Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFEK EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM DAN mSTOPATOLOGIK HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI CCl4 Y. Sanata Lingga; Oky Yosianto Christiawan; Bambang Hariono
Jurnal Sain Veteriner Vol 27, No 1 (2009): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4619.401 KB) | DOI: 10.22146/jsv.313

Abstract

Dua puluhekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dibagi dalam lima kelompok. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, kelompok II, III, IV dan V adalah kelompok perlakuan. Senyawa CC14 dengan dosis 0,125 mL/200 g bb diberikan peroral pada kelompok tikus perlakuan sebanyak 10 kali (hari ke-l sampai hari ke-19) dengan interval 2 hari, dan kelompok kontrol diberi akuades dengan volume yang sama. Mulai hari ke-21 sampai hari ke-35 tikus kelompok IV dan V diberi ekstrak buah merah sebanyak 0,54 mL, dan kelompok I, II dan III diberi akuades dengan volume yang sarna. Pada hari ke 21,23,27 dan 35, tikus kelompok III dan V masing-masing dibunuh satu ekor untuk pemeriksaan histopatologik hati. Pada akhir penelitian (hari ke-35) semua tikus penelitian yang tersisa dibunuh untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologik hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian CC14 dengan dosis 0,125 mL/200 g bb sebanyak 10 kali dengan interval 2 hari menyebabkan peningkatan aktivitas enzim ALT(p<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Selanjutnya pada hari ke-35 terjadi penurunan aktivitas enzim ALT pada kelompok tikus perlakuan II dan IV (p<0,05) dibandingkan pada hari ke-21. Pemeriksaan histopatologik terlihat kongesti, susunan radier hepatosit tidak jelas, degenerasi hidropik dan nekrosis sentrolobuler hati. Regenerasi hati tikuskelompok perlakuan yang diberi ekstrak buah merah memperlihatkan proses regenerasi yang lebih cepat ditandai dengan susunan radier hepatosit dibandingkan kelompok tikus yang hanya diberi CC14 saja.Kata kunci : Ekstrak buah merah, enzim ALT, CC14
Gambaran Darah Kucing Yang Diinfeksi Mycobacterium tuberculosis Ida Tjahajati; Widya Asmara; Bambang Hariono
Jurnal Sain Veteriner Vol 23, No 1 (2005): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6517.249 KB) | DOI: 10.22146/jsv.360

Abstract

elah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran darah kucing yang diinfeksi dengan M.tuberculosis. Penelitian menggunakan 20 ekor kucing sehat (jantan, umur 1-2 tahun, berat badan 1-2 kg) dibagi dalam 4 kelompok secara acak, masing-masing kelompok 5 ekor. Kelompok I adalah kelompok yang diinfeksi secara per oral (PO) M.tuberculosis dengan dosis 1x105 cfu, kelompok II diinfeksi secara intraperitoneal (IP), kelompok III diinfeksi secara intramuskular (IM), dan kelompok IV sebagai kelompok kontrol tidak diinfeksi. Setelah dilakukan infeksi, secara periodik 5 ml darah diambil untuk dilakukan pemeriksaan darah rutin, yaitu pada minggu ke0, 1, 2, 4, 12, dan 24 setelah infeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran lekosit kucing yang diinfeksi M.tuberculosis pada awal infeksi mengalami lekositosis dengan neutrofilia, kemudian gambaran bergeser ke monositosis pada petengahan (minggu ke-12) sampai akhir penelitian (minggu ke-24). Iumlah eritrosit, nilai PCV, kadar Hb dan TPP masih dalam batas kisaran normal namun ada kecenderungan term menurun pada akhir penelitian.
Efek Pemberian Plumbum (Timah Hitam) Anorganik Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) = Effect of Inorganic Lead Administration in Rats(Rattus norvegicus). Bambang Hariono
Jurnal Sain Veteriner Vol 24, No 1 (2006): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3514.002 KB) | DOI: 10.22146/jsv.367

Abstract

Pemberian senyawa plumbum asetat netral 0,5 g/kg BB/oranari/tikus selama 16 minggu tidak menyebabkan gejala saraf, namun mengakibatkan anemia disertai penurunan berat badan. Absorpsi plumbum via traktus gastrointestinal mencapai sekitar 16% dan diekskresikan via ginjal sekitar 0,006%. Anemia disertai peningkatan sel-sel stipel dan retikulosit nampak sejak minggu ke-10, jugs disertai peningkatan aktivitas enzim 6-ALAD yang belum diketahui mekanismenya. Level kreatinin, BUN dan ALT tidak mengalami perubahan. Akumulasi plumbum tertinggi dalam jaringan lunak terjadi berturut-turut pada ginjal disusul hati, otak, paru, jantung otot dan testis. Kadar plumbum tertinggi dalam jaringan keras ditemukan di tulang rusuk, kepala, paha dan gigi, serta paling rendah di bulu. Gambaran histopatologik terlihat degenerasi, hiperplasi dan kariomegali sel-sel tubulus ginjal, pelebaran lumen tubulus dan ruang Bowman serta adanya benda-benda inklusi dalam inti sel. Degenerasi dan udem korteks serebrum, serebelum, medula spinalis dan sel-sel saraf, perubahan struktur tubulus semeniferi disertai penurunan produksi dan cidera pada spermatosit. Pemeriksaan elektron mikroskopik sangat dominan adanya pembengkakan lisosom dan mitokondria disertai pemendekan krista-kristanya atau hilang pada berbagai jaringan yang diperiksa. Pembengkakan dan gangguan selaput myelin terlihat pada serebrum, serebelum dan medula spinalis. Komposisi benda-benda inklusi nampak struktur mikrofibriler.
Efek Pemberian Plumbum (Timah Hitam) Anorganik Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Bambang Hariono
Jurnal Sain Veteriner Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.476

Abstract

.
PENGARUH PEMBERIAN PB ASETAT TERHADAP KADAR KALSIUM,MAGNESIUM DAN AKTIVITAS KOLINESTERASE SERUM BURUNG MERPATI (Columbia livia) Edi Boed Santosa; Bambang Hariono; Soesanto Mangkoewidjojo
Jurnal Sain Veteriner Vol 18, No 2 (2000)
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.522

Abstract

.
Efek Ekstrak Teh Hijau terhadap Kadar Malondialdehid Nitrit Oksida dan Glutation Peroksidase Darah Tikus Putih Terpapar Plumbum Hernayanti Hernayanti; Ahmad Hamim Sadewa; Bambang Hariono
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 17, No 1 (2012): February 2012
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v17i1.123

Abstract

Plumbum bersifat toksik terhadap manusia. Teh hijau digunakan untuk mengobati penyakit karena mengandung catechin. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek catechin ekstrak teh hijau sebagai kelator Pb. Sebanyak 36 ekor tikus Wistar digunakan dalam penelitian ini. Tikus dibagi 6 kelompok, 6 ekor per kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif. Kelompok II sampai VI diberi Pb asetat selama penelitian (66hari). Kelompok II sebagai kontrol positif tidak diberi perlakuan. Kelompok III, IV, dan V pada hari ke 35 diberi ekstrak teh hijau masing- masing 0,75 g/kgbb, 1,5 g/kgbb dan 3 g/kgbb. Kelompok VI diberi dimerkaprol dosis 3 g/kgbb sebagai pembanding. Ada tidaknya beda nyata antar perlakuan dianalisis dengan ANOVA diikuti dengan uji Duncan untuk mengetahui letak perbedaan. Parameter yang diukur adalah malondialdehid, aktivitas glutation peroksidase dan nitrit oksida, diukur dengan komersial kit. Hasil penelitian menunjukkan semua dosis ekstrak teh hijau dapat menurunkan MDA, Pb darah dan meningkatkan GPx serum serta NO. Dosis 3 g/kgbb optimum dalam menurunkan kadar MDA dari 2,75–0,07 µmol/L dan Pb darah dari 2,35–0,02 ppm. GPx serum meningkat dari 58,5–177 µmol/L dan NO serum dari 1,27,95 µmol/L. Simpulan hasil penelitian, ekstrak teh hijau dapat digunakan sebagai kelator Pb.