Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OPTIMASI PENGECORAN STAYED CABLE BETON JEMBATAN PULAU BALANG Armen Adekristi; Adi Sutrisno; Dhono Nugroho; Sofyan Ramadhani
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jh.v7i1.4553.53-68

Abstract

Abstract Balang Island Bridge is the second longest cable-stayed bridge in Indonesia. This bridge is planned to have 4 traffic lanes with a total length of 971 m. This paper presents the experience of building the main deck of the Pulau Balang Bridge, starting from the challenges of work and optimization, so that the work sequence on this bridge is the fastest in Indonesia. Concrete job mix, equipment arrangement, form traveler design, and detailed calculations on the construction sequence are critical to the success of this project. This study shows that the optimization carried out in the construction of this bridge can shorten the work cycle, from 14 days to 9 days per segment. Keywords: bridge; cable-stayed; optimization; construction sequence; work cycle.  Abstrak Jembatan Pulau Balang merupakan jembatan stayed cable terpanjang kedua di Indonesia. Jembatan ini direncanakan mempunyai 4 lajur lalu lintas dengan panjang total 971 m. Pada makalah ini disajikan pengalaman pelaksanaan pengecoran main deck Jembatan Pulau Balang, dimulai dari tantangan pekerjaan dan optimasi yang dilakukan, sehingga menjadikannya siklus kerja di jembatan inni menjadi yang tercepat Indonesia. Job mix beton, penempatan alat, desain form traveler, dan perhitungan detail pada urutan konstruksi menjadi kunci suksesnya pekerjaan ini. Studi ini menunjukkan bahwa optimasi yang dilakukan pada pembangunan jembatan ini dapat mempersingkat siklus pekerjaan, dari 14 hari menjadi 9 hari per segmen. Kata-kata kunci: jembatan; jembatan stayed cable; optimasi; urutan kosntruksi; siklus pekerjaan.
ANALISIS HAK KEPEMILIKAN LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA SETABU DAN DESA LIANG BUNYU KECAMATAN SEBATIK BARAT KABUPATEN NUNUKAN Deby Ayu Herlin; Adi Sutrisno
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i2.1511

Abstract

ABSTRACT While the research objectives formulated based on the background are: (1) to know the ownership rights of plantation land based on legislation in laws in the Republic of Indonesia; (2) to know the facts of land ownership rights of oil palm plantations in Setabu Village and Liang Bunyu Village, West Sebatik District, Nunukan Regency; and (3) to know the suitability of the land ownership rights stated in the laws and regulations with the ownership facts in Setabu and Liang Bunyu Villages in West Sebatik District, Nunukan Regency. The data used consists of secondary data and primary data, collected using document study techniques and interviews using questionnaires. The data obtained are then analyzed using qualitative content analysis techniques and qualitative descriptive analysis. The results of this study are (1) plantation land ownership rights based on laws and regulations consisting of ownership rights, use rights, business use rights and customary rights, where ownership rights are the most fulfilled and strongest rights: (2) plantation land rights over land controlled by farmers in Setabu Village and Liang Bunyu Village are "Right of Ownership" with proof of title in the form of Certificate, Letter of Village Head (SPPT) and Sub-District Letter (SPPH); and (3) the plantation ownership rights included in the legislation and the ownership rights to the plantation land controlled by the farmers of Setabu Village and Liang Bunyu Village are in conformity, namely the ownership of plantation land in the form of " Ownership Rights ", but evidence of plantation ownership rights in the two villages are more in the form of a Village Head Letter (SPPT) and Sub-District Letter (SPPH). Keywords: Property rights, legislationABSTRAK Sedangkan tujuan penelitian yang dirumuskan berdasarkan latar belakang adalah: (1) untuk mengetahui hak kepemilikan lahan perkebunan berdasarkan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia; (2) untuk mengetahui fakta hak kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Setabu dan Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan; dan (3) untuk mengetahui kesesuaian hak kepemilikan tanah yang dinyatakan dalam undang-undang dan peraturan dengan fakta kepemilikan di Desa Setabu dan Liang Bunyu di Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan. Data yang digunakan terdiri dari data sekunder dan data primer, dikumpulkan menggunakan teknik studi dokumen dan wawancara menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi kualitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) hak kepemilikan tanah perkebunan berdasarkan hukum dan peraturan yang terdiri dari hak kepemilikan, hak pakai, hak pakai bisnis dan hak ulayat, di mana hak kepemilikan adalah hak yang paling terpenuhi dan terkuat: (2) hak atas tanah perkebunan atas tanah yang dikuasai oleh petani di Desa Setabu dan Desa Liang Bunyu adalah "Hak Kepemilikan" dengan bukti kepemilikan dalam bentuk Sertifikat, Surat Kepala Desa (SPPT) dan Surat Kecamatan (SPPH); dan (3) hak kepemilikan perkebunan yang termasuk dalam undang-undang dan hak kepemilikan atas tanah perkebunan yang dikendalikan oleh petani Desa Setabu dan Desa Liang Bunyu sudah sesuai, yaitu kepemilikan tanah perkebunan dalam bentuk "Hak Kepemilikan", namun bukti hak kepemilikan perkebunan di kedua desa tersebut lebih berupa Surat Kepala Desa (SPPT) dan Surat Camat (SPPH). Kata kunci: Hak properti, undang-undang
AFFIXES ANALYSIS OF SELOGUDIGAN DIALECT: AN ETHNOLINGUISTIC STUDY Sri Andayani; Indra Tjahyadi; Hosnol Wafa; Adi Sutrisno
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 17, No 2 (2022): LiNGUA
Publisher : Laboratorium Informasi & Publikasi Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/ling.v17i2.17712

Abstract

This study aims to describe the patterns and kinds of the prefixes and suffixes of the Selogudigan dialect, a Javanese dialect used by the Selogudig society living in the Probolinggo district. The study is descriptive qualitative and uses a morphological approach to analyze the data, especially in affixation. An interview was done to collect and clarify the data. The interview is transcripted in a phonetical transcription by using IPA symbols. Based on the analysis, it is found that there are five significant prefixes and eight significant suffixes used in the Selogudigan dialect. The prefixes are {N-, i-, mən-, sə-, a-}. The prefix {N-} has allomorphs. They are {m-, n-, ŋ-, ɲ-, ŋə-}. The suffixes are {-i, -an, ­-ane, -ni, -ən, -nɔ, -ɔnɔ, -e}. The result of this study implies that the affixes which form the morphological pattern of Selogudig vocabularies are often pronounced not in a way the original affixes do. Not to mention, several affixes also change the word class of the root morpheme.