Suprapto Dibyosaputro
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

USLE Estimation for Potential Erosion at Wae Heru Watershed and Wae Tonahitu Watershed, Ambon Island, Indonesia Halvina Grasela Saiya; Suprapto Dibyosaputro; Sigit Herumurti Budi Santosa
Indonesian Journal of Geography Vol 48, No 2 (2016): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5106.717 KB) | DOI: 10.22146/ijg.17619

Abstract

Abstract Calculate the potential erosion at Wae Heru and Wae Tonahitu Watershed aims to map and assess the potential erosion, in order to be a scientific consideration for exploration and development. The method is a field survey to determine the forms of land use and other forms of conservation efforts; secondary data collection, i.e. soil data, rainfall data, slopes data and data interpretation from Geo Eye satellite imagery in 2012. Further data processing used USLE formula with ArcGIS program. The results showed that the potential erosion of Wae Heru Watershed and Wae Tonahitu Watershed are in very light potential class. This is because the conditions in the upstream are still forested largely. However, at the downstream potential for erosion is vary, i.e. light class, moderate class, heavy class and very heavy class. This is because the conditions in the downstream undergo conversion into settlement, moor, garden, open land and sand mining. Abstrak Menghitung potensi erosi di Wae Heru dan Wae Tonahitu Daerah Aliran Sungai bertujuan untuk memetakan dan menilai potensi erosi, agar menjadi pertimbangan ilmiah untuk eksplorasi dan pengembangan. Metode ini adalah survei lapangan untuk menentukan bentuk penggunaan lahan dan bentuk lain dari upaya konservasi; pengumpulan data sekunder, data tanah yaitu, data curah hujan, data yang lereng dan interpretasi data dari citra satelit Geo Eye pada tahun 2012. pengolahan data lebih lanjut digunakan rumus USLE program ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi potensi Wae Heru DAS dan Wae Tonahitu Daerah Aliran Sungai di kelas potensial sangat ringan. Hal ini karena kondisi di hulu masih berhutan sebagian besar. Namun, pada potensi hilir erosi adalah bervariasi, yaitu kelas ringan, kelas menengah, kelas berat dan kelas yang sangat berat. Hal ini karena kondisi di hilir mengalami konversi menjadi pemukiman, tegalan, kebun, lahan terbuka dan penambangan pasir. 
KARAKTERISTIK POINT BAR DI SUNGAI BOGOWONTO, KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH Suprapto Dibyosaputro
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 14, No 1 (2016): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v14i1.13741

Abstract

Point bar merupakan bentukan khas dari sebuah proses fluvial yang perubahan atau dinamikanya dapat berlangsung lambat atau sangat cepat sebagai respon dari proses yang terjadi pada DAS di mana point bar terbentukkan dan karakteristik aliran pada sungai. Dinamika yang terjadi padanya dapat menyebabkan bertambahnya lahan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, namun di sisi yang lain dapat menyebabkan kerusakan lahan pada sisi lain dari sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik point bar yang terbentuk di Sungai Bogowonto Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Analisis karakteristik point bar dilakukan dengan pengamatan multi temporal citra resolusi tinggi dan foto udara hasil pemotretan dengan pesawat tanpa awak, serta survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa point bar selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya sungai menjadi meander dan terus berkembang semakin luas pada lengkung dalam meander sungai dengan membentuk igir dan lembah yang series.
A concept of Surveying and Mapping Vulnerability and Flood Hazard (with Hydro-Geomorphological Approach) Suprapto Dibyosaputro
Forum Geografi Vol 12, No 1 (1998)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v12i1.482

Abstract

The general event of natural process phenomena on lowland areas is flood as an effect of the overtooping stream water over natural levees and inundate the area of surrounding the river. Most of the lowland surround the rivers is used by man for settlements, agriculture land, high way, and other activities to support their life intensively. Therefore flood is not only the physical phenomena but also a socio – economic phenomena. One of the way to understand the spatial distribution of flood prone areas an be done by means of survey and mapping of the flood susceptibility and hazard using an hydro- geomorphological approach. The fluvial landform units on the lowlands reflect the effet of the geomorphological and hydrological processes in the past. Therefore those phenomena can be applied to explain the recent flood characteristics such as inundation  area, depth and flood duration, as well as flood frequencies and sources of floods. This explanation can be used as the starting point of the existing information which an be used as a basic survey and mapping of the flood suspectibility and hazard. The exiting of the interaction between man and natural event (flood) information, can also be applied as a fundament to define the hazard levels of every landform units own flood susceptibility levels.
Lahar at Kali Konto after the 2014 Eruption of Kelud Volcano, East Java: Impacts and Risk Suprapto Dibyosaputro; Gilang Arya Dipayana; Henky Nugraha; Kartika Pratiwi; Hogy Prima Valeda
Forum Geografi Vol 29, No 1 (2015): July 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v29i1.793

Abstract

Five days after the Kelud Volcano eruption of 13 February 2014, lahar occurred in several channels of the Volcano. Rainfall with intensity of 26 mm/hour mobilized pyroclastic material from the upper slopes of Kelud Volcano down the channel during 3.5 hour. Using this eruption as a case study, the aims of this paper are (1) to study the geomorphic impact of lahars and (2) to study future hazards and risks due to the potential of lahar source material and lahar repose area. To reach these two goals, we use both primary and secondary data. The primary data comprises an integration of remote sensing, GIS approach, and fieldwork control, in order to investigate the geomorphic impacts of lahars. Secondary data were collected through interviews and statistical approach in villages, in order to determine their perception to the risk of lahar. Morphogenic processes such as riverbank erosion, channel-widening and riverbed downcutting took an important role in generating the impact of lahar in Kali Konto. The medial and distal areas were affected more largely affected than the proximal area. This major impacts have been river widening and buried crop field inside of the channel. This result allowed us to provide recommendation to population living along those areas at risk, in order to be prepared against the eventuality of potentially large and destructive lahars.
Analisis Karakteristik Dinamika Tanah Berdasarkan Data Mikrotremor di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Uzlifatul Azmiyati; Kirbani Sri Brotopuspito; Suprapto Dibyosaputro
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.417 KB) | DOI: 10.36312/jupe.v3i3.515

Abstract

Gempabumi diketahui sebagai fenomena alam yang menimbulkan kerugian yang sangat besar baik secara moral maupun material. Berdasarkan beberapa kasus gempabumi merusak di dunia, diketahui bahwa tingkat kerusakan akibat gempabumi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya kekuatan gempabumi dan jarak suatu daerah dari pusat gempabumi tetapi juga dipengaruhi oleh karakteristik dinamika tanah. Kota Mataram sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat yang padat penduduk (6.741 jiwa/km2) merupakan bagian dari wilayah Indonesia yang rawan terhadap bencana gempabumi menjadi lokasi penelitian ini.Karakteristik dinamika tanah diperoleh berdasarkan analisis data mikrotremor yang ada di Kota Mataram dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang menghasilkan nilai frekuensi alami tanah (f0) dan faktor amplifikasi tanah (A0). Frekuensi alami dan faktor amplifikasi menjadi input untuk menghitung karakteristik dinamika tanah lainnya yaitu periode dominan (Tg), danindeks kerentaran seismik (Kg).Hasil analisis menunjukkan bahwa pola spektrum mikrotremor Kota Mataram menghasilkan frekuensi alami rendah (0,13–10,96 Hz) dengan faktor amplifikasi tinggi (3,04–6,59), dan nilai periode dominan tinggi (0,02–2,25 detik). Hal tersebut menunjukkan bahwa Kota Mataram memiliki lapisan sedimen yang tebal dan batuan dasar yang dalam. Indeks kerentanan seismik tingggi ditunjukkan di bagian barat Kota Mataram.Hasil analisis dinamika tanah yang telah dilakukan dapat menjadi langkah dalam mitigasi bencana gempabumi di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.