Nanik Setyowati
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Nilai Nutrisi Gulma Sawah Dominan di Kawasan Pesisir Kota Bengkulu Sutriyono Sutriyono; Nanik Setyowati; Hardi Prakoso; Agus Iswanrijanto; Eko Suprijono
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 4, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.4.2.88-93

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk memperoleh spesies-spesies gulma potensial sebagai sumber pakan ternak, berdasarkan pada produksi, dominansi, dan nilai nutrisi. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah KecamatanSungai Serut, Kota Bengkulu. Dibuat petak sampel berukuran 1 m x 1 m sebanyak lima puluh petak sampel dengan metode jalur transek. Gulma dipanen dengan akarnya, kemudian dicuci, dipilah-pilahkan menurutjenisnya, dihitung jumlah jenis dan jumlah individu untuk setiap jenis, dihitung ditimbang, dianalisis kandungan nutrisinya (bahan kering, Protein kasar, kalsium, posfor) dan kandungan energi. Berdasarkanpenelitian ditemukan 23 spesies gulma, dan lima jenis dominan adalah Gulma X (Ordo Poales), Fymbristilis milliaceae, Lindernia anagalis, Cyperus halpan, Ludwigia perennis, dengan nilai SDR berturut-turut adalah 18,30 %; 11,92 %; 10,82 %; 8,94 %; 7,55%; produksi biomasa 495,96 kg/ha atau 27,87 %; 206,2 kg/ha atau 11,15 %, 127.9kg/ha atau 7,19 % , 94.08 kg/ha atau 5,29 %. Kandungan protein 5,28 %; 6,89 %; 5,97%; 6,01 %; 7,39. Kandungan kalsium : 0,02 %; 0,09 %; 0,13 %; 0,08 %; 0,06 %; kandungan posfor 0,16 %; 0,33%; 0.57%; 0,26 %; 0,296 %. Seluruh gulma dominan menyebar secara berkelompok. Dapat disimpulkan bahwa gulma dominan mempunyai potensi sebagai sumber pakan.Kata kunci : spesies, gulma sawah, dominansi, produksi, nutrisi
Identifikasi Jenis Dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Rumah Tangga: Studi Kasus Kelurahan Pasar Tais Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma Terry Irawansyah Putra; Nanik Setyowati; Enggar Apriyanto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.2.9209

Abstract

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Jenis limbah B3 rumah tangga walaupun jumlah atau konsentrasi yang kecil tetap mengandung bahan berbahaya beracun. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis dan menghitung volume/berat limbah B3 rumah tangga, mengetahui pemahaman dan pengelolaan limbah B3 yang dimiliki masyarakat, mendeskripsikan hubungan antara pendapatan dan pendidikan dengan pengetahuan dan pengelolaan limbah B3 rumah tangga serta menentukan rekomendasi tentang pengelolaannya. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan menghitung volume dan jenis limbah B3 yang dihasilkan setiap rumah, pendataan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah tersebut dalam rangka pengelolaan limbah B3 dan melakukan survey dengan menggunakan questionnaire/deep. Hasil penelitian terhadap 69 responden selama 8 minggu, rata-rata rumah tangga setiap minggu menghasilkan limbah B3 cair 0,8 liter dan 0,4 kilogram limbah B3 padat. Limbah B3 cair berupa sisa produk pembersih, minyak goreng kotor, oli bekas, sedangkan limbah padat berupa  kaleng kemasan insektisida, baterai, dan bohlam. Masyarakat telah memiliki tempat sampah di rumah, namun hanya sedikit yang memiliki tempat sampah terpisah,  sebagian besar tidak mengetahui arti dan jenis limbah B3, masyarakat masih membuang semua jenis sampah secara tercampur. Tidak terdapat hubungan pendapatan dengan pengelolaan limbah B3 rumah tangga, namun terdapat hubungan pendapatan dengan timbulan limbah B3 rumah tangga di kelurahan Pasar Tais. Tidak terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan dengan timbulan limbah B3 rumah tangga, namun terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan dan pengelolaan limbah B3 rumah tangga di kelurahan Pasar Tais. Pemerintah harus menetapkan jenis-jenis limbah B3 yang bersumber dari limbah rumah tangga, memastikan pemberian label/tanda pada produk kebutuhan rumah tangga yang berpotensi menjadi limbah B3, dan mengedukasi masyarakat tentang potensi limbah B3 di sekitar mereka, serta pemerintah harus menyediakan sarana, prasarana serta pengelola limbah B3.Kata Kunci : limbah, b3, rumah tangga, pengelolaan.
HUBUNGAN FAKTOR KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU (Studi Kasus di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma) Reva Mardianti; Choirul Muslim; Nanik Setyowati
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.2.13502

Abstract

Kesadaran masyarakat yang rendah di Kabupaten Seluma, khususnya di Kecamatan Sukaraja akan lingkungan fisik rumah yang bersih dapat mengakibatkan timbulnya suatu penyakit antara lain TB paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor kesehatan lingkungan rumah dengan risiko kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma pada bulan Mei sampai dengan Juni Tahun 2019. Metode penelitian kasus kontrol (case control) dan sampel sebanyak 34 orang terdiri dari 17 sampel kasus yang menderita TB paru diambil dengan teknik total sampling dan 17 sampel kontrol yang tidak menderita TB paru yang mempunyai karakteristik kurang lebih sama dengan sampel kasus diambil secara acak. Hasil penelitian menunjukkan intensitas pencahayaan yang tidak memenuhi syarat (< 60 lux) menyebabkan 76,5% responden menderita TB paru, kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat (kelembaban < 40% atau > 60%) menyebabkan 82,4% responden menderita TB paru, kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat (< 9 m2 /orang) menyebabkan 88,2% responden menderita TB paru dan suhu rumah yang tidak memenuhi syarat (<18o C atau > 30 o C) menyebabkan 82,4% responden menderita TB paru. Terdapat hubungan antara intensitas pencahayaan, kelembaban, kepadatan hunian rumah dan suhu terhadap kejadian TB paru.Diharapkan menjaga pola hidup sehat dengan cara membuka ventilasi rumah setiap hari dan menghindari kontak langsung dengan penderita TB paru.
TEKNOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK LIMBAH PERTANIAN DI KELOMPOK TANI WANITA (KWT) PERINTIS 2 KOTA BENGKULU Uswatun Nurjanah; Nanik Setyowati; Wuri Prameswari
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i3.822-827

Abstract

Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Muara Bangkahulu menghasilkan limbah pertanian yang tidak sedikit. Tanpa adanya pengelolaan maka limbah pertanian tersebut dapat mencemari lingkungan. Pengolahan limbah pertanian menjadi kompos organik merupakan salah satu alternatif untuk mengubah barang yang kurang bernilai menjadi barang bermanfaat dengan nilai jual yang tinggi. Sasaran dalam kegiatan pengabdian ini adalah anggota kelompok wanita tani (KWT) Perintis 2 Pematang Gubernur Kota Bengkulu. Metode yang diterapkan yaitu : (1) Sosialisasi dan penyuluhan tentang limbah pertanian dan cara pengelolaannya, (2) praktek pembuatan pupuk organik dari limbah budidaya tanaman. Kegiatan ini dilaksanakan lima kali di Rumah Ketua Kelompok Wanita Tani. Hasil kegiatan ini menunjukkan antuasisme warga yang sangat tinggi dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan limbah pertanian khususnya limbah budidaya tanaman. Sebagian besar anggota kelompok tani kurang mengetahui bahwa limbah sisa pertanian dapat dijadikan pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman dan mempunyai nilai jual. Diharapkan edukasi pembuatan kompos dari limbah hasil panen kacang tanah dapat diterapkan untuk mengatasi limbah pertanian yang menumpuk di lahan pertanian.
Bioaktivitas ekstrak biji bintaro terhadap kutu daun Aphis gossypii GLOVER dan pengaruhnya terhadap tanaman cabai Rial Mustiarif; Djamilah Djamilah; Nanik Setyowati; Agustin Zarkani
Jurnal AGRO Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/8380

Abstract

Aphis gossypii Glover hama penting tanaman cabai, dapat dikendalian dengan menggunakan pestisida nabati. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi waktu aplikasi dan konsentrasi ekstrak kasar biji bintaro (Cerbera odollam G.) dalam mengendalikan A. gossypii Glover serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah waktu aplikasi ekstrak (waktu sebelum dan waktu setelah infestasi A. gossypii Glover). Faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak bintaro (0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi 1% ekstrak biji bintaro menyebabkan mortalitas kutu daunnya 68% sedangkan pada konsentrasi 3% mortalitasnya mencapai 90%. Ekstrak biji bintaro yang diberikan sebelum hama diinfestasikan menyebabkan mortalitas kutu daun 59,5% sedangkan jika diberikan setelah hama diinfestasikan mortalitasnya meningkat menjadi 77,6%. Nilai LC50 dan LC90 ekstrak biji bintaro diaplikasikan sebelum dan setelah hama diinfestasikan secara berurutan adalah 1,8%; 4,4%; 0,57% dan 2,8%. A. gossypii Glover yang diinfestasikan pada tanaman berumur 4 minggu dan disemprot dengan ekstrak biji bintaro pada konsentrasi 1% dapat menurunkan intensitas kerusakan pada hari ke tujuh setelah infestasi dan tidak berpengaruh terhadap jumlah daun, bobot segar maupun bobot kering tanaman cabai. Ekstrak biji bintaro dapat dikembangkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama A. gossypii Glover pada tanaman cabai. Aphis gossypii Glover is an important sucking insect pest of the pepper (Capsicum annum L.), Can be controlled by using natural pesticides. The study aimed to evaluate the application time and concentration of Cerbera odollam G. seed extract in controlling A. gossypii and their effects on pepper, C. annum. Complete randomized design was used in this experiment, with two factors, and was repeated three times. The first factor was the time of application of the extract, consisting of before and after A. gossypii infestation. The second factor was the concentration of C. odollam extract (0%, 1%, 2%, 3%, 4% and 5%). The results indicated the C. odollam seed extract affected the mortality of A. gossypii. At a concentration of 1% of C. odollam seed extract, the mortality of A. gossypii was 68% while at a concentration of 3% the mortality reached up to 90%. C. odollam seed extract applied before infestation, the mortality of A. gossypii was 59.5% whereas, after the infestation, the mortality increased up to 77.6%. LC50 and LC90 extract of C. odollam seeds applied before and after infestation were 1.8%; 4.4%; 0.57% and 2.8% respectively. A. gossypii infested at 8 weeks old pepper and sprayed with C. odollam seed extract at a concentration of 1% lowered the crop damage on the seventh day after infestation. On the other hand, the application of C. odollam seed extract did not affect the number of leaves, fresh weight, and dry weight of pepper. This study indicate that C. odollam seed extract can be developed as a natural pesticide to control A. gossypii on pepper..