Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Optimasi dan Pemodelan Matematis Deasetilasi Kitin Menjadi Kitosan Menggunakan KOH Edwin Rizki Safitra; Budhijanto Budhijanto; Rochmadi Rochmadi
Jurnal Rekayasa Proses Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.933 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.24525

Abstract

Chitosan is valuable product that can be produced from crustacean shell wastes. Chitosan is important ingredient in various fields, for example food industry, biotechnology, pharmacy, medicine, and environment. The objective of this experiment was to obtain optimum conditions of chitin deacetylation process and to propose mathematical model of deacetylation reaction to be used in reactor design. This experiment used KOH solution at various concentration of 40 to 70% (weight fraction), temperature of 80 to 120oC, and reaction time of 4-6 hours. The results showed that optimum condition was achieved at the concentration of KOH of 60%, temperature of 100oC, and reaction time of 5.5 hours. At that condition, the degree of deacetylation (DD) of the chitosan produced was 80.79%, which well met the market standard of 80% DD. The mathematical model proposed in this study indicated that diffusion controlled the the overall rate of reaction. Keywords: chitin, chitosan, degree of deacetylation, optimization, mathematical modeling. Pemanfaatan limbah padat udang sudah sangat lama dikembangkan oleh para peneliti. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari limbah kulit udang adalah kitosan. Tercatat 200 kegunaan kitosan di berbagai bidang dari industri pangan, bioteknologi, farmasi, kedokteran, serta lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum proses deasetilasi kitin dan merumuskan model matematis reaksi deasetilasi untuk keperluan perancangan reaktor. Pada penelitian ini digunakan larutan KOH dengan variasi konsentrasi 40-70% (% berat), suhu 80-120oC, dan waktu reaksi 4-6 jam. Kondisi optimum penelitian ini dicapai pada suhu 100oC, waktu reaksi 5,5 jam, dan konsentrasi KOH 60%. Pada kondisi tersebut, diperoleh kitosan dengan nilai derajat deasetilasi (DD) 80,79% dan sudah sesuai dengan permintaan pasar (minimal 80%). Model matematis yang diperoleh pada penelitian ini mengindikasikan bahwa dalam proses produksi kitosan dari limbah kulit udang, proses transfer massa (difusi) lebih mengontrol dibandingkan reaksi. Kata kunci: kitin, kitosan, derajat deasetilasi, optimasi, pemodelan matematis.
STUDI KINETIKA SIKLISASI KARET ALAM DENGAN KATALISATOR ASAM SULFAT Henry Prastanto; Rochmadi Rochmadi; Muslikhin Hidayat
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 29, Nomor 1, Tahun 2011
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v29i1.112

Abstract

Karet alam siklis (CNR) adalah resin pengeras dan pengkaku karet yang dapat dibuat dari lateks karet alam dengan katalis asam. CNR berpotensi menggantikan High Styrene Resin (HSR) yang merupakan produk turunan minyak bumi sehingga penggunaan CNR akan meningkatkan nilai tambah karet alam. Penelitian siklisasi lateks karet alam dengan katalis asam sulfat ini dilakukan untuk mengetahui kinetika reaksi siklisasi lateks karet alam dan nilai konstanta kecepatan reaksi siklisasi (k). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Polimer, Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada. Lateks karet alam dicampur dengan surfaktan dan asam sulfat. Rasio massa asam sulfat terhadap massa lateks pekat karet alam (60%) adalah 1,1; 1,2; 1,3 dan 1,4, sedangkan suhu operasi yang digunakan adalah 85 dan 950C. Sampel diambil dengan interval waktu 15 menit dengan waktu reaksi sampai 2 jam. Selanjutnya sampel digumpalkan, dicuci, disaring dan dikeringkan. Sampel kemudian dianalisis konsentrasi ikatan rangkapnya yang ditunjukkan dengan bilangan iodnya. Analisis bilangan iodnya dilakukan dengan menggunakan metode larutan Wijs. Hasil penelitian ini menunjukkan, rasio massa asam sulfat terhadap lateks pekat agar dapat menghasilkan CNR adalah minimal 1,2:1. Konstanta kecepatan reaksi protonasi (k1) akan semakin besar dengan kenaikan rasio massa asam sulfat terhadap massa lateks. Nilai k2 dan k4 ternyata juga semakin besar dengan kenaikan rasio sehingga selain sebagai reaktan H+ juga berfungsi sebagai katalis.  How to Cite : Prastanto, H., Rochmadi, R., & Hidayat, M. (2011). Studi kinetika siklisasi karet alam dengan katalisator asam sulfat. Jurnal Penelitian Karet, 29(1), 63-75. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/112
KARBON MESOPORI DARI PIROLISIS POLIMER SINTETIS DAN APLIKASINYA UNTUK PENJERAPAN GAS RUMAH KACA Achmad Amrizal Fauzi; Imam Prasetyo; Rochmadi Rochmadi; Teguh Ariyanto
JURNAL KONVERSI Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.7.1.10

Abstract

Pore structures are needed to be tuned depending on utilizations of carbons, hence obtaining high application performances. In this work, mesoporous carbon was synthesized by pyrolysis of polymeric resin of resorcinol-phenol-formaldehyde-ethylene glycol (RPFEG) and employed to adsorb a greenhouse gas of CO2. Carbons were produced at 650-775 oC pyrolysis temperatures. Pore structure was studied by N2-sorption analysis. The results showed that a high quality of carbon results, proven by high specific surface areas and pore volumes in the range of 1000-1300 m2/g and 0,6-1,4 cm3/g, respectively. Mesoporous carbon (>80% mesopores) was obtained when employing pyrolysis temperature of 750 oC. Isotherm curves showed that adsorption at lower temperature is appropriate to obtain a high adsorption capacity. Capillary condensation assisted to obtain high adsorption volume of CO2 up to 30 mmol/g at 25 °C and 30 bar pressure.
Optimasi dan Pemodelan Matematis Deasetilasi Kitin Menjadi Kitosan Menggunakan KOH Edwin Rizki Safitra; Budhijanto Budhijanto; Rochmadi Rochmadi
Jurnal Rekayasa Proses Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.24525

Abstract

Chitosan is valuable product that can be produced from crustacean shell wastes. Chitosan is important ingredient in various fields, for example food industry, biotechnology, pharmacy, medicine, and environment. The objective of this experiment was to obtain optimum conditions of chitin deacetylation process and to propose mathematical model of deacetylation reaction to be used in reactor design. This experiment used KOH solution at various concentration of 40 to 70% (weight fraction), temperature of 80 to 120oC, and reaction time of 4-6 hours. The results showed that optimum condition was achieved at the concentration of KOH of 60%, temperature of 100oC, and reaction time of 5.5 hours. At that condition, the degree of deacetylation (DD) of the chitosan produced was 80.79%, which well met the market standard of 80% DD. The mathematical model proposed in this study indicated that diffusion controlled the the overall rate of reaction. Keywords: chitin, chitosan, degree of deacetylation, optimization, mathematical modeling. Pemanfaatan limbah padat udang sudah sangat lama dikembangkan oleh para peneliti. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari limbah kulit udang adalah kitosan. Tercatat 200 kegunaan kitosan di berbagai bidang dari industri pangan, bioteknologi, farmasi, kedokteran, serta lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum proses deasetilasi kitin dan merumuskan model matematis reaksi deasetilasi untuk keperluan perancangan reaktor. Pada penelitian ini digunakan larutan KOH dengan variasi konsentrasi 40-70% (% berat), suhu 80-120oC, dan waktu reaksi 4-6 jam. Kondisi optimum penelitian ini dicapai pada suhu 100oC, waktu reaksi 5,5 jam, dan konsentrasi KOH 60%. Pada kondisi tersebut, diperoleh kitosan dengan nilai derajat deasetilasi (DD) 80,79% dan sudah sesuai dengan permintaan pasar (minimal 80%). Model matematis yang diperoleh pada penelitian ini mengindikasikan bahwa dalam proses produksi kitosan dari limbah kulit udang, proses transfer massa (difusi) lebih mengontrol dibandingkan reaksi. Kata kunci: kitin, kitosan, derajat deasetilasi, optimasi, pemodelan matematis.
KARAKTERISASI ALKYD RESIN DARI GLISEROL DAN ASAM ADIPAT YANG DIMODIFIKASI DENGAN MINYAK BIJI KARET SEBAGAI KOMPONEN SURFACE COATING YANG RAMAH LINGKUNGAN Desi Nurandini; Rochmadi Rochmadi; Bardi Murachman
Geosapta Vol 4, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v4i2.5170

Abstract

Modifikasi alkyd resin dengan minyak nabati banyak dikembangkan untuk diaplikasikan dalam industri cat dan coating. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik produk alkyd resin yang terbentuk dari reaksi poliesterifikasi gliserol dan asam adipat yang termodifikasi minyak biji karet. Sintesis alkyd resin yang dilakukan menggunakan proses monogliserida yang terdiri atas dua tahap dan reaksi dilakukan dengan variabel perbandingan ekivalen OH/COOH 1,0 – 1,3 mgek/mgek. Tahap pertama adalah reaksi alkoholisis antara minyak biji karet dengan gliserol di dalam labu leher tiga dengan kecepatan pengadukan dan suhu reaksi dijaga tetap. Selanjutnya adalah tahap esterifikasi yang dilakukan dengan mencampurkan asam adipat ke dalam reaktor batch berisi hasil tahap satu. Hasil karakterisasi produk alkyd resin menunjukkan adanya pengaruh perbandingan ekivalen OH/COOH (Rek) pada karakteristik produk tersebut. Dari analisis FTIR ditemukan adanya gugus ester, hidroksil, dan karboksil. Sedangkan dari analisis bilangan asam diketahui bahwa semakin besar nilai Rek, bilangan asam dalam produk alkyd resin semakin kecil. Sementara itu uji viskositas memberikan hasil bahwa viskositas cenderung semakin besar dengan semakin besarnya nilai Rek, yang menjadi indikasi bahwa berat molekul relatif polimer yang terbentuk semakin meningkat dengan besarnya nilai Rek. Kata-kata kunci: alkyd resin, alkoholisis, esterifikasi, minyak biji karet, karakterisasi