This Author published in this journals
All Journal Vegetalika
Setyastuti Purwanti
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH SKARIFIKASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT SAWO (Manilkara zapota (L.) van Royen) Erwina Yuni Hastuti; Setyastuti Purwanti; Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.858 KB) | DOI: 10.22146/veg.9271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara yang efektif guna mengatasi dormansi biji keras pada benih sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen). Penelitian dilaksanakan di Monggang, Pendowoharjo, Sewon, Bantul pada bulan November 2013 sampai Mei 2014. Untuk menghilangkan dormansi bijinya,  perlakuan  yang  digunakan  adalah  dikikir  dengan  amplas,  dipotong dengan pemotong kuku, direndam dalam air selama 24 jam, direndam dalam air selama 48 jam, direndam dalam air selama 72 jam, dan tanpa diperlakukan (kontrol). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA) pada level 5%, dan dilanjutkan   dengan uji jarak berganda Duncan’s (DMRT) pada level 5% apabila hasil yang diperoleh berbeda nyata antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih sawo dalam air selama 24 jam dapat mengatasi sifat kulit keras benih dengan meningkatkan gaya berkecambah benih hingga 93%. Pertumbuhan bibit sawo menunjukkan hasil yang sama antara benih yang diskarifikasi dan direndam dalam air maupun benih yang tidak diperlakukan. Benih sawo yang diskarifikasi dengan pemotong kuku menunjukkan  gaya  berkecambah  64%  dan  pertumbuhan  bibit  yang  paling rendah.
HASIL DAN KUALITAS BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) TUMPANGSARI BARISAN DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays kelompok Saccharata) Gunawan Koko Lingga; Setyastuti Purwanti; Toekidjo Toekidjo
Vegetalika Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.827 KB) | DOI: 10.22146/veg.9273

Abstract

Tumpangsari dapat dijadikan solusi dalam peningkatan produksi kacang hijau di lahan sempit, baik untuk konsumsi maupun penggunaan benih secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dan kualitas benih kacang hijau yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis dibandingkan monokultur, serta mengetahui komposisi jumlah  baris  optimal  pada  tanaman  kacang hijau yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Banguntapan dan Laboratorium Teknologi   Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada bulan Juni - Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan ini terdiri atas kombinasi jumlah baris kacang hijau : jagung manis, yaitu 3:1, 4:1, 5:1, 6:1. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan kacang hijau, komponen hasil kacang hijau, kualitas benih kacang hijau, dan Land Equivalent Ratio (LER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari kacang hijau dengan jagung manis memberikan pertumbuhan dan kualitas benih kacang hijau yang sama baiknya dengan pertanaman monokultur. Pola pertanaman tumpangsari 4, 5, dan 6 baris diikuti dengan 1 baris jagung manis memberikan  hasil  persentase  polong  isi/tanaman  serta jumlah biji/polong kacang hijau yang sama baiknya. Pola pertanaman tumpangsari 3, 4, 5 dan 6 baris diikuti dengan 1 baris jagung manis juga memberikan hasil benih kacang hijau yang sama baiknya terhadap komponen jumlah polong/tanaman serta berat benih kering/hektare kacang hijau. Pola pertanaman tumpangsari 6 baris kacang hijau diikuti dengan 1 baris jagung manis direkomendasikan karena memiliki LER > 1.