Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

OPTIMALISASI KETAHANAN KELUARGA MELALUI NILAI-NILAI AGAMA SEBAGAI BASIS PENDIDIKAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Dedi Junaedi; Sahliah Sahliah; Nandang Rukanda; Tamtam Kamaluddin
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 8, No 2, Oktober (2021)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.975 KB) | DOI: 10.37598/pjpp.v8i2, Oktober.912

Abstract

Melihat kondisi masa covid-19 ditambah lagi dengan beragamnya paham di Indonesia sehingga bermunculan salah satunya, paham radikalisme Islam dapat berkembang di sekolah-sekolah umum melalui guru agama dan kegiatan keagamaan. Hal ini terjadi karena kontrol terhadap materi agama dan kerja guru agama tidak cukup kuat untuk menutup celah masuknya paham radikal. Akibatnya, peran ayah dan ibu  harus berperan aktif mendampingi anak ketika di rumah atau di luar rumah sebagai basis pendidikan. Penelitian-penelitian  yang sudah dilakukan hanya berfokus pada radikalisme dan nilai-nilai agama Islam yang terjadi pada masyarakat, belum ada yang khusus membahas mengenai bagaimana nilai-nilai Islam mewarnai ketahanan keluarga dalam menangkal radikalisme sejak dini di masa covid-19 pada. Inilah yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library research. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa optimalisasi ketahanan keluarga melalui nilai-nilai agama sebagai basis pendidikan di tengah pendemi Covid1-9 meliputi: (1) peran keluarga, (2) pendidikan tauhid dan akhlak, (3) pendidikan Alquran, (4) pendidikan tentang sosial kemasyarakatan. Adapun rekomendasi untuk pemerintah harus senantiasa memberdayakan institusi keluarga khususnya orang tua harus lebih serius mendidik anak dari sejak dini menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan sehari-hari yang berlandasan terhadap  al Quran hadits dan lebih mengoptimalkan dalam menghadapi permasalah covid-19 untuk mencegah munculnya radikalisme di dalam keluarga.
Kemampuan Powder Activated Carbon dalam Menurunkan Kadar Besi Total pada Air Sumur Bor di Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar Tahun 2016 Sahliah Sahliah; Munawar Raharja; Syarifudin A.
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 14 No. 1, Januari 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.055 KB) | DOI: 10.31964/jkl.v14i1.58

Abstract

Abstract: Powder Activated Carbon Capability In Reducing Total Iron Content In Borehole Well Water In Astambul District Banjar Regency Year 2016. Borehole well water in Astambul Regency is proved containing total iron content with physical characteristics such as the yellow-colored deposits and malodorous smell, then it should be do water processing first, which one alternative is using powder activated carbon. This study aims to find out total iron content in borehole well water after given a treatment by adding powder activated carbon according dose variance and contact time. Dependence variable of this study (total iron content), independence variable (variance and contact time with jar test method). This study is true experimental in nature. The study sample is a resident’s borehole well water in Tambak Danau Village Astambul District Banjar Regency. Data analysis is using Two-Way Anova statistical test. The study results total iron content in borehole well water before processing 3.35 mg/L Fe, after processing the decreasing result to the highest dose variance 0.8 gr/L and contact time 30 minutes results to 0.46 mg/L Fe with declining percentage is 76.64%. The statistical test result in p-value 0.000 < alpha value 0.05. It means, there is a difference in the decrease of total iron content due dose variance and contact time variance. Meanwhile the result of dose*time p-value 0.354 > alpha value 0.05. It means, there is no difference in the decrease of total iron content due to the powder activated carbon dose and contact time variance interaction. Keywords: Total iron content; activated carbon.
HUKUM PELAKSANAAN PELUNASAN HUTANG PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN TENAGA MENURUT IMAM MALIK (Studi Kasus Di Kelurahan Langga Payung Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan) Lisma Yanti Harahap; Sahmiar Pulungan; Sahliah Sahliah
ISLAMIC BUSSINESS LAW REVIEW Vol 2, No 1 (2019): Juli-Desember 2019
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beragam cara untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan semakin beragam pula kebutuhan dan menciptakan lapangan kerja baru dan usaha-usaha yang bisa dilakukan oleh setiap manusia. Kendala yang sering digaungkan adalah berkaitan dengan modal sebagai uang awal untuk memulai usaha, bagi mereka yang ingin melakukan usaha, Terdapat juga masyarakat yang harus berkutat untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja. Salah satu yang menjadi kebiasaan untuk mendapatkan modal adalah dengan cara berhutang, karena berhutang bagi sebagian kalangan masih dianggap mulia apabila dibandingkan dengan meminta-minta. Tidak semua manusia mempunyai kemampuan dan rezeky yang sama, sehingga dalam bermu’amalah  kepada satu orang kepada orang lainnya, dengan adanya status yang tetap mengenai kepemilikan, yakni peminjam harus mengembalikan benda atau uang yang dipinjam sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Di Kelurahan Langga Payung Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan terdapat satu kebiasaan tentang pengembalian uang yang dipinjam, yakni apabila peminjam tidak sanggup mengembalikan sejumlah uang yang bdipinjam, maka ia diharuskan untuk mengembaikannya dengan cara beekrja atau memberikan tenaga kepada kepada pemberi pinjaman. Menurut Imam Maiki, praktik yang terjadi tersebut hukumnya haram, karena dianggap bagian dari riba, karena mengambil keuntungan dari orang lain, meskipun secara kasat mata ini adalah cara untuk menyelesaikan masalah, tapi bagi Imam Malik itu merupakan perbuatan yang terlarang dalam pangdangan agama Islam, pola transaksi seperti ini bisa menimbulkan penzhaliman antara sesama muslim.
HUKUM PELAKSANAAN PELUNASAN HUTANG PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN TENAGA MENURUT IMAM MALIK (Studi Kasus Di Kelurahan Langga Payung Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan) Lisma Yanti Harahap; Sahmiar Pulungan; Sahliah Sahliah
ISLAMIC BUSSINESS LAW REVIEW Vol 2, No 1 (2019): Juli-Desember 2019
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/iblr.v2i1.6511

Abstract

Beragam cara untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan semakin beragam pula kebutuhan dan menciptakan lapangan kerja baru dan usaha-usaha yang bisa dilakukan oleh setiap manusia. Kendala yang sering digaungkan adalah berkaitan dengan modal sebagai uang awal untuk memulai usaha, bagi mereka yang ingin melakukan usaha, Terdapat juga masyarakat yang harus berkutat untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja. Salah satu yang menjadi kebiasaan untuk mendapatkan modal adalah dengan cara berhutang, karena berhutang bagi sebagian kalangan masih dianggap mulia apabila dibandingkan dengan meminta-minta. Tidak semua manusia mempunyai kemampuan dan rezeky yang sama, sehingga dalam bermu’amalah  kepada satu orang kepada orang lainnya, dengan adanya status yang tetap mengenai kepemilikan, yakni peminjam harus mengembalikan benda atau uang yang dipinjam sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Di Kelurahan Langga Payung Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan terdapat satu kebiasaan tentang pengembalian uang yang dipinjam, yakni apabila peminjam tidak sanggup mengembalikan sejumlah uang yang bdipinjam, maka ia diharuskan untuk mengembaikannya dengan cara beekrja atau memberikan tenaga kepada kepada pemberi pinjaman. Menurut Imam Maiki, praktik yang terjadi tersebut hukumnya haram, karena dianggap bagian dari riba, karena mengambil keuntungan dari orang lain, meskipun secara kasat mata ini adalah cara untuk menyelesaikan masalah, tapi bagi Imam Malik itu merupakan perbuatan yang terlarang dalam pangdangan agama Islam, pola transaksi seperti ini bisa menimbulkan penzhaliman antara sesama muslim.