Gunawan Nusanto
Prodi Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI TERHADAP TEKNIK PENATAAN LAHAN PADA LERENG REKLAMASI DI DAERAH TIMBUNAN TONGOLOKA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KECAMATAN SEKONGKANG KAB. SUMBAWA BARAT PROV. NUSA TENGGARA BARAT Eriani Dwi Rahmawati; Gunawan Nusanto; Bambang Wisaksono
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v2i1.1666

Abstract

Kegiatan reklamasi di PT. Newmont Nusa Tenggara melakukan kegiatan reklamasi pada daerah timbunan batuan penutup dengan membentuk lahan reklamasi menjadi sebuah lereng dengan panjang ± 60 meter. Bentuk lereng seperti itu dapat menimbulkan erosi yang besar karena pada lereng tidak terdapat penahan laju erosi.Hasil perhitungan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada beberapa lereng hasil reklamasi dan lereng menunjukkan hasil sebagai berikut :Lereng 1 tahun 2012 - sebesar 36,93 ton/ha/th termasuk erosi ringanLereng 2 tahun 2013 – sebesar 2.216,12 ton/ha/th termasuk erosi sangat beratLereng 3 tahun 2013 – sebesar 2.011,28 ton/ha/th termasuk erosi sangat beratLereng 4 tahun  2014 – sebesar 2.364,4 ton/ha/th termasuk erosi sangat beratLereng 5 tahun 2014 – sebesar 1.723,75 ton/ha/th termasuk erosi sangat beratLereng 6 tahun 2015 – sebesar 6.796,17 ton/ha/th termasuk erosi sangat beratEnergy break – sebesar 1.040,62 termasuk erosi sangat beratHasil perhitungan TBE yang didapat sangat besar yang dapat memicu terjadinya longsor. Dengan demikian teknik penataan lahan perlu dibenahi agar dapat mengurangi erosi yang terjadi. Teras bangku direkomendasikan untuk digunakan karena memiliki jenjang untuk menangkap sedimen yang sangat membantu dalam pencegahan erosi. Hasil perhitungan Tingkat Bahaya Erosi setelah konservasi sebagai berikut :Lereng tahun 2012 – sebesar 0,67 ton/ha/th termasuk erosi sangat ringanLereng tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 – sebesar 40,1 ton/ha/th termasuk erosi ringanLereng tahun 2015 – sebesar 133,67 ton/ha/th termasuk erosi sedang
ANALISIS RECOVERY GAS PADA PROSES DEWATERING SUMUR CBM 2# LAPANGAN XX PT YY CBM SEKAYU, KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Indah Setyowati; Gunawan Nusanto; Hartono Hartono; Rizky Ferdian
PROMINE Vol 2 No 1 (2014): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.78 KB) | DOI: 10.33019/promine.v2i1.69

Abstract

PT YY CBM Sekayu telah melakukan lima pengeboran sumur eksplorasi yang dilanjutkan dengan pengeboran eksploitasi untuk memproduksi gas methane batubara di Blok Sekayu.Kelima sumur tersebut yaitu sumur CBM 1# , sumur CBM 2# , sumur CBM 3# , sumur CBM 4 # dan sumur CBM 5 #. Dari kelima sumur tersebut hanya sumur CBM 2 # yang sudah berproduksi, dengan dipasang pompa untuk kegiatan dewatering dan sudah menghasilkan gas. Sumur CBM 2# memiliki kedalaman 594,36 m dan terdapat tiga lapisan batubara yaitu lapisan batubara A pada kedalaman 271,88 – 305,71 m , lapisan batubara B pada kedalaman 318,21 – 339,24 m serta lapisan batubara C pada kedalaman 521,21 – 564,79 m. Kegiatan eksploitasi CBM di sumur CBM 2# menggunakan metode cased hole completion , yaitu air dan gas diproduksi bersamaan dari ke tiga lapisan batubara tersebut. Dari hasil perhitungan gas storage capacity dengan menggunakan persamaan Langmuir , maka laposan batubara A mempunyai storage capacity sebesar 114,72 scf/ton dan storage capacity pada lapisan batubara B sebesar 332,54 scf/ton. Banyaknya kandungan air dalam lapisan butubara di sumur CBM 2# yaitu 351.212.755,44 barel. Proses dewatering bertujuan untuk menurunkan tekanan reservoir dengan cara melakukan pemompaan air dari dalam lapisan batubara, dengan turunnya tekanan reservoir maka gas methane dapat keluar dari lapisan batubara dan mengalir melalui cleat menuju sumur pengeboran. Dari data hubungan antara tekanan reservoir dengan laju produksi air dan gas pada tekanan reservoir 1000 psia produksi air sebesar 2.703,2 barel sedangkan produksi gas 398,9 scf.Seiring dengan menurunnya tekanan reservoir dari kegiatan dewatering, maka produksi gas menjadi lebih besar dibandingkan dengan produksi air.Hal ini terlihat pada saat tekanan reservoir menurun sampai pada tekanan 500 psia maka produksi gas meningkat menjadi 59.284 scf sedangkan produksi air sebesar 32.351,6 barel. Untuk menghitung recovery gas pada saat produksi gas methane batubara dapat dihitung berdasarkan grafik Langmuir yang dihasilkan.