Properti didalam setting akan menjadi stimulus bagi pengguna lingkungan berdasar pengalamannya dalammemaknai lingkungan. Perbedaan makna lingkungan yang didasarkan pada stimulus sedemikian disebutsebagai persepsi. Dengan mendasarkan pada pemahaman tentang persepsi tersebut, dapat diamati adanyafenomena makna ganda (ambigu) pada setting alun-alun Purwokerto. Yaitu perbedaan persepsi dalammemaknai atribut aksesibilitasnya.Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi menyangkut faktor internal individu (remaja)yang berupa motiv, harapan, dan minat terhadap setting alun-alun berkaitan dengan atribut aksesibilitasrumah menuju alun-alun.Teori penelitian dibangun berdasar teori Weismann (1981) tentang atribut sebagai variabel bebas, sertateori Paull. A. Bell, dkk (1978) dalam Sarwono (1995) tentang persepsi dan teori Atkinson Rita. L, dkk(1983) tentang faktor internal sebagai variabel terikat. Sedangkan metoda analisis yang digunakan adalahperhitungan statistik deskriptif.Dengan mendasarkan bangun teori diatas, dapat dijelaskan keterkaitan persepsi remaja terhadap atributaksesibilitasnya. Hasil penelitian terhadap 50 remaja sebagai responden (1 kuesioner rusak/tidak dapatuntuk mendeteksi persepsi) menunjukan persepsi terhadap atribut aksesibilitas berdasar kondisi jauh darirumah (˃ dari 30 Km) 28,57% dan dekat dari rumah (˂ dari 30 Km) 22,45%.Kata Kunci: Persepsi, Atribut, Aksesibilitas.
Copyrights © 2016