukan posisi jaringan lunak bibir terhadap profil wajah secara keseluruhan. Analisis of varian 2 jalur digunakan untuk menentukan taraf signifikansi asal keturunan jenis kelamin antara lelaki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil wajah adalah lurus (orthognathi) dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p 0,05) antara bentuk profil jaringan lunak dan keras wajah suku Aceh keturunan Arab, Cina, Eropa dan Hindia, baik pada lelaki maupun pada perempuan. Kesimpulan: Etnik Aceh berasal dari ras Mongoloid subras Deutero-Melayid mempunyai profil jaringan lunak dan keras wajah lurus (orthognathi), sama seperti ras Kaukasian.rempuan Dewasa Etnis Aceh Berdasarkan Keturunan Campuran Arab, Cina, Eropa Dan Hindia
Profil Jaringan Lunak Dan Keras Wajah Lelaki Dan Perempuan Dewasa Etnis Aceh Berdasarkan Keturunan Campuran Arab, Cina, Eropa Dan Hindia Komalawati -; Etty Indriaty; Al Supartinah
Cakradonya Dental Journal Vol 5, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Profil Jaringan Lunak Dan Keras Wajah Lelaki Dan PPenelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik bentuk wajah etnis Aceh pada ukuran dan perbandingan profil jaringan lunak dan jaringan keras wajah lelaki dan perempuan dewasa Aceh berdasarkan keturunan campuran Arab, Cina, Eropa dan Hindia yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam. Keturunan Arab diseleksi berdasarkan daerah Aceh Besar dan Banda Aceh, keturunan Cina di seleksi pada daerah Aceh Utara dan Aceh Timur, keturunan Eropa di seleksi pada daerah Aceh Barat dan Aceh Selatan, keturunan Hindia di seleksi pada daerah Aceh Sigli dan Aceh Pidie. Pendekatan sefalogram lateral sejumlah 273 lembar terdiri dari subjek 130 lelaki dan 143 perempuan, umur 17 21 tahun dengan oklusi normal, klas I Angle, wajah simetris, jarak tumpang gigit 2-4 mm dan dua generasi keturunan keatas. Analisis Downs dipakai untuk menentukan derajat retrusi atau protrusi mandibula dan maksila dengan mengukur sudut fasial dan sudut konveksity, garis estetik Riketts di gunakan untuk menentukan posisi jaringan lunak bibir terhadap profil wajah secara keseluruhan. Analisis of varian 2 jalur digunakan untuk menentukan taraf signifikansi asal keturunan jenis kelamin antara lelaki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil wajah adalah lurus (orthognathi) dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p 0,05) antara bentuk profil jaringan lunak dan keras wajah suku Aceh keturunan Arab, Cina, Eropa dan Hindia, baik pada lelaki maupun pada perempuan. Kesimpulan: Etnik Aceh berasal dari ras Mongoloid subras Deutero-Melayid mempunyai profil jaringan lunak dan keras wajah lurus (orthognathi), sama seperti ras Kaukasian.rempuan Dewasa Etnis Aceh Berdasarkan Keturunan Campuran Arab, Cina, Eropa Dan Hindia