Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Sistem Injeksi Hidrogen untuk Mengurangi Emisi Hidrokarbon Philip Kristanto
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 1 No. 2 (1999): OCTOBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motor vehicles are one of the source emissions of hidrocarbon to atmosphere because of incomplete combustion in combustion chamber, so there are more emissions hidrocarbon from exchaust pipe. One of the method can be used to reduce hidrocarbon emissions from exchaust manifold are injecting hidrogen after combustion process for burning hidrocarbon in exchaust pipe. Abstract in Bahasa Indonesia : Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber emisi hidrokarbon ke atmosfir terutama akibat tidak sempurnanya pembakaran di ruang bakar, sehingga banyak diemisikan hidrokarbon dari saluran buang. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi emisi dari saluran buang adalah melalui sistim injeksi hidrogen setelah proses pembakaran untuk membakar hidrokarbon di saluran buang. Kata kunci : Injeksi Hidrogen, Hidrokarbon, Elektrolisa
PENGARUH SUHU DAN TEKANAN UDARA MASUK TERHADAP KINERJA MOTOR DIESEL TIPE 4 JA 1 Philip Kristanto; Rahardjo Tirtoatmodjo
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 2 No. 1 (2000): APRIL 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the factor that influences optimation of performance of diesel engine is an imperfect combustion in the combustion chamber. To optimize performance of this engine it is necessary to do modification by increasing air temperature and air pressure into combustion chamber. A change of inlet air temperature in the combustion chamber will effect the air density, so will influence the amount of air in the combustion chamber. The increasing air pressure into the combustion chamber will help the mixture to reach its combustion condition faster. So that combustion deceleration, specially in the high rotation speed condition can be avoided. The result of the research showed that the optimal condition can be achieved at the temperature 50°C and the pressure 3 bars. Abstrak in Bahasa Indonesia : Salah satu faktor yang mempengaruhi optimalisasi kinerja pada motor diesel adalah pembakaran kurang sempurna di dalam ruang bakar. Untuk mengoptimalkan kinerja dari motor bakar tersebut dilakukan modifikasi dengan jalan meningkatkan suhu dan tekanan udara masuk ke ruang bakar. Perubahan suhu udara masuk ruang bakar akan berpengaruh terhadap kerapatan udara, sehingga akan mempengaruhi jumlah udara yang masuk ke ruang bakar. Penambahan tekanan pada udara yang masuk ke ruang bakar akan membantu campuran mencapai kondisi pembakaran dengan lebih cepat, sehingga keterlambatan pembakaran, terutama pada kondisi kecepatan putaran yang tinggi dapat dihindari. Hasil penelitian melalui percobaan menunjukkan bahwa kondisi optimal melalui peningkatan suhu dan udara masuk ruang bakar akan dicapai pada 50°C dan tekanan 3 bar. Kata kunci : Modifikasi Motor Diesel
KOLEKTOR SURYA PRISMATIK Philip Kristanto; James Laeyadi
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 2 No. 1 (2000): APRIL 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Solar collector is the essential item of equipment which transforms solar radiation energy to some other useful energy form, for example as the water heater. One of the shape solar collector, is prismatic which have ability to receive solar radiation intensity from all the sun's position, so that using solar energy as water heater can more effective. Solar collector can absorb solar radiation intensity and convert it to useful calor for heating the water inside the pipes of the collector, so the temperature of the water is rise and natural convection is happen by the basic of thermosiphon because effect of mass density fluid difference. From the experiment is found the best position to locate the collector which can produce optimal efficiency are 15 degrre from east to north. Abstract in Bahasa Indonesia : Kolektor surya merupakan suatu bagian dari peralatan yang dibutuhkan untuk mengubah energi radiasi matahari ke bentuk energi panas untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai pemanas air. Salah satu bentuk dari kolektor surya adalah bentuk prisma yang memiliki kemampuan untuk menerima intensitas radiasi matahari dari segala posisi matahari, sehingga diharapkan pemanfaatan energi tersebut sebagai pemanas air dapat lebih efektif. Kolektor surya akan menyerap energi dari radiasi matahari dan mengkonversikannya menjadi panas yang berguna untuk memanaskan air di dalam pipa-pipa kolektor, sehingga suhu air akan meningkat dan terjadi konveksi alami berdasarkan efek termosipon karena adanya perbedaan masa jenis fluida. Dari percobaan didapatkan bahwa posisi terbaik dari kolektor yang menghasilkan efisiensi yang optimal dengan menempatkan kolektor 15° dari arah timur ke utara. Kata kunci: Pemanas air tenaga surya
PENGARUH PERUBAHAN PEMAJUAN WAKTU PENYALAAN TERHADAP MOTOR DUAL FUEL (BENSIN-BBG) Philip Kristanto; Willyanto Anggono; Djoko Wahyudi
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 1 (2001): APRIL 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A Fuel gasoline engine can also use gas fuel beside gasoline. Nevertheless, if this gasoline angine uses gas fuel, the performance of the engine will decrease, because the engine is designed for gasoline as its fuel. This performance reduction is caused by the different characteristics of the two fuels. One way to improve the performance of a gasoline engine that used gas fuel by controlling the firring time with electronic controller to make the firring time more accurate. Abstract in Bahasa Indonesia : Selain dapat menggunakan bahan bakar bensin, motor bensin juga dapat menggunakan bahan bakar gas. Namun unjuk kerja dari motor bensin menurun ketika menggunakan bahan bakar gas. Penurunan unjuk kerja ini karena mesin tersebut memang dirancang untuk bahan bakar bensin, kecuali kalau mesin itu memang dirancang untuk berbahan bakar gas. Penurunan unjuk kerja motor ini disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik penyalaan dari kedua bahan bakar tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan unjuk kerja dari motor bensin yang menggunakan bahan bakar gas adalah dengan mengatur pemajuan penyalaan secara elektronik sehingga waktu pengapiannya menjadi lebih tepat. Kata kunci: kontrol otomatis, BBG, sudut pengapian.
PENGATURAN KONDISI IDLE DAN AKSELERASI PADA MOTOR BERBAHAN BAKAR GAS Philip Kristanto; Jemy Gunawan
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 1 (2001): APRIL 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Using fuel gas for gasoline engine can be made with additional equipment which is called Conversion Kit. However is still limited because there is a problem about the engine performance, that is too high idle rotation and low acceleration if compared to engine with gasoline. One at the cause of too high idle rotation is too a little fuel gas enter to intake manifold and specific gravity fuel gas (0,562 kg/m3) lower than gasoline, that cause the idle condition where the intake gas valve opened just a little, air that enter together with fuel gas cannot doing completely combustion. The way to improve this problem are by supply fuel gas with injection system control by electronic in idle and aceleration condition. Abstract in Bahasa Indonesia : Pemakaian bahan bakar gas untuk motor bensin dapat dilakukan dengan menambahkan peralatan yang disebut dengan conversion kit. Namun penggunaannya masih terbatas karena adanya kendala terhadap performa dari motor, yaitu terlalu tingginya putaran pada kondisi idle dan rendahnya akselerasi jika dibandingkan dengan motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Salah satu penyebab dari tingginya putaran idle adalah terlalu sedikitnya bahan bakar gas yang masuk ke intake manifold dan specific gravity dari bahan bakar gas (0.562 kg/m3) lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar bensin, hal ini berakibat kondisi idle dimana katup gas hanya terbuka sedikit, udara yang masuk bersama-sama dengan bahan bakar gas tidak dapat melakukan pembakaran secara sempurna. Salah satu cara untuk memecahkan permasalahannya adalah dengan memberikan suplai BBG melalui sistim injeksi yang dikontrol secara elektronik baik pada kondisi idle maupun pada saat akselesari. Kata kunci: sistim injeksi untuk BBG
ANALISA TURBOCHARGER PADA MOTOR BENSIN DAIHATSU TIPE CB-23 Philip Kristanto; Willyanto Anggono; Rully Hartadi
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 1 (2001): APRIL 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Turbocharger is one of component that used to improve performance of vehicle by increasing density of air. Turbocharger consists of turbin and compressor. Many people hope that their vehicle has better performance and faster acceleration by applaying some component. In this case turbocharger can do that. By applaying turbocharger, air and fuel will homogeneously mixed that can give a better combustion. Turbocharger has many advantages. Turbocharger powered by pressure of exhaust gas. Abstract in Bahasa Indonesia : Turbocharger adalah suatu komponen yang dipasang pada kendaraan bermotor yang bertujuan untuk meningkatkan daya dari motor dengan melakukan penambahan rapat massa udara yang lebih banyak dibandingkan dengan cara pengisian biasa. Turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan sebuah kompresor. Banyak yang mengharapkan daya dari kendaraannya dapat meningkat dengan memasang perangkat. Diharapkan dengan memasang perangkat tersebut, daya dari motor akan meningkat dan juga akselerasinya. perangkat yang dipakai dalam hal ini adalah turbocharger. Dengan penambahan turbocharger, akan membuat campuran udara dengan bahan bakar semakin sempurna atau semakin homogen sehingga pembakaran akan semakin sempurna. Perangkat turbocharger ini mempunyai kelebihan dariperangkat lain yang bertujuan untuk meningkatkan daya. Turbocharger ini digerakkan oleh tekanan gas buang, yang pada umumnya tekanan gas buang dan panas dari gas buang ini tidak dimanfaatkan atau langsung dibuang begitu saja. Kata kunci: turbocharger, turbin, kompresor dan knocking.
PENGARUH TEBAL PLAT DAN JARAK ANTAR PIPA TERHADAP PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR Philip Kristanto; Yoe Kiem San
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 2 (2001): OCTOBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flat plate solar collector is an equipment to used for water heater. This collector absorb the radiant energy from the sun and convert it to heat in the tubes collector. Parameters which influence the performance this collector are thickness of the plate absorber and distance between the tubes which called collector fin efficiency. From the research it is found that more and more the thickness of the plate absorber and more and more the small distance between of the tubes collector, more and more optimum fin eficiency the collector. Abstract in Bahasa Indonesia : Kolektor surya plat datar merupakan suatu peralatan yang dapat digunakan untuk memanaskan air. Kolektor tersebut menyerap energi radiasi dari matahari dan mengkonversikannya menjadi panas pada pipa-pipa kolektor. Parameter-parameter yang berpengaruh terhadap unjuk kerja kolektor tersebut diantaranya adalah ketebalan plat penyerap dan jarak antar pipa-pipa kolektor yang disebut dengan efisiensi sirip kolektor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal plat penyerap dan semakin kecil jarak antar pipa-pipa kolektor, efisiensi sirip dari kolektor semakin optimum. Kata kunci: kolektor surya plat datar, performansi, efisiensi sirip.
PENINGKATAN UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH DENGAN PENGGUNAAN METHYL TERTIARY BUTHYL ETHER PADA BENSIN Philip Kristanto; Willyanto Anggono; Michael Michael
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 2 (2001): OCTOBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Octane number is reference to measure quality of gasoline as the fuel of gasoline engine. Gasoline with higher octane number gives less tendency to knocking. Methyl Tertiary Buthyl Ether is a chemical solutions that gives positive effect to rise the octane number. Using a motor Daihatsu CB-23, the best power obtained by using gasoline with 20% Methyl Tertiary Buthyl Ether and ignition timing is 15 degree before TDC. Abstract in Bahasa Indonesia : Angka oktan merupakan acuan untuk mengukur kualitas bensin yang digunakan sebagai bahan bakar motor bensin. Makin tinggi angka oktan maka makin rendah kecenderungan bensin untuk terjadi knocking. Methyl Tertiary Buthyl Ether merupakan suatu larutan kimia yang memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan angka oktan dari bensin. Dari hasil percobaan dengan motor Daihatsu CB-23 diperoleh bahwa dengan penambahan Methyl Tertiary Buthyl Ether dengan konsentrasi 20% dalam bensin dan sudut pengapian 15 derajat sebelum TMA diperoleh daya yang dihasilkan motor paling optimal. Kata kunci: angka oktan, motor bensin, Methyl Tertiary Buthyl Ether.
Oksigenat Methyl Tertiary Buthyl Ether Sebagai Aditif Octane Booster Bahan Bakar Motor Bensin Philip Kristanto
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 4 No. 1 (2002): APRIL 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oxygenates Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE), as an alternative substance for Tetra Ethyl Lead (TEL), which is used as substance to increase octane number gasoline fuel. However, need to be tested how its concentration influence about octane number, volatility fuel and engine performance. For engines with carburettor, the liquid fuel must be volatile enough to produce a combustible fuel vapour air mixture at intake temperature and to produce completely fuel vapour air mixture inside the cylinder before combustion. Abstract in Bahasa Indonesia : Oksigenat Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE), sebagai alternatif pengganti Tetra Ethyl Lead (TEL), yang digunakan sebagai komponen peningkat angka oktan bahan bakar bensin. Namun, perlu dilakukan pengujian bagaimana pengaruh konsentrasinya terhadap angka oktan, sifat volatilitas bahan bakar dan unjuk kerja motor. Untuk motor yang menggunakan karburator, bahan bakar cair harus cukup mudah menguap untuk menyediakan campuran udara dan uap bahan bakar pada tempratur masuk dan menyediakan secara lengkap campuran udara dan uap bahan bakar didalam silinder sebelum terbakar. Kata kunci: Oksigenat, angka oktan, volatilitas.
Penggunaan Minyak Nabati Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pada Motor Diesel Sistim Injeksi Langsung Ricky Winaya; Philip Kristanto
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 4 No. 2 (2002): OCTOBER 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vegetable oil as an example product of agricultural engineering, has potential to be developed to renewable energy called bio-diesel. This paper describes comparison study performance from a direct injection system diesel-engine fueled with composition 20%, 30% and 40% bio-diesel, with diesel engine fueled diesel oil (solar). The test results have shown that the engine fueled with 20%, 30%, and 40% bio-diesel produce slightly lower torque and power than the same engine fueled with solar. The other research before, the emission test results have shown a lower particulate matter, hydrocarbon and carbon monoxide from exhaust. Abstract in Bahasa Indonesia : Minyak nabati sebagai suatu contoh produk dalam bidang rekayasa pertanian, berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk energi bahan bakar yang terperbaharui yang disebut dengan bio-disel. Tulisan ini membahas tentang studi perbandingan performansi motor disel sistim injeksi langsung berbahan bakar dengan komposisi 20%, 30% dan 40% bio-disel, dengan yang berbahan bakar minyak diesel (solar). Hasil pengujian menunjukkan bahwa motor disel yang menggunakan bahan bakar dengan komposisi 20%, 30% dan 40% biodisel menghasilkan torsi dan daya yang lebih rendah daripada motor yang sama berbahan bakar solar. Hasil penelitian sebelumnya, hasil uji emisi menujukkan adanya partikel, hidrokarbon dan karbon monoksida yang lebih rendah pada saluran buang. Kata kunci: Minyak nabati, Biodisel, Torsi, daya.