Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Lama Penyimpanan Bagal terhadap Kualitas dan Perkecambahan Mata Tunas Tunggal Tebu (Saccharum officinarum L.) Fitrah Annisa; Taryono Taryono; Prapto Yudono
Vegetalika Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.481 KB) | DOI: 10.22146/veg.23950

Abstract

Penundaan tanam dan proses pengiriman bibit tebu merupakan salah satu permasalahan yang kerap terjadi dalam budidaya tebu. Daya kecambah bibit tergantung pada kadar air yang terdapat di sekitar mata buku ruas batang. Bahan tanam tebu dalam bentuk bagal panjang memiliki keunggulan dalam hal daya tahan bibit selama penyimpanan karena menyimpan air cukup banyak dibandingkan bibit mata tunas tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diameter dan lama penyimpanan bibit bagal terhadap kualitas dan perkecambahan bibit mata tunas tunggalnya. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah lama penyimpanan (L) bibit tebu bagal yang terdiri dari lima aras yaitu L0 (tidak disimpan), L5 (lama penyimpanan 5 hari), L2 (lama penyimpanan 10 hari, L15 (lama penyimpanan 15 hari), dan L20 (lama penyimpanan 20 hari). Faktor kedua adalah ukuran diameter batang klon (U) yang terdiri dari dua aras yaitu U1 (klon Bululawang yang memiliki diameter batang sedang) dan U2 (klon PS 862 yang memiliki diameter batang besar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan perkecambahan bibit mata tunas tunggal tebu cenderung menurun seiring dengan lamanya masa penyimpanan. Tidak terdapat interaksi antara jenis klon dan lama penyimpanan pada penyusutan berat bibit, daya tumbuh, indeks vigor, tinggi tanaman umur 8 mst, jumlah daun umur 8 mst, jumlah anakan, diameter batang, volume akar, panjang akar, berat segar dan kering tajuk, serta berat segar dan kering akar. Jenis klon yang berkualitas setelah dilakukan penyimpanan yaitu klon PS 862. Lama penyimpanan bagal tidak berpengaruh pada kualitas bibit mata tunas tunggal.
STRATEGI SSCS (SEA SHEPHERD CONSERVATION SOCIETY) DALAM MENGATASI PERBURUAN PAUS OLEH JEPANG Fitrah Annisa; Saiman Pakpahan
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 10: Edisi I Januari - Juni 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Sea Shepherd Conservation Society is an environmental organization whose mission is to protect defenseless marine wildlife and end the destruction of habitats in the world's oceans. SSCS, which carries out many operations to save marine habitats, especially mammals, saw how Japan's actions in conducting whale hunting for the purpose of this research were actions that were dangerous to marine ecosystems and endangered whales as living things whose existence is protected. The purpose of this research is to explain the SSCS strategy in overcoming Japanese whaling. This study used the Constructivist theory by Alexander Wendt who believe that social structure is determined more by shared ideas rather than material drives and actors' identities and interests. This study used a qualitative research method by collecting data through a Documentation Study, namely collecting data by viewing and analyzing documents made by the subject himself or by other people on the subject in the form of journals, books and other documentation in the form of videos from the subject himself or social media. SSCS succeeded in stopping whaling by the Japanese for research purposes through their direct action in JARPA II research. By leveraging the media, SSCS also succeeded in attracting attention from the world community regarding Japanese whaling activities through their television series which managed to survive until its sixth season. Keywords: SSCS, NGO, Cetacea