Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Peningkatan Produksi dan Kualitas Benih Kerapu dengan Program Hybridisasi Ismi, Suko
Jurnal Oceanologi Indonesia Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Oseanologi Indonesia
Publisher : Jurnal Oceanologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBeberapa jenis benih hybrid saat ini sudah dapat diproduksi secara masal di hatchery. Benih hybrid selain menambah diversifikasi spesies juga mempunyai prospek budidaya yang berpeluang untuk meningkatkan produksi perikanan ke depan, karena itu perlu adanya pemantapan produksi benih kerapu hybrid agar dapat menghasilkan benih yang mempunyai kuantitas dan kualitas yang baik, dan pada akhirnya diharapkan dapat membantu kebutuhan benih pada perikanan budidaya dan pembenihannya dapat diterapkan di masyarakat sebagai usaha yang menguntungkan. Dalam penelitian ini diproduksi secara masal benih kerapu cantik yaitu hasil persilangan antara betina kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan jantan kerapu batik (Epinehelusmicrodon). Penelitian ini mengkaji hasil produksi benih kerapu cantik dibandingkan dengan produksi benih kerapu macan dan kerapu batik. Hasil penelitian produksi benih kerapu cantik mempunyai kelangsungan hidup yang lebih tinggi yaitu 24,59% dibanding dengan macan yaitu17,44% dan batik yaitu 4,63%. Panjang total benih pada umur 45 hari masing-masing kerapu cantik 3,59 ± 0,21 cm; macan 3,24 ± 0,55 cm dan batik 2,61 ± 0,42 cm. Abnormalitas benih kerapu cantik 4,13%, macan 30,21% dan batik 0,57%. Hasil analisa variasi genetik kerapu cantik mempunyai kekerabatan lebih dekat dengan kerapu macan dibandingkan dengan kerapu batik.Kata kunci: Kerapu Cantik, program hibridisasi, produksi benih
BEBERAPA MACAM CACAT TUBUH YANG TERJADI PADA BENIH IKAN KERAPU CANTANG HASIL HATCHERY Ismi, Suko
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.188 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.14

Abstract

Cantang grouper is a hybrid between female tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus) and male giant grouper (Epinephelus lanceolatus) cantang grouper is currently in big demand for aquaculture because it has fast growth. Seed requirement of this fish can be supplied from hatcheries production, one of the constraints of the hatchery production it is deformities. The purpose of this study is to know the kinds of deformities that occur in fish seeds produced from the hatchery. The study was conducted in  Gerokgak District , Buleleng Regency, Bali. Data obtained by survey and direct observation in several hatcheries and  collected was analyzed descriptively. The results showed that highest deformity were open gills reached 90.1%, followed by deformity of tail  72.6%, head and mouth  reached 23.8% and backbone (kiposis, lordosis skiolosis) reached 20.8%. High deformities in the resulting seed will result in losses to the hatchery because the seed can't sell.
UPAYA PEMANFAATAN BENIH IKAN KERAPU CANTANG YANG MEMPUNYAI BENTUK ABNORMAL UNTUK USAHA BUDIDAYA Ismi, Suko
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i2.17

Abstract

Benih kerapu yang abnormal biasanya mempunyai harga yang sangat murah dan bahkan tidak laku untuk dijualuntuk kerapu cantang karena mempunyai pertumbuhan yang cepat benih yang cacat masih bisa dimanfaatkanyaitu untuk benih pada produksi kerapu konsumsi yang pemasarannya dalam betuk fillet. Tujuan penelitian iniadalag memanfaatkan benih ikan kerapu cantang yang cacat untuk benih budidaya sehingga mempunyai nilaitambah dan dapat menjadi satu usaha yang menguntungkan. Benih yang dipakai pada penelitian ini adalah ikankerapu cantang yang cacat : insang, mulut dan ekor dengan ukuran panjang rata-rata 6,50 ± 0,46 cm dan berat6,21 ± 1,30 g, jumlah 9.000 ekor. Ikan dipelihara selama 120 hari pada 3 buah bak beton ukuran 2,0 x 3,0 x 1,2m yang diisi air laut dengan volume 5,0-6,0 m3 dengan kepadatan ikan masing-masing 3.000 ekor/bak, setiap 30hari kepadatan ikan dijarangkan hingga menjadi 9 bak dengan kepadatan antara 700-900 ekor/bak. Hasilpenelitian panjang rara-rata 19,91±0.37 cm dan berat 102,35 ± 2,75 g, kelangsungan hidup 82,30% dengan totalproduksi 740,7 kg, penjualan benih mengacu pada berat ikan dengan harga Rp.100.000/kg. Hasil analisismenunjukan usaha menghasilkan R/C ratio 1,68 salama satu siklus produksi, artinya usaha tersebutmenguntungkan.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI YANG DIISOLASI DARI LARVA IKAN KERAPU HIBRIDA CANTIK YANG TERSERANG PENYAKIT EKOR BUNTUNG Zafran, Mr.; Ismi, Suko; Mastuti, Indah; Mahardika, Ketut
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 2 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.2

Abstract

Budidaya ikan kerapu sudah berkembang pesat di Indonesia. Beberapa tahun belakangan mulai berkembang jenis kerapu hibrida, antara lain kerapu hibrida cantik. Salah satu kendala dalam pembenihan ikan kerapu hibrida cantik adalah terjadinya serangan penyakit yang menyebabkan sirip ekor ikan jadi buntung. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri dari ekor larva ikan kerapu hibrida cantik dan mengetahui karakteristiknya. Dari hasil isolasi didapatkan empat  isolat bakteri murni dimana dua isolat tumbuh baik pada media cytophaga agar  membentuk koloni berwarna keputih-putihan dan dua isolat lainnya tumbuh baik pada media TCBS agar membentuk koloni berwarna hijau. Isolat bakteri 1 dan 2 sensitif terhadap antibiotik chloramphenicol dan oxytetracyclin tetapi resisten terhadap antibiotik  ampicillin, novobiocin, erythromycin, streptomycin, dan penicillin. Di pihak lain, isolat bakteri 3 dan 4 hanya sensitif terhadap antibiotik chloramphenicol. Nilai konsentrasi hambat minimum antibiotik oxytetracyclin terhadap bakteri isolat 1 dan 2 adalah 62,5 mg/L, dan terhadap isolat 3 dan 4 adalah 250 mg/L. Antibiotik erysanbe 500 tidak efektif menghambat pertumbuhan keempat bakteri uji sampai konsentrasi 1000 mg/L. Konsentrasi hambat minimum antibiotik inrofloxs-25 untuk bakteri isolat 1 dan 2 adalah 31,2 mg/L, sedangkan untuk bakteri isolat 3 adalah 62,5 mg/L dan untuk bakteri isolat 4 adalah 15,6 mg/L.
BEBERAPA MACAM CACAT TUBUH YANG TERJADI PADA BENIH IKAN KERAPU CANTANG HASIL HATCHERY Ismi, Suko
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 1 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.14

Abstract

Cantang grouper is a hybrid between female tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus) and male giant grouper (Epinephelus lanceolatus) cantang grouper is currently in big demand for aquaculture because it has fast growth. Seed requirement of this fish can be supplied from hatcheries production, one of the constraints of the hatchery production it is deformities. The purpose of this study is to know the kinds of deformities that occur in fish seeds produced from the hatchery. The study was conducted in  Gerokgak District , Buleleng Regency, Bali. Data obtained by survey and direct observation in several hatcheries and  collected was analyzed descriptively. The results showed that highest deformity were open gills reached 90.1%, followed by deformity of tail  72.6%, head and mouth  reached 23.8% and backbone (kiposis, lordosis skiolosis) reached 20.8%. High deformities in the resulting seed will result in losses to the hatchery because the seed can't sell.
PENGARUH LAMA WAKTU YANG BERBEDA PADA TRANSPORTASI BENIH IKAN KERAPU SUNU Plectropomus leopardus DENGAN SISTEM TERTUTUP Ismi, Suko; Asih, Yasmina Nirmala; Nasukha, Afifah; Astuti, Ni Wayan Widya
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 3 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.03.4

Abstract

Ikan kerapu sunu Plectropomus leopardus merupakan komoditas perikanan laut yang bernilai ekonomis tinggi dengan harga yang mahal. Benih telah dapat diproduksi mulai dipasarkan ukuran 3,0 cm, proses transportasi sangat diperlukan mengingat konsumen yang memerlukan benih kerapu sunu untuk usaha pendederan atau budidaya yang tempatnya jauh dari sumber benih. Penelitian ini bertujuan mengetahui sampai berapa lama waktu tempuh yang dapat menghasilkan benih dengan kelangsungan hidup tinggi dan kondisi ikan sehat. Transportasi benih ikan kerapu sunu dilakukan dengan sistem tertutup, dengan menggunakan mobil bergerak, setelah 6 jam perjalanan oksigen dalam kantong  plastik diganti, kemudian dikemas kembali seperti semula untuk melanjutkan perjalanan sesuai perlakuan. Benih ikan kerapu sunu yang digunakan ukuran 3,15±0,54 cm, dengan kepadatan 250 ekor per bok. Penelitian menggunakan   rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan,  dengan  perlakuan beda waktu transportasi: A.12 jam; B. 16 jam; C.20 jam; D. 24 jam dan E. 30 jam. Hasil menunjukan lama waktu transportasi pada perlakuan 12 jam hingga 24 jam  tidak berbeda nyata menghasilkan kelangsungan hidup 98,0 – 100%   tetapi berbeda nyata (P<0,05) dengan tranportasi selama 30 jam dengan kelangsungan hidup 79,9%.
PENGGUNAAN CUPRI SULFAT (CuSO4) UNTUK PENGENDALIAN INFEKSI LINTAH LAUT (Zeylanicobdella arugamensis) PADA IKAN KERAPU HIBRIDA CANTANG (Epinephelus fuscogutattus x E. lanceolatus) Mahardika, Ketut; Mastuti, Indah; Ismi, Suko; ., Zafran
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 3 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.17

Abstract

Bahan kimia sering digunakan sebagai desinfektan untuk pengendalian infeksi parasit, bakteri dan jamur pada ikan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis  cupri sulfat (CuSO4) yang efektif terhadap infeksi lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) pada ikan kerapu hibrida cantang (Epinephelus fuscogutattus x E. lanceolatus). Ikan kerapu hibrida cantang (panjang total 11,9±0,83 cm, dan berat 26,43±6,70 g) diinfeksikan dengan lintah laut melalui metode kohabitasi selama 1 bulan. Masing-masing sebanyak 10 ekor ikan sakit direndam dengan larutan CuSO4 dalam air laut dengan dosis 0, 25, 50, 75, 100 dan 150 ppm. Sebanyak 10 ekor ikan lainnya direndam dalam air tawar sebagai pembanding. Perendaman dilakukan selama 30 dan 60 menit dalam bak plastik dengan volume air 10 liter yang dilengkapi dengan aerasi. Masing-masing perlakuan menggunakan dua  buah bak plastik dengan 5 ekor ikan sakit/bak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CuSO4 dosis 100 dan 150 ppm mampu melepaskan dan membunuh lintah laut yang menginfeksi ikan kerapu hibrida cantang dengan prevalensi 30% dan intensitas mencapai 0,40±0,73-0,30±0,50 setelah perendaman selama 30 menit. Prevalensi dan intensitas tersebut menurun hingga 0% setelah perendaman selama 60 menit.  Prevalensi dan intensitas lintah laut dengan perendaman CuSO4 dosis 100-150 ppm lebih kecil dibandingkan dengan perendaman CuSO4 dosis 25-75 ppm dan air tawar. Sintasan ikan setelah perlakuan dan satu hari dipelihara dalam air laut mencapai 100% di semua perlakuan.  Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa CuSO4 dosis 100-150 ppm efektif untuk pengendalian infeksi lintah laut pada ikan kerapu hibrida cantang dan dapat menjadi alternatif bahan kimia anti lintah laut pengganti air tawar.
PENGAMATAN PERTUMBUHAN COPEPOD SEBAGAI PERSEDIAAN PAKAN ALAMI Yusup, Deny Suhermawan; Anjani, Sephia; Ismi, Suko
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 13 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.35454

Abstract

Copepod adalah pakan alami yang memiliki ukuran kecil pada stadia naupli dengan nilai nutrisi yang tinggi. Cocok sebagai pakan awal larva ikan laut dengan bukaan mulut kecil. Tujuan penelitian mengetahui hasil panen copepod dari Genus Acartia sebagai pakan alami pada kultur masal, untuk pakan larva pada produksi benih ikan laut. Penelitian dilakukan pada Tahun 2020, di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol-Bali. Penelitian dibagi menjadi 2 tahap, pertama adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan copepod sebagai acuan panen pada penelitian ke dua. Copepod dipelihara pada 3 buah toples volume 10 L. Penelitian ke dua untuk mengetahui jumlah copepod yang dipanen pada kultur masal sebagai persedian pakan. Kultur menggunakan 3 bak fiber bervolume 1.000 L. Inokulasi yang diberikan stadia copepodit dengan kepadatan 50 ind/L. Copepod diberi pakan buatan dan dipelihara hingga kepadatan menurun. Berdasarkan pola pertumbuhan kepadatan copepod dari penelitian pertama maka panen copepod penelitian ke dua dimulai hari ke delapan. Hasil panen tertinggi stadia naupli dicapai hari ke tujuh belas dengan kepadatan 184,7 ind/L, stadia copepodit 4,4 ind/L. Hasil kulur copepod tidak cukup dipakai sebagai pakan utama pada produksi larva secara masal dan hanya dapat dipakai sebagai campuran pakan alami untuk menambah nilai nutrisi bagi larva.