Erlina Ambarwati
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Daya simpan dan mutu buah Tomat galur mutan harapan yang dibudidayakan di dua ketinggian tempat berbeda Ambarwati, Erlina
Jurnal Agrivet Volume 19, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v19i1.2087

Abstract

Uji Daya Hasil Galur Harapan Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Putri Edni Sekar Asmara, Erlina Ambarwati, Aziz Purwantoro
Vegetalika Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.1385

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hasil galur harapan tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) hasil persilangan Gadjah Mada 1 (GM 1) dengan Gondol Hijau (GH) dengan nomor A65/6/8/1/1/5/3, A134/4/12/4/1/2/1, A175/1/11/1/1/1/5, dan galur hasil persilangan antara varietas Gadjah Mada 3 (GM 3) dan Gondol Putih (GP) dengan nomor B52/3/12/1/1/2/2, B78/1/9/3/1/3/1. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengembangan dan Promosi Agribisnis Perbenihan Hortikultura (BPPAPH) Yogyakarta, pada bulan Januari-Mei 2011. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga blok sebagai ulangan, 30 tanaman untuk masing-masing nomor hasil persilangan, 10 tanaman untuk tetua dan pembanding (lokal ”Kaliurang” dan F1 ”Permata”), dan 8 sampel. Variabel yang diamati antara lain tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah tandan, umur berbunga (hst), jumlah bunga per tandan, jumlah buah per tandan, fruit set (%), jumlah buah rusak, bobot per buah (g), bobot buah per tanaman (g), hasil per petak (kg) dan hasil per hektar (ku).Data dianalisis dengan analisis varian, analisis korelasi, analisis lintas dan heritabilitas. Analisis varian menunjukkan adanya beda nyata pada sumber ragam nomor untuk semua variabel kecuali hasil per petak dan hasil per hektar. Nomor B/78/1/9/3/1/3/1 (G18), A/134/4/12/4/1/2/1 (G5) berdasarkan nilai rerata menunjukkan hasil tinggi. Nilai heritabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam kriteria rendah, kecuali tinggi tanaman(cm), diameter batang (mm), hasil per petak (kg), hasil per hektar (ku). Nilai korelasi dan analisis lintas menunjukkan bahwa seleksi secara efektif dapat dilakukan pada variabel bobot per buah (g) dan bobot buah per tanaman (g).
Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.) Hidroponik Diperkaya Fe Laila Zuhaida, Erlina Ambarwati, Endang Sulistyaningsih
Vegetalika Vol 1, No 4 (2012)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.1597

Abstract

Zat besi (Fe) merupakan salah satu mineral yang penting bagi manusia, terutama bagi perempuan. Manusia perlu mengkonsumsi pangan dengan kandungan Fe yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap zat besi. Peningkatan kandungan Fe dapat dilakukan melaui biofortifikasi Fe secara agronomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Fe pada larutan nutrisi terhadap pertumbuhan, hasil, dan kandungan Fe pada tanaman selada (Lactuca sativa L.). Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada mulai bulan September-November 2011. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang disusun dalam Oversites design dengan empat perlakuan dosis Fe serta tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah Fe 1,5 ppm; Fe 3,0 ppm; Fe 4,5 ppm; dan Fe 6,0 ppm. Sumber senyawa Fe yang digunakan yaitu Fe-EDTA.Penambahan Fe pada larutan nutrisi hingga 6,0 ppm tidak menghambat pertumbuhan serta hasil pada tanaman selada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada memiliki tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, lamanya luas daun, bobot segar akar, bobot segar tajuk, dan bobot segar total tanaman paling besar jika ditumbuhkan pada larutan nutrisi dengan Fe 6,0 ppm. Konsentrasi Fe 6,0 ppm mampu menghasilkan kandungan Fe paling tinggi yaitu sebesar 0,198 mg Fe/bobot kering daun.
Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Pucuk Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) di Berbagai Tinggi Tempat Lintang Ayu, Didik Indradewa, Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 1, No 4 (2012)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.1598

Abstract

Ketinggian tempat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas pucuk teh. Terdapat hubungan erat antara tinggi tempat dengan suhu udara. Suhu udara menurun seiring dengan bertambahnya tinggi tempat. Sebuah percobaan lapangan telah dijalankan dengan tujuan untuk menentukan pengaruh tinggi tempat terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas pucuk teh serta menentukan tinggi tempat yang optimal bagi budidaya teh. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2010 di Kebun Teh PT. Pagilaran, Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Penelitian dijalankan menggunakan teh tipe Assamica asal biji dengan umur pangkas 3 tahun. Percobaan lapangan disusun dalam rancangan multilokasi dengan tiga blok sebagai ulangan. Perlakuan yang diuji adalah 5 ketinggian tempat, yaitu 735, 896, 980, 1.023 dan 1.254 m dari permukaan laut (dpl). Pengamatan dilakukan terhadap variabel pertumbuhan, hasil dan kualitas pucuk teh. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis varian (ANOVA) pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (LSD). Ketinggian tempat yang optimal bagi pertumbuhan, hasil dan kualitas pucuk teh ditentukan menggunakan analisis regresi. Penelitian memberikan informasi bahwa pertumbuhan, hasil dan kualitas pucuk teh yang dipetik pada ketinggian 980 m dpl nilainya lebih tinggi daripada pucuk yang berasal dari ketinggian 735, 896, 1.023 dan 1.254 m dpl. Oleh karena itu, ketinggian tempat yang optimal bagi pertumbuhan, hasil dan kualitas pucuk teh berada pada 980 m dpl. Ketinggian tersebut termasuk ke dalam zona medium yaitu 800 – 1.200 m dpl.
Evaluasi Daya Hasil Galur Harapan Tomat (Solanum lycopersicum L.) pada Musim Hujan dan Kemarau Isna Maulida, Erlina Ambarwati, Nasrullah, dan Rudi Hari Murti
Vegetalika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.045 KB) | DOI: 10.22146/veg.3995

Abstract

INTISARIDaya hasil tiga galur harapan tomat hasil persilangan ‘Gadjah Mada 1’ x ‘Gondol Hijau’ dan dua galur harapan hasil persilangan ‘Gadjah mada 3’ x ‘ Gondol Putih’ dievaluasi bersama dengan tetua masing-masing dan dua varietas pembanding yaitu ‘Permata’ dan ‘Lokal Kaliurang’ di Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman pada musim hujan (Januari-Mei 2011) dan musim kemarau (Juli-November 2011). Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga blok sebagai ulangan. Masing-masing unit percobaan diambil 8 tanaman sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musim kemarau adalah waktu tanam yang paling baik untuk tomat. Penampilan Semua karakter lebih baik pada musim kemarau kecuali untuk beberapa karakter pada varietas pembanding. Salah satunya bobot buah per butir ‘Lokal Kaliurang’ sama pada kedua musim. Galur- galur hasil persilangan memiliki bobot buah per tanaman dan per hektar yang setara dengan tetua dan pembanding. Galur A175/1/11/1/1/1/5 dan A65/6/1/4/2/4/2 memiliki fruit set dan jumlah buah per tanaman tinggi. A175/1/11/1/1/1/5 juga memiliki buah per tandan yang tinggi. Galur B78/1/9/3/1/3/1 memiliki buah per tandan yang tinggi. Ketiga galur tersebut dapat dijadikan galur harapan terpilih.Kata kunci : tomat, daya hasil, dua musim, galur harapan.
Potensi Hasil dan Tanggapan Sembilan Klon Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) PGL Terhadap Variasi Curah Hujan di Kebun Bagian Pagilaran Ria Arum Yuliana, Didik Indradewa, dan Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.204 KB) | DOI: 10.22146/veg.3998

Abstract

INTISARITeh merupakan tanaman yang peka terhadap variasi curah hujan. Masing-masing klon teh berkemungkinan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hasil sembilan klon teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) PGL dan tanggapan masing-masing klon terhadap variasi curah hujan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2012 di blok Sanderan II unit produksi Pagilaran. Sembilan klon PGL yang diuji yaitu PGL 4, PGL 6, PGL 7, PGL 9, PGL 10, PGL 11, PGL 12, PGL 15, PGL 16, dan klon unggul TRI 2025 sebagai pembanding. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 30 perdu sebagai  ulangan pada masing-masing klon. Data hasil pengamatan berupa komponen hasil dan hasil tanaman teh selama 10 kali pemetikan dianalisis dengan sidik ragam dan uji lanjut DMRT pada a = 5%. Tanggapan terhadap variasi curah hujan berupa tingkat ketahanan diketahui dengan hubungan regresi antara curah hujan bulanan terhadap hasil pucuk segar bulanan dalam kurun waktu dua tahun yang merupakan data sekunder.Dari hasil penelitian diperoleh tiga klon PGL yang memiliki hasil pucuk tinggi, yaitu PGL 6, PGL 10, dan PGL 16, dengan potensi hasil masing-masing 3,435 ton/Ha/tahun, 3,795 ton/Ha/tahun, dan 4,115 ton/Ha/tahun. Klon PGL 6 dan PGL 10 memiliki potensi hasil  setara dengan TRI 2025, sementara PGL 16 lebih tinggi dibanding klon TRI 2025. Klon PGL 16 memiliki kualitas dan pertumbuhan pucuk paling baik, dengan nisbah pucuk peko dan burung lebih dari 1. Klon PGL 6, PGL 10, dan PGL 16 memiliki ketahanan tinggi terhadap variasi curah hujan karena hasil pucuk tetap stabil dengan penurunan yang kecil baik saat curah hujan rendah maupun tinggi.Kata kunci: Curah hujan, klon PGL, potensi hasil, kualitas pucuk
Potensi Hasil, Mutu, dan Daya Simpan Buah Enam Galur Mutan Harapan Tomat (Solanum lycopersicum L.) Adzakirina Fardhani, Erlina Ambarwati, Sri Trisnowati, Rudi Hari Murti
Vegetalika Vol 2, No 4 (2013)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.008 KB) | DOI: 10.22146/veg.4008

Abstract

INTISARI Penelitian ini merupakan penelitian jangka panjang untuk mendapatkan varietas galur murni baru. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi potensi hasil, mutu dan daya simpan enam galur mutan harapan tomat (Solanum lycopersicum L.) hasil irradiasi sinar gamma Co-60 untuk dataran rendah. Galur harapan generasi M9 dari ‘Intan’ yaitu G20 1/13/25/28/16/13 (G2), G20 1/13/25/26/24/11 (G4), G40 2/19/9/19/12/13 (G6), G40 2/15/23/22/13/13 (G7), G60 3/9/12/34/12/14 (G8), dan G60 3/15/15/1/13/6 (G9), ‘Intan’ (tetua) dan ‘Fortuna’ dimasukkan untuk perbandingan yang ditanam dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan 4 blok sebagai ulangan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kalitirto, Berbah, Sleman (KP4-UGM) dan dilanjutkan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada bulan Mei-September 2012. Variabel yang diamati adalah fruitset, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, warna buah, bentuk buah, panjang buah, diameter buah, bobot buah per butir, volume buah, kandungan vitamin C, kandungan asam tertitrasi, padatan terlarut total, waktu pematangan dan umur simpan. Analisis data menggunakan anova dan uji lanjut DMRT pada α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam galur harapan menghasilkan jumlah buah total per tanaman dan bobot buah total per tanaman sama besar dengan ‘Intan’ namun nyata lebih besar daripada ‘Fortuna’ yaitu berkisar antara 49,85 – 73,55 buah per tanaman dan 2677,8 – 3277,6 gram per tanaman. Tingginya jumlah buah total dan bobot buah total dipengaruhi oleh fruitset keenam galur, berkisar antara 68,14 – 78,63%. Mutu G20 1/13/25/26/24/11 (G4) lebih tinggi dibandingkan ‘Fortuna’ dan ‘Intan’ dalam hal panjang buah (4,43 cm), diameter buah (5,20 cm), bobot buah per butir (74,81 gram) dan volume buah (71,37 cm3). Galur generasi M9 menghasilkan kandungan vitamin C sama dengan ‘Fortuna’ dan ‘Intan’. Galur harapan G40 2/19/9/19/12/13 (G6) menghasilkan kandungan asam tertitrasi lebih tinggi daripada ‘Fortuna’ dan ‘Intan’, sementara G60 3/9/12/34/12/14 (G8) menghasilkan padatan terlarut total nyata lebih tinggi dibandingkan ‘Intan’ dan ‘Fortuna’. Buah keenam galur harapan yang dievaluasi memiliki bentuk buah apel dengan warna buah merah cerah, merah gelap dan merah jingga. Galur harapan G20 1/13/25/28/16/13 (G2), G40 2/19/9/19/12/13 (G6), G60 3/9/12/34/12/14 (G8) dan G60 3/15/15/1/13/6 (G9) memiliki waktu pematangan sama dengan ‘Intan’ namun lebih cepat dari ‘Fortuna’. Keenam galur harapan memiliki umur simpan sama dengan ‘Intan’ namun lebih cepat dari ‘Fortuna’. Keenam galur harapan dapat diusulkan untuk dijadikan varietas galur murni baru. Kata kunci: buah tomat, dataran rendah, daya hasil, mutu, daya simpan. 
Kajian Budidaya dan Produktivitas Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) di Dusun Pasutan, Bogoran dan Pepe, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Eny Dwi Kusmiyati, Sri Trisnowati, dan Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.649 KB) | DOI: 10.22146/veg.4016

Abstract

INTISARI Dusun Pasutan, Bogoran dan Pepe termasuk sentra penghasil sawo di Kabupaten Bantul. Penelitian ini mengkaji budidaya dan produktivitas sawo ketiga dusun tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai melalui wawancara, pengamatan di lapangan dan dilanjutkan dengan pengamatan di Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dari bulan September- November 2012.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat  4 varietas sawo yaitu sawo ‘Jawa’, sawo ‘Manila’, sawo ‘Apel’ dan sawo ‘Pelem’. Kesesuain tempat tumbuh tanaman sawo tidak diikuti oleh pengembangan teknik budidaya yang baik. Kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, maupun penanganan pasca panen masih sederhana. Pada ketiga lokasi penelitian, belum mengoptimalkan teknik budidaya buah sawo dengan baik. Produktivitas buah sawo tertinggi ditunjukan oleh pohon ‘sawo Jawa’ yaitu 50-150 kg/pohon/ panen raya sedangkan produktivitas ketiga buah sawo yaitu sawo ‘Manila’, sawo ‘Apel’ dan  sawo ‘Pelem’adalah 20-50 kg/pohon/panen raya.Kata kunci :  Budidaya, dusun, produktivitas, sawo.
Evaluasi Interaksi Genotipe dan Lingkungan Enam Galur Mutan Harapan Tomat (Solanum lycopersicum L.) di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Raisa Putri H, Erlina Ambarwati, dan Rudi Hari Murti
Vegetalika Vol 3, No 4 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.554 KB) | DOI: 10.22146/veg.5762

Abstract

Interaksi genotipe dan lingkungan sangat penting dalam membuat rekomendasi tentang galur yang akan didaftarkan. Kultivar dapat dikelompokkan menjadi kelompok yang mampu beradaptasi secara luas dan kelompok yang beradaptasi sempit (spesifik). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan galur mutan harapan tomat berdaya hasil tinggi di empat kondisi lingkungan yang berbeda. Enam galur harapan tomat yang digunakan yaitu G20-1/13/25/28/16/13/5, G20-1/13/25/26/24/11/16, G40-2/19/9/19/12/13/7, G40-3/15/23/22/13/13/6, G60-3/9/12/34/12/14/16, G60-3/15/15/1/13/6/9 dan ‘Intan’ sebagai wild type disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga blok sebagai ulangan. Lingkungan yang digunakan yaitu yang pertama Kalitirto periode tanam ke-1, Kalitirto periode tanam ke-2, Ngipiksari periode tanam ke-1 dan Ngipiksari periode tanam ke-2 dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2014. Hasil penelitian menunjukkan interaksi genotipe dan lingkungan galur mutan harapan tomat terjadi pada sifat tinggi tanaman, diameter batang, fruitset, jumlah buah per tandan, jumlah tandan buah per tanaman dan bobot buah per butir. Menurut analisis Eberhart dan Russell (1966) galur yang stabil dan mempunyai daya hasil melebihi rerata umumnya adalah galur G20-1/13/25/26/24/11/16, G40-2/19/9/19/12/13/7, G60-3/9/12/34/12/14/16 dan G60-3/15/15/1/13/6/9.Kata kunci : galur mutan, tomat, Eberhart & Russell (1966), stabilitas
PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI DAN MAGNESIUM SULFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN (Sesamum indicum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI Danu Santoso; Taryono Taryono; Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.759 KB) | DOI: 10.22146/veg.9270

Abstract

Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi, namun produksi wijen dalam negeri masih rendah. Pengembangan budidaya wijen dapat dilakukan pada lahan-lahan kritis yang salah satunya adalah lahan pasir pantai. Sifat lahan pasir pantai yang miskin hara dapat diatasi dengan penambahan bahan organik dalam bentuk pupuk kandang sapi. Selain itu untuk mengawali pembentukan minyak pada biji wijen dibutuhkan kandungan sulfur yang cukup dan kebutuhan sulfur ini dapat dipenuhi dengan pemberian magnesium sulfat. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) terhadap pertumbuhan dan hasil wijen dan 2) mendapatkan takaran optimal kombinasi pupuk kandang sapi dan magnesium sulfat pada penanaman wijen di lahan pasir pantai. Percobaan dilakukan dengan memberikan dua perlakuan yaitu takaran pupuk kandang sapi (0; 10; 20; dan 30 ton/ha), dan takaran magnesium sulfat (0; 70; dan 140 kg/ha) yang disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) faktorial dengan tiga blok sebagai ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa variabel pertumbuhan dan daya hasil wijen. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa takaran pupuk kandang sapi berinteraksi dengan magnesium sulfat dan memberikan pengaruh positif terhadap bobot kering total, jumlah polong, serta daya hasil wijen di lahan pasir pantai. Kombinasi takaran optimum untuk penanaman wijen di lahan pasir pantai adalah 54 ton pupuk kandang sapi dan 70 kg magnesium sulfat pada setiap hektar lahan dengan hasil 755 kg/ha.