Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Anggono
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 1 No. 2 (1999): OCTOBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The imperfect combustion process will be a problem in the development effort of diesel engine's performance. Nonhomogen air-fuel mixing process is one of the factors which cause the imperfect combustion. By heating up the diesel fuel up to a certain temperature before it goes through the high pressure injection pump will lower its density and viscosity. Therefore, when injected in the combustion chamber, it will formed smaller droplets of fuel spray which result in a more homogenious air-fuel mixture. Also by using higher temperature will make the diesel fuel easier to ignite in order to compensate the limited time which is available in high speed operating conditions. Diesel fuel heating can improve the combustion process to increase the power and decrease the fuel consumption optimally. Abstract in Bahasa Indonesia : Tidak sempurnanya proses pembakaran merupakan masalah yang akan dijumpai dalam usaha peningkatan kinerja motor diesel. Proses pencampuran udara dan bahan bakar yang kurang baik menjadi salah satu faktor penyebab ketidak sempurnaan tersebut. Dengan melakukan pemanasan terhadap solar sampai temperatur tertentu sebelum masuk ke dalam pompa tekanan tinggi akan menyebabkan penurunan density dan viskositas solar, sehingga bila diinjeksikan ke dalam ruang bakar akan membentuk butiran kabut bahan bakar yang lebih halus yang akan menyebabkan proses pencampuran bahan bakar dan udara menjadi lebih homogen. Disamping itu, dengan temperatur yang lebih tinggi akan membuat solar menjadi lebih mudah terbakar sehingga dapat mengimbangi singkatnya waktu yang tersedia untuk pembakaran pada putaran tinggi. Pemanasan solar dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk menyempurnakan proses pembakaran sehingga dihasilkan peningkatan daya dan penurunan konsumsi bahan bakar yang optimal. Kata kunci : peningkatan daya, penurunan konsumsi bahan bakar, motor diesel, proses pembakaran
PENINGKATAN UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH DENGAN PENGGUNAAN BUSI DUA ELEKTRODE DAN BUSI TIGA ELEKTRODE Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Anggono; Slamet Basuki
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 2 No. 1 (2000): APRIL 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of supporting components in the ignition system of Spark Ignition Engine is spark plug. Ignition occurs caused by the existence of electric source energy which generates activation energy to ignite the air fuel mixture until produces power. Spark plug is a component generating the spark highly effected the completeness process in combustion chamber. The completeness of combustion process shall affects the performance of the engine. By using double electrode spark plug and multi electrode spark plug can increase the performance on optimal condition, particularly increasing of the thermal efficiency each is 2.9% and 3.7%. Abstract in Bahasa Indonesia : Salah satu komponen pendukung dalam sistem pengapian pada motor bakar torak adalah busi. Pengapian dari busi terjadi karena adanya sumber energi listrik untuk menghasilkan energi aktivasi yang digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar sehingga menghasilkan tenaga. Busi sebagai suatu piranti untuk menghasilkan busur api listrik sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan proses pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar. Kesempurnaan proses pembakaran akan mempengaruhi unjuk kerja dari motor. Dengan menggunakan busi dua elektrode dan busi tiga elektrode dapat meningkatkan unjuk kerja dari motor pada kondisi optimal khususnya peningkatan Efisiensi Thermis yaitu masing-masing 2,9% dan 3,7%. Kata kunci: Busi dua elektrode, busi tiga elektrode, energi aktivasi, peningkatan daya, penurunan konsumsi bahan bakar, proses pembakaran.
PENINGKATAN UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH DENGAN PENGGUNAAN BUSI SPLITFIRE SF392D DAN KABEL BUSI HURRICANE Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Anggono; Julianto Setyawan
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 2 No. 2 (2000): OCTOBER 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of supporting components in the ignition system of Spark Ignition Engine is spark plug. Ignition occurs caused by the existence of electric source energy which generates activation energy to ignite the air fuel mixture until produces power. Spark plug is a component generating the spark highly effected the completeness process in combustion chamber. The completeness of combustion process shall affects the performance of the engine. By using Splitfire SF392D Spark plug and Hurricane plug wire, the ignition timing must be resetting for optimum power result. From result of the test, everage power increased is 3.8%. Abstract in Bahasa Indonesia : Salah satu komponen pendukung dalam sistem pengapian pada motor bakar torak adalah busi. Pengapian dari busi terjadi karena adanya sumber energi listrik untuk menghasilkan energi aktivasi yang digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar sehingga menghasilkan tenaga. Busi sebagai suatu piranti untuk menghasilkan busur api listrik sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan proses pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar. Kesempurnaan proses pembakaran akan mempengaruhi unjuk kerja dari motor. Dengan menggunakan Busi Splitfire SF392D dan Kabel Busi Hurricane, maka waktu pengapian harus disesuiakan untuk mendapatkan daya yang optimal. Peningkatan daya rata-rata yang dihasilkan dari pengujian adalah 3,8%. Kata kunci: Busi, Kabel busi, energi aktivasi, peningkatan daya, penurunan konsumsi bahan bakar, proses pembakaran.
PENGARUH PERUBAHAN PEMAJUAN WAKTU PENYALAAN TERHADAP MOTOR DUAL FUEL (BENSIN-BBG) Philip Kristanto; Willyanto Anggono; Djoko Wahyudi
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 1 (2001): APRIL 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A Fuel gasoline engine can also use gas fuel beside gasoline. Nevertheless, if this gasoline angine uses gas fuel, the performance of the engine will decrease, because the engine is designed for gasoline as its fuel. This performance reduction is caused by the different characteristics of the two fuels. One way to improve the performance of a gasoline engine that used gas fuel by controlling the firring time with electronic controller to make the firring time more accurate. Abstract in Bahasa Indonesia : Selain dapat menggunakan bahan bakar bensin, motor bensin juga dapat menggunakan bahan bakar gas. Namun unjuk kerja dari motor bensin menurun ketika menggunakan bahan bakar gas. Penurunan unjuk kerja ini karena mesin tersebut memang dirancang untuk bahan bakar bensin, kecuali kalau mesin itu memang dirancang untuk berbahan bakar gas. Penurunan unjuk kerja motor ini disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik penyalaan dari kedua bahan bakar tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan unjuk kerja dari motor bensin yang menggunakan bahan bakar gas adalah dengan mengatur pemajuan penyalaan secara elektronik sehingga waktu pengapiannya menjadi lebih tepat. Kata kunci: kontrol otomatis, BBG, sudut pengapian.
ANALISA TURBOCHARGER PADA MOTOR BENSIN DAIHATSU TIPE CB-23 Philip Kristanto; Willyanto Anggono; Rully Hartadi
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 1 (2001): APRIL 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Turbocharger is one of component that used to improve performance of vehicle by increasing density of air. Turbocharger consists of turbin and compressor. Many people hope that their vehicle has better performance and faster acceleration by applaying some component. In this case turbocharger can do that. By applaying turbocharger, air and fuel will homogeneously mixed that can give a better combustion. Turbocharger has many advantages. Turbocharger powered by pressure of exhaust gas. Abstract in Bahasa Indonesia : Turbocharger adalah suatu komponen yang dipasang pada kendaraan bermotor yang bertujuan untuk meningkatkan daya dari motor dengan melakukan penambahan rapat massa udara yang lebih banyak dibandingkan dengan cara pengisian biasa. Turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan sebuah kompresor. Banyak yang mengharapkan daya dari kendaraannya dapat meningkat dengan memasang perangkat. Diharapkan dengan memasang perangkat tersebut, daya dari motor akan meningkat dan juga akselerasinya. perangkat yang dipakai dalam hal ini adalah turbocharger. Dengan penambahan turbocharger, akan membuat campuran udara dengan bahan bakar semakin sempurna atau semakin homogen sehingga pembakaran akan semakin sempurna. Perangkat turbocharger ini mempunyai kelebihan dariperangkat lain yang bertujuan untuk meningkatkan daya. Turbocharger ini digerakkan oleh tekanan gas buang, yang pada umumnya tekanan gas buang dan panas dari gas buang ini tidak dimanfaatkan atau langsung dibuang begitu saja. Kata kunci: turbocharger, turbin, kompresor dan knocking.
PENINGKATAN UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH DENGAN PENGGUNAAN METHYL TERTIARY BUTHYL ETHER PADA BENSIN Philip Kristanto; Willyanto Anggono; Michael Michael
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 3 No. 2 (2001): OCTOBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Octane number is reference to measure quality of gasoline as the fuel of gasoline engine. Gasoline with higher octane number gives less tendency to knocking. Methyl Tertiary Buthyl Ether is a chemical solutions that gives positive effect to rise the octane number. Using a motor Daihatsu CB-23, the best power obtained by using gasoline with 20% Methyl Tertiary Buthyl Ether and ignition timing is 15 degree before TDC. Abstract in Bahasa Indonesia : Angka oktan merupakan acuan untuk mengukur kualitas bensin yang digunakan sebagai bahan bakar motor bensin. Makin tinggi angka oktan maka makin rendah kecenderungan bensin untuk terjadi knocking. Methyl Tertiary Buthyl Ether merupakan suatu larutan kimia yang memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan angka oktan dari bensin. Dari hasil percobaan dengan motor Daihatsu CB-23 diperoleh bahwa dengan penambahan Methyl Tertiary Buthyl Ether dengan konsentrasi 20% dalam bensin dan sudut pengapian 15 derajat sebelum TMA diperoleh daya yang dihasilkan motor paling optimal. Kata kunci: angka oktan, motor bensin, Methyl Tertiary Buthyl Ether.
Peningkatan Unjuk Kerja Desain Flexible Shield untuk Pompa Sabun Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Willyanto Anggono
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 6 No. 2 (2004): OCTOBER 2004
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The flexible shield is a part of the pump system that dispenses soap-product. The function of the flexible shield is to protect the soap pump from intruding water. Investigation on performance of the current design flexible shield found that the current design of the flexible shield has not succeeded yet because there are no enough vertical reaction force in the upper part of the flexible shield after the deformation 9 mm to return to its rest position by itself (the requirement is 10 mm deformation). In the real experiment, the product must contain enough vertical reaction force on the upper part area of the flexible shield to return to its rest position independently. At that situation, there is no minimum turning point in the force against displacement graph. In the Ansys simulation, this condition is illustrated by the same graph force against displacement as the real experiment. To eliminate the locking mechanism during the deformation, the discontinuity should not exist, which means there should be no minimum turning point in the force against displacement graph. The combination of material and geometry are two very influencing factors to the performance of new design flexible shield. From the analysis using Finite Element Method, it is discovered that the displacement position of the minimum turning point in the force against displacement graph of the new design concept is bigger than the current design, which matches our requirement. The force-displacement relationship graphs the minimum turning point position (11 mm displacement). Abstract in Bahasa Indonesia : Flexible shield adalah bagian sistem pompa untuk mengeluarkan suatu produk sabun cair, disamping itu flexible shield juga berfungsi untuk memproteksi pompa sabun dari kemasukan air. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa desain flexible shield yang ada saat ini belum sepenuhnya berhasil. Hal ini disebabkan gaya reaksi vertikal pada flexible shield yang terjadi belum cukup untuk mengembalikan flexible shield ke posisi semula dengan sendirinya setelah mencapai deformasi 9 mm. Sedangkan kebutuhan desain flexible shield adalah dapat kembali keposisi semula dengan sendirinya setelah mencapai deformasi 10 mm. Pada percobaan sesungguhnya, agar flexible shield dapat kembali ke posisi semula, keadaan tersebut digambarkan dengan tidak adanya nilai minimum turning point pada grafik gaya sebagai fungsi perpindahan (force against displacement graph). Pada simulasi dengan menggunakan metode elemen hingga (ANSYS 5.7), kondisi tersebut diilustrasikan dengan grafik gaya sebagai fungsi perpindahan, sama seperti pada percobaan sesungguhnya. Minimum turning point pada force against displacement graph ini menggambarkan mekanisme penguncian yang menyebabkan flexible shield tidak dapat kembali ke posisi semula setelah terjadinya deformasi 9 mm. Untuk meniadakan pengaruh mekanisme penguncian selama proses deformasi, maka pada force against displacement graph haruslah tidak terdapat minimum turning point. Kombinasi material dan geometri adalah dua faktor yang sangat berpengaruh pada performansi desain flexible shield yang baru. Dengan menggunakan analisa dari Metode Elemen Hingga, dapat diketahui force against displacement graph dari setiap desain baru yang akan dibuat, sehingga dapat diketahui performansi dari setiap desain yang ada. Pada akhirnya desain baru dapat diketahui unjuk kerjanya dengan posisi minimum turning point 11 mm (melebihi dengan kebutuhan desain yang ditentukan). Kata kunci : flexible shield, metode elemen hingga, minimum turning point, grafik gaya sebagai fungsi perpindahan.
PREVENTIVE MAINTENANCE SYSTEM DENGAN MODULARITY DESIGN SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA MAINTAINANCE (Studi Kasus di Perusahaan Tepung Ikan) Julianingsih Julianingsih; Willyanto Anggono
Jurnal Teknik Industri: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik Industri Vol. 7 No. 1 (2005): JUNE 2005
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.443 KB) | DOI: 10.9744/jti.7.1.61-75

Abstract

Mofularity design has been applied in many European countries, especially in industrial assembling and manufacturing. Modularity design cause manufacture process and assembly process easier and cheaper. Many industries in Indonesia usually doing corrective maintenance or preventive maintenance. So, in this research, modularity design will be applied in preventive maintenance in fish mill Indonesian factory. In this research, corrective maintenance and preventive maintenance cost will be compared to preventive maintenance cost using modularity design. From the research, the application of preventive maintenance using modularity design reduces cost up to 35.98% from the initial condition (corrective maintenance) Abstract in Bahasa Indonesia : Modularity design telah banyak diterapkan di negara-negara Eropa terutama dalam hal perakitan dan manufaktur di bidang industri. Modularity design menyebabkan proses manufaktur dan perakitannya lebih sederhana dan murah. Perusahaan-perusahaan di Indonesia biasanya lebih banyak melakukan kegiatan corrective maintenance atau preventive mainternance. Dalam penelitian ini, modularity design dicoba diterapkan dalam kegiatan preventive maintenance di perusahaan tepung ikan di Indonesia. Pada penelitian ini dibandingkan biaya yang diperlukan untuk kegiatan corrective maintenance, preventive maintenance dan preventive maintenance dengan modularity design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan preventive maintenance dengan modularity design dapat menurunkan biaya sebesar 35,98% dari keadaan awal (corrective maintenance). Kata kunci: corrective maintenance, preventive maintenance, modularity design.