Pemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadapproperti yang ada di dalam settingnya. Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerimamasukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia. Selanjutnya melaluikeberadaan properti yang ada di dalam setting yang berlaku sebagai stimulus, akandikirimkan dari mata ke otak untuk dipahami dan diberi makna berdasarkan pengalamanmasing-masing pengguna.Dengan demikian dapat dirumuskan tentang dugaan penyebab munculnya maknaganda pada fenomena setting alun-alun Purwokerto, yaitu adanya perbedaan persepsisebagai akibat pegeseran fungsi dalam konsepsi ruang berkumpul / publik. Adapunperbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (pengguna alun-alun, dalam hal ini remaja) yang berupa motiv, harapan, dan minat remaja terhadap settingalun-alun.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi remajaterhadap atribut ruang berkumpul pada setting alun-alun Purwokerto. Teori operasionaldibangun dengan mendasarkan pada teori Weismann (1981) tentang atribut sebagai variabelbebas, serta teori Paull. A. Bell, dkk (1978) tentang persepsi dan teori Atkinson Rita. L, dkk(1983) tentang faktor internal sebagai variabel terikat. Sedangkan metoda analisis yangdigunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan statistik deskriptif.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi remajaterhadap atribut kenyamanan ruang berkumpul pada setting alun-alun Purwokerto. Sedanghasil penelitian menunjukan: persepsi remaja terhadap atribut kenyamanan berdasar kondisiudara segar (indera peraba) 32,65%, kondisi pencahayaan (indera penglihatan) 26,53%, dankondisi ketenangan suasana (indera pendengaran) 14,28%.Kata Kunci: Persepsi, Atribut, Kenyamanan.