Isnaini Isnaini
Fakultas Pertanian, Universitas Riau

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Induksi kalus daun binahong merah (Basella rubra L.) dengan pe,berian 2,4-D dan kinetin Fetmi Silvina; Isnaini Isnaini; Widya Ningsih
Jurnal Agro Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/14273

Abstract

Tanaman binahong merah (Basella rubra L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder berkhasiat obat. Kultur kalus adalah salah satu solusi dalam menghasilkan senyawa metabolit sekunder dengan jumlah yang besar.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian 2,4-D dan kinetin dalam menginduksi kalus daun binahong merah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Riau pada bulan November 2019 sampai Maret 2020. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari dua faktor yaitu 2,4-D dengan empat taraf konsentrasi yaitu 0 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm dan 2 ppm dan kinetin dengan empat taraf konsentrasi yaitu 0 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm dan 2 ppm dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan tanpa 2,4-D dan 0,5 ppm kinetin memberikan respon terbaik pada saat muncul kalus 11,67 HST dan perlakuan 1 ppm 2,4-D dan 2 ppm kinetin memberikan respon terbaik pada persentase keberhasilan induksi kalus 62,50 %.  Red binahong (Basella rubra L.) is a plant that contains medicinal secondary metabolites.  Callus culture is one solution in producing secondary metabolites in large quantities. This research aimed to determine the effect of 2,4-D and kinetin in inducing callus on red binahong leaves. The research was conducted at the Laboratory of Plant Biotechnology, Faculty of Agriculture, the University of Riau from November 2019 to March 2020. The experiment used a randomized block design with two factors, namely four levels of 2,4-D 0, 0.5, 1, and 2 ppm and four levels of kinetin namely 0, 0.5, 1, and 2 ppm with three replications. The results showed that a combination of 0 ppm 2,4-D and 0.5 ppm kinetin and 1 ppm 2,4-D and 2 ppm had the fastest callus formation 11.67 DAP and a combination of 1 ppm 2,4-D and 2 ppm kinetin produced weigher callus 6.4 mg and had a percentage of callus formation 62.50%.
Estimasi Gas Rumah Kaca dari Sektor Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau Aryo Sasmita; Isnaini Isnaini; Rizki Zustika
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.01.5

Abstract

ABSTRAK Pertanian merupakan sektor yang berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kampar. Namun di sisi lain, sektor pertanian ini termasuk di dalamnya peternakan dan perkebunan turut menyumbang 8% dari emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Nasional Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai emisi gas rumah kaca di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan di Kabupaten Kampar. Metode yang digunakan dalam perhitungan emisi menggunakan metode Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) 2006 dan 2019 Refinement to the 2006 dengan pendekatan Tier 1. Emisi GRK dihitung dari kegiatan penanaman padi, penggunaan pupuk, pengelolaan tanah, pengelolaan kotoran hewan, dan hasil fermentasi enterik dari proses pencernaan hewan. Data didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kampar yang telah dikonfirmasi oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa emisi GRK di Kabupaten Kampar dari sektor pertanian dan perkebunan adalah sebesar 297.15 Gg CO2 ekivalen per tahun, sedangkan emisi GRK dari sektor peternakan sebesar 14,012.24 Gg CO2  ekivalen per tahun. Emisi GRK total dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan tahun 2019 adalah sebesar 14,309.39 Gg CO2 ekivalen per tahun, dimana sektor peternakan berkontribusi paling besar sebesar 97.92%.Kata kunci : emisi GRK, Kabupaten Kampar, perkebunan, pertanian, peternakan  ABSTRACT Agriculture is a sector that contributes greatly to the economic growth in Kampar Regency. However, the agricultural sectors include animal husbandry and plantations accounted for 8% of Indonesia's national Greenhouse Gas (GHG) emissions. This study aims were to obtain emission values in the agriculture, plantation, and animal husbandry sectors in Kampar Regency. The emission calculation method is based on the IPCC 2006 and 2019 refinement to the 2006 method with a Tier 1 approach. GHG emissions are calculated from rice cultivation activities, fertilizers usage, soil management, animal manure management, and the results of enteric fermentation from the digestion of animals. Data were obtained from BPS Kampar Regency confirmed by Department of Food Crops and Horticulture in Kampar Regency. The results showed that the GHG emission in Kampar Regency from the agricultural and the plantation sectors was 297.15 Gg CO2 equivalent per year, and the GHG emission from the animal husbandry sector was 14,012.24 Gg CO2 equivalent per year. The total GHG emissions from the agricultural, plantation, and animal husbandry sectors in 2020 amounted to 14,309.39 Gg CO2 equivalent per year, where the animal husbandry sector contributed the most by 97.92%.Keywords : GHG emissions, Kampar District, plantations, agriculture, animal husbandry
Karakterisasi Morfologi Malai Plasma Nutfah Padi Lokal Asal Kabupaten Rokan Hilir, Riau Ngatiman Ngatiman; Supriyadi Supriyadi; Isnaini Isnaini
Unri Conference Series: Agriculture and Food Security Vol 1 (2019): Seminar Nasional Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.193 KB) | DOI: 10.31258/unricsagr.1a1

Abstract

Introduksi varietas padi unggul dan konversi lahan sawah yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia menyebabkan tergerusnya keragaman genetik padi lokal. Peningkatan dan pelestarian genetik padi dapat dilakukan melalui kegiatan eksplorasi dan karakterisasi. Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah sentra produksi padi di Provinsi Riau dan diindikasikan memiliki banyak plasma nutfah padi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data keragaan dan hubungan kekerabatan plasma nutfah padi lokal asal Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan karakter morfologi malai. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif bersifat deskriptif analisis, meliputi karakterisasi dan analisis kekerabatan. Hasil analisis kekerabatan terhadap karakter morfologi 16 plasma nutfah padi lokal asal Kabupaten Rokan Hilir terbagi atas 6 kelompok pada koefisien kemiripan 0,45 (45 %). Kelompok I, II, dan IV masing-masing terdiri atas empat aksesi. Kelompok III dan VI masing-masing terdiri atas satu aksesi. Kelompok V terdiri atas dua aksesi. Plasma nutfah padi lokal Kabupaten Rokan Hilir menunjukan keragaan karakter morfologi malai yang cukup beragam.