Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Repellent Activity of Catnip Extract (Nepeta cataria L,) Against Aedes aegypti Mosquito as Dengue Vector Doraysamy Doraysamy; Budi Mulyaningsih; Ernaningsih Ernaningsih
Tropical Medicine Journal Vol 2, No 2 (2012): Tropical Medicine Journal
Publisher : Pusat Kedokteran Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.91 KB) | DOI: 10.22146/tmj.17122

Abstract

ABSTRACTIntroduction: Dengue infection has been a major concern for decades. Prevention from getting bitten by Aedes aegypti mosquito is considered better than cure as there is no specific antiviral treatment for dengue. Recently, catnip (Nepeta cataria L.) extract has been formulated and marketed as an alternative for protection against mosquitoes and act as a natural form of mosquito repellent.Objectives: To understand the repelling properties of both DEET and N. cataria L. extract and to compare the repelling properties between DEET and N. cataria L. against Ae. aegypti mosquito.Methods: The repelling properties was tested based on the number of mosquitoes that sits on the hand of the respondent after being applied to the gold standard of mosquito repellent, DEET, and compared to N. cataria L. extract in different concentrations in total of 15 minutes.Results: Three different concentrations of catnip extract (10%, 30% and 50%) shows different efficacy in repelling Ae. aegypti mosquitoes at the range of 62.8%-80%, although the repellent activity is still lower than DEET that have 100% repellent activity.Conclusion: Catnip (N. cataria L) showed mosquitoes repellent properties at concentration 10-50% with repellent activity at the range 62.8%-80%. Keywords: Dengue, Aedes aegypti, repellent, DEET (N,N- Diethyl-m-toluamide), catnip (Nepeta cataria L.) extract. INTISARI Pendahuluan: Infeksi Dengue merupakan masalah utama selama berpuluh tahun. Pencegahan dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti dianggap lebih baik daripada mengobati karena tidak ada terapi antiviral yang spesifik untuk dengue. Akhir-akhir ini, ekstrak catnip (Nepeta cataria L.) telah diformulasi dan dipasarkan sebagai alternatif untuk perlindungan terhadap nyamuk dan berlaku sebagai bentuk alami dari repelen.Tujuan: Untuk memahami agen penolakan dari N,N- Diethyl-m-toluamide  (DEET) dan ekstrak N. cataria L. extract dan membandingkan agen penolakan antara DEET dan N. cataria L. terhadap nyamuk Ae. aegypti.Metode: Agen penolakan diuji berdasarkan jumlah nyamuk yang mendarat di tangan responden setelah diolesi repelen nyamuk baku DEET, dan dibandingkan dengan ekstrak N. cataria L. pada berbagai konsentrasi selama total waktu 15 menit.Hasil: Tiga konsentrasi ekstrak catnip (10%, 30% and 50%) menunjukkan daya penolakan nyamuk Ae. aegypti yang berbeda pada rentang 62.8%-80%, meskipun aktivitas penolakan nyamuknya masih lebih rendah dari DEET yang mempunyai aktivitas penolakan 100%.Simpulan: Ekstrak Catnip (N. cataria L) menunjukkan daya penolakan nyamuk pada konsentrasi 10-50% dengan aktivitas repelant antara 62.8%-80%.Kata kunci: Dengue, Aedes aegypti, repellent, DEET (N,N- Diethyl-m-toluamide), ekstrak catnip (Nepeta cataria L.).
LARVACIDAL EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF TORCH GINGER (ETLINGERA ELATIOR) LEAVES AGAINST CULEX QUINQUEFASCIATUS LARVAE Laksono, Rian Kurniawan; Satoto, Tri Baskoro Tunggul; Budi Mulyaningsih
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.37534

Abstract

Nyamuk adalah vektor dari banyak penyakit. Salah satu penyakit yang diperantarai oleh nyamuk adalah filariasis limfatik yang ditularkan oleh spesies Culex quinquefasciatus di daerah perkotaan dan semi-perkotaan. Salah satu cara untuk mengendalikan populasi nyamuk adalah dengan menggunakan insektisida. Pestisida sintetis dapat berdampak buruk pada tubuh manusia, sehingga insektisida alami atau yang lebih aman dapat menjadi solusi berkelanjutan. Kecombrang (Etlingera elatior) diketahui mengandung komponen insektisida dan telah diteliti sebagai larvasida pada spesies nyamuk lainnya. Dalam penelitian ini, ekstrak etanol dari daun E. elatior digunakan untuk menyelidiki potensi efek larvasida terhadap larva Cx. quinquefasciatus. Konsentrasi ekstrak yang bervariasi mulai dari 0,1 hingga 10000 ppm ekstrak etanol daun E. elatior diperkenalkan kepada larva Cx. quinquefasciatus di dalam air selama 24 jam di bawah kondisi laboratorium yang terstandarisasi sebagai uji awal. Pengujian lebih lanjut dilakukan dengan konsentrasi ekstrak bertingkat mulai dari 600 hingga 6750 ppm dan kemudian mortalitas larva dinilai untuk masing-masing konsentrasi. Menggunakan analisis probit, didapatkan LC50 dan LC90 dari ekstrak daun kecombrang adalah 1767.591 ppm dan 6744.573 ppm. Ekstrak etanol dari daun E. elatior memiliki efek larvasida terhadap larva Cx. quinquefasciatus dalam kondisi laboratorium, dengan peningkatan konsentrasi ekstrak menyebabkan peningkatan mortalitas, namun dosis larvasida tersebut masih belum mencapai dosis yang  efisien untuk penggunaan sehari-hari.