Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Komunikasi Politik Pangan Lokal Di Provinsi Maluku Risyart.A Far Far; Amiruddin Saleh
Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol. 14 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.325 KB) | DOI: 10.46937/14201613553

Abstract

Political communication becomes an important aspect in the process of development of the agricultural sector in the region, particularly within the framework of the national development program planning policies, decentralization and regional autonomy. Maluku region is one of the main areas of sago in Indonesia with a total area of about 53.866 ha sago. Sago as a food ingredient has a relatively high carbohydrate content of food than rice maize, cassava, and potatoes. In order to achieve food security, one of the efforts that can be done is to carry back towards the diversification of food production and food consumption are diverse, nutritionally balanced and safe, and most importantly is based on local resources. Maluku implement local food politics by creating a development strategy, namely, the acceleration of local food verified. The role of political communication is very important in delivering the policy concerning the public interest because it required extensive knowledge especially in the delivery of a process approach intended to be accepted by society. Food politics Moluccan government in addressing the issue of sago can be seen on the measures taken. Where, Maluku provincial government in 2011 has issued Local Regulation No. 10 Tahun 2011 on the Management and Preservation of Sagu (called Perda Sago) under which aims to guarantee the availability of sources of food-producing carbohydrates as stipulated in Article 3 of Regulation Sago is (Maluku Provincial Government 2011).
Komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan prima tani di Kecamatan Kakap Kabupaten Pontianak Risyart A. Far Far
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.1.37-41

Abstract

Mengatasi permasalahan lambannya penyampaian informasi dan rendahnya tingkat adopsi inovasi teknologi yang dihasilkan oleh  Badan Litbang Pertanian,maka tahun 2005 dilaksanakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Suatu  model atau konsep baru diseminasi teknologi untuk mempercepat penyampaian informasi, bahan dasar inovasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian.  Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Pontianak dengan karakteristik lokasi sebagai lahan rawa/pasang surut merupakan salah satu desa yang ditetapkan sebagai lokasi Prima Tani.  Lahan pasang surut ini diusahakan secara intensif oleh masyarakat, namun produksinya masih terbatas disebabkan kondisi lahannya kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui Prima Tani. Proses mengenali, merencanakan dan melaksanakan model usahatani dalam Prima Tani menggunakan proses komunikasi yang partisipatif karena melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.  Penelitian ini bertujuan untuk: a) Mengetahui komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan  Prima Tani  di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap, b) Menganalisis hubungan antara karakteristik individu petani dengan komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap. Penelitian ini dirancang sebagai survey yang bersifat deskriptif korelasional dan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2008.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi Partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap petani terhadap model usahatani terpadu dalam pelaksanaan Prima Tani.  Karakteristik individu petani mempunyai hubungan nyata dengan komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani untuk beberapa peubah antara lain: Motivasi berhubungan nyata dengan penumbuhan ide. Tingkat Pendapatan petani berhubungan nyata dengan perencanaan program, berhubungan sangat nyata dengan pelaksanaan program dan berhubungan nyata dengan penilaian program.
Community Perception on Waste Management (Case Study: Bumi Maluku Lestari Waste Bank, Ambon City) Lydia Maria Ivakdalam; Risyarth A. Far Far
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 1 (2021)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.14.1.161-171

Abstract

Waste bank is one alternative that can be done in overcoming the problem of waste management. The Bumi Lestari Maluku Waste Bank was established in order to develop social awareness for the environment, especially in waste management and reforestation. The purpose of the study was to describe the management pattern of the Bumi Lestari Maluku waste bank in Ambon City and to find out public perceptions on economic, social, and environmental aspects related to waste management. The research was conducted in Laha Village, Teluk Ambon District, Ambon City. Data were collected by means of a census of 30 customers of the Bumi Lestari Maluku waste bank who were used as research respondents. The types of data used are primary data and secondary data. Primary data was obtained through interviews with respondents using a questionnaire and secondary data was obtained from a relevant source from the Department of the Environment, the National Statistics Agency. The method used is descriptive quantitative analysis using a Likert scale. Research shows that the Bumi Lestari Maluku Waste Bank has a system and working method starting from sorting organic and inorganic waste in the household, depositing waste to a waste bank, weighing waste, recording the amount of waste savings to the results into rupiah value and waste by collectors. Community perception of Bumi Lestari Maluku waste management economically with additional income, socially increasing social interaction, and creating a clean and healthy environment.
Pemanfaatan sumber informasi usaha tani oleh petani sayuran di Desa Waiheru Kota Ambon Risyat Alberth Far-Far
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.38-46

Abstract

Perilaku pemanfaatan sumber informasi diartikan sebagai tindakan, ucapan maupun perbuatan seorang petani dalam mencari, menerapkan, memanfaatkan, dan menyebarkan informasi pertanian yang ditunjukkan oleh jumlah petani yang menggunakan sumber informasi dan jenis sumber informasi yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan berbagai sumber informasi pada usahatani sayuran dan untuk mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh petani sayuran di Desa Waiheru. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling   dan penentuan   sampel dari tiga kelompok tani diambil masing-masing 10 responden dari tiap kelompok tani tersebut.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang diterima dari sumber informasi  paling banyak digunakan adalah melalui saluran interpersonal disusul dengan informasi melalui media massa. Kemudian informasi yang dibutuhkan oleh petani adalah informasi subsistem budidaya seperti memilih dan menggunakan bibit, memilih/ menggunakan obat-obatan, memilih/menggunakan alat/mesin, memilih dan menggunakan lahan, waktu dan cara panen serta pemeliharaan tanaman disusul informasi subsistem hilir seperti harga hasil produksi.
Komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan prima tani di Kecamatan Kakap Kabupaten Pontianak Risyart A. Far Far
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.1.37-41

Abstract

Mengatasi permasalahan lambannya penyampaian informasi dan rendahnya tingkat adopsi inovasi teknologi yang dihasilkan oleh  Badan Litbang Pertanian,maka tahun 2005 dilaksanakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Suatu  model atau konsep baru diseminasi teknologi untuk mempercepat penyampaian informasi, bahan dasar inovasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian.  Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Pontianak dengan karakteristik lokasi sebagai lahan rawa/pasang surut merupakan salah satu desa yang ditetapkan sebagai lokasi Prima Tani.  Lahan pasang surut ini diusahakan secara intensif oleh masyarakat, namun produksinya masih terbatas disebabkan kondisi lahannya kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui Prima Tani. Proses mengenali, merencanakan dan melaksanakan model usahatani dalam Prima Tani menggunakan proses komunikasi yang partisipatif karena melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.  Penelitian ini bertujuan untuk: a) Mengetahui komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan  Prima Tani  di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap, b) Menganalisis hubungan antara karakteristik individu petani dengan komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap. Penelitian ini dirancang sebagai survey yang bersifat deskriptif korelasional dan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2008.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi Partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap petani terhadap model usahatani terpadu dalam pelaksanaan Prima Tani.  Karakteristik individu petani mempunyai hubungan nyata dengan komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani untuk beberapa peubah antara lain: Motivasi berhubungan nyata dengan penumbuhan ide. Tingkat Pendapatan petani berhubungan nyata dengan perencanaan program, berhubungan sangat nyata dengan pelaksanaan program dan berhubungan nyata dengan penilaian program.
Pemanfaatan sumber informasi usaha tani oleh petani sayuran di Desa Waiheru Kota Ambon Risyat Alberth Far-Far
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.38-46

Abstract

Perilaku pemanfaatan sumber informasi diartikan sebagai tindakan, ucapan maupun perbuatan seorang petani dalam mencari, menerapkan, memanfaatkan, dan menyebarkan informasi pertanian yang ditunjukkan oleh jumlah petani yang menggunakan sumber informasi dan jenis sumber informasi yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan berbagai sumber informasi pada usahatani sayuran dan untuk mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh petani sayuran di Desa Waiheru. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling   dan penentuan   sampel dari tiga kelompok tani diambil masing-masing 10 responden dari tiap kelompok tani tersebut.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang diterima dari sumber informasi  paling banyak digunakan adalah melalui saluran interpersonal disusul dengan informasi melalui media massa. Kemudian informasi yang dibutuhkan oleh petani adalah informasi subsistem budidaya seperti memilih dan menggunakan bibit, memilih/ menggunakan obat-obatan, memilih/menggunakan alat/mesin, memilih dan menggunakan lahan, waktu dan cara panen serta pemeliharaan tanaman disusul informasi subsistem hilir seperti harga hasil produksi.
MUTU ORGANOLEPTIK PRODUK ENBAL FORTIFIKASI (MAKANAN TRADISIONAL KEPULAUAN KEI) DITINJAU DARI DAYA TERIMA KONSUMEN riry, johan -; lawalata, vita novalina; tapotubun, elizabeth juleny; far-far, risyart alberth
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 3 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.261 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v16i3.8064

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan formulasi enbal fortifi kasi serta mengetahui daya terimakonsumen terhadap produk tersebut. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan dua perlakuanyaitu 1. Jenis tepung ikan (A) yang terdiri dari tepung ikan layang (a1), tepung ikan kembung (a2), tepungikan julung (a3) dan tepung ikan teri (a4); 2. Konsentrasi tepung ikan (B) terdiri dari 0% (b0), 5% (b1),10% (b2) dan 15% (b3). Semua jenis tepung ikan difortifi kasi dengan 5% tepung daun ubi jalar. Mutuorganoleptik diuji menggunakan skala hedonik untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadapparameter warna, rasa, tekstur, aroma dan kerenyahan. Formulasi enbal fortifi kasi terbaik dihasilkan olehperlakuan jenis tepung ikan layang dengan konsentrasi 15% dengan nilai parameter warna 4,03; rasa 4,20;tekstur 3,93; aroma 3,70; dan kerenyahan 3,67.Kata kunci: daun ubi jalar, enbal, fortifi kasi, ikan, tepung