Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

BATAS AURAT PEREMPUAN Nurmala HAK
An Nisa'a Vol 7 No 2 (2012): An Nisa'a
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri Raden fatah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

When conversing genitals problem, in syara' text by authoritative do not clearly and coherent mention boundary of women’s genitals (aurat). All sect of Moslem scholar  interpret it with tendency of each direct very barbed possible with reality of life that happened and expand. From coverage of entire relevant text with definition genitals (aurat), even from Al-Qur'an and also hadits still be common enough, so that coverage of text assumed legal for considering almost entire body of woman is genitals (aurat), in consequence there is tendency of discussion of about genitals (aurat) become limited to group of just woman. This article want to study farther how boundary of woman’s genitals (aurat) according to Islam concept.
PERGESERAN MAKNA ESENSI WALIMATUL ‘URS Annas Muhtadin; Rina Antasari; Nurmala HAK
Usroh: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 6 No 1 (2022): Usroh
Publisher : Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.781 KB)

Abstract

The form of the marriage ceremony in Islam is commonly known as walimah al-urs. The Qur'an does not mention the implementation of walimah al-urs, but only recommends getting married. In the past, the wedding party was enough to invite neighbors and family. Usually the family who will be the witnesses attend a very historic event for the bride and groom, accompanied by reading the Koran, prayers and praise of gratitude to Allah SWT. However, at this time the implementation of walimah al-urs has undergone a change or a shift that is almost out of the goal of walimah al-urs itself, it has become a common culture that a wedding or walimah al-urs must be luxurious, starting from giving dowries and holding a big party. -size and so on. This is what happened in the community of Pedamaran District, Ogan Komering Ilir Regency. This research is classified as field research with empirical normative research methods. Based on the results of the study, it was concluded that walimah al-urs or wedding parties in Pedamaran District, Ogan Komering Ilir Regency had become a tradition or habit and had even become a necessity whose implementation was related to the holding of a marriage. The initial goal of the people of Pedamaran District, Ogan Komering Ilir Regency in walimah al-urs was very good, namely to please children and to entertain invited guests and as an expression of gratitude, but in practice it has experienced a shift and the resulting impact is social jealousy between communities, used to gain profit (business), the nature of prestige, disturbing the peace caused by the community. Keywords: Walimah Al-Urs; Sociology; Family Law
PERAN KUA DALAM PENCEGAHAN PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR PASCA BERLAKUNYA UU NOMOR 16 TAHUN 2019 Jaka Sanjaya; Nurmala HAK; Ifrohati Ifrohati
Usroh: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 6 No 2 (2022): Usroh
Publisher : Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilator belakangi oleh adanya peran KUA terhadap kebijakan pemerintah dalam pencegahan pernikahan anak dibawah umur pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran KUA dalam pencegahan pernikahan anak dibawah umur di KUA Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU dan untuk mengetahui Efektivitas peran KUA terhadap kebijakan dalam pencegahan pernikahan anak dibawah umur di KUA Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Lapangan (field research). Jenis Data adalah Data Kualitatif, dengan sumber data Primer, sekunder dan tersier. Sedangkan tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Tehnik analisa data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Kemudian pembahasan ini disimpulkan secara deduktif yaitu dari umum ke khusus. Dalam penelitian ini penulis ada beberapa hal yaitu pertama peran KUA Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU terhadap kebijakan dalam pencegahan pernikahan anak dibawah umur pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Keterangan tersebut menjelaskan bahwakepala KUA Lubuk Batang Kabupaten OKU berperan sebagai BP4 Kecamatan memiliki program yang dinamakan dengan Suscatin atau Kursus Calon Pengantin sebagai wadah yang ditujukan bagi para pengantin untuk dibimbing, diarahkan dan dinasehati termasuk pernikahan dini yang akan dilakukan, dalam program suscatin ini para remaja yang akan menikah dijelaskan mengenai dampak pernikahan, permasalahan dalam pernikahan khususnya mengenai aturan batasan umur yang ditetapkan oleh Pemerintah bagi masyarakat yaitu berumur 19 tahun. Jika umur calon pengantin belum berumur 19 tahun maka tetap di berikan program suscatin namun mereka belum bisa untuk menikah dikarenakan belum cukup umur berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Kedua, efektivitas peran KUA terhadap kebijakan dalam pencegahan pernikahan anak dibawah umur di KUA Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU. Berdasarkan data yang saya dapatkan dari kepala KUA Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU bahwa peran kepala KUA dalam keefektipan mengenai kebijakan dalam pencegahan pernikahan anak dibawah umur di KUA Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU belum dapat dilaksanakan sepenuhnya.di sisi lain jika masih ada remaja yang masih ingin melakukan pernikahan maka akan diberikan dispensasi nikah. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-UndangNomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan. Kata kunci : Peran KUA, Pernikahan dibawah umur, Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019
Upaya Keluarga Pra-Sejahtera dalam Mempertahankan Keharmonisan Keluarga Pada Masa Pandemi Covid-19 Perspektif Hukum Keluarga Islam Rusmala Dewi; Nurmala HAK; Vera Yuliana
Journal of Sharia and Legal Science Vol. 1 No. 1 (2023): Journal of Sharia and Legal Science
Publisher : CV. Doki Course and Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61994/jsls.v1i1.40

Abstract

This article aims to examine pre-prosperous families who are still able to maintain harmony in the household even though they are affected by the pandemic. As it is known that the Covid-19 Pandemic has caused most family economies to be unfavorable, so that it has become a problem in maintaining household harmony and integrity. Thus, this research discusses the efforts of pre-prosperous families in maintaining family harmony during the Covid-19 pandemic and examines it from the perspective of Islamic family law. The type of research used is field research. The research location is in Suka Mulya Village, Lempuing District, Ogan Komering Ilir Regency. Primary data was obtained from interviews and observations, while secondary data was obtained from the literature concerned with the research object. The results of the study found that the efforts made by pre-prosperous families in maintaining family harmony even though they were affected by a pandemic were in accordance with the provisions stipulated in Islamic family law, namely getting closer to Allah, trying hard to fulfill their daily needs, doing things that positive, maintain communication between families and spend time with family.