Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Hortikultura

Potensi Individu Amblyseius deleoni et Denmark sebagai Predator Hama Tungau Panonychus citri McGregor pada Tanaman Jeruk L Setyobudi; Mizu Istianto; Oto Endarto
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 1 (2007): Maret 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n1.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Panonychus citri merupakan salah satu hama penting pada tanaman jeruk. Pengendalian terhadap populasi hama tungau ini perlu dilakukan untuk menekan kehilangan hasil pada tanaman jeruk. Salah satu alternatif pengendalian yang perlu dikembangkan adalah pemanfaatan musuh alami. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi individu A. deleoni pemangsa hama P. citri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 1999-Januari 2000 di Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Tlekung. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuannya adalah A. deleoni diberi mangsa (1) telur, (2) larva, (3) nimfa, (4) imago, dan (5) campuran stadia P. citri, serta (6) tepungsari bunga pepaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A. deleoni mampu memangsa P. citri. Individu A. deleoni mampu memangsa telur, larva, nimfa, imago, dan campuran stadia P. citri berturut-turut sebanyak 1,80-2,16 butir/hari, 1,08-2,22 ekor/hari, 0,70-1,52 ekor/hari, 0,47-1,08 ekor/hari, dan 1,15-2,93 ekor/hari. Lama stadia pertumbuhan A. deleoni pada stadia mangsa yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap tingkat pemangsaan. Jumlah telur yang diletakkan oleh A. deleoni dewasa terbanyak adalah pada perlakuan mangsa telur, yaitu 14,40 butir. Jumlah keturunan F1 terbanyak dari A. deleoni terjadi pada perlakuan mangsa telur, yaitu 11,52 ekor. Hasil ini menunjukkan adanya alternatif predator yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi P. citri pada tanaman jeruk.ABSTRACT. Setyobudi, L., M. Istianto, and O. Endarto. 2007. Individual Potency of Amblyseius deleoni et Denmark as Predator of Panonychus citri McGregor on Citrus. Panonychus citri is one of the most economically important citrus pests in Indonesia. Controlling to this pest population is needed to suppress the crop losses of citrus production. One of the technologies to control mite population is by applying natural enemies. The objective of this research was to evaluate the individual potency of A. deleoni to prey P. citri. The research was arranged in a completely randomized design with 6 treatments and 10 replications This research was conducted from August 1999 to January 2000 in Laboratory of Entomology of Indonesian Citrus and Subtropic Fruit Research Institute Tlekung. The treatments were A. deleoni put in the several stages of P. citri lifecycle i.e. (1) eggs, (2) larva, (3) nymph, (4) adult, (5) mixed stages of P. citri, and (6) pollens of papaya. The results showed that A. deleoni had a potency to prey P. citri. During the treatments, individual of A. deleoni was able to prey 1.80-2.16 eggs/day, 1.08-2.22 larvae/day, 0.70-1.52 nymphs/day, 0.47-1.08 adults/day, 1.15-2.93 mixed stages of P. citri/day. The treatments tended not to have significant influence to longevity of A. deleoni. The largest number of eggs and first generation of A. deleoni found in the treatment of eggs of P. citri as a prey i.e. 14.40 and 11.52 respectively. This results gives an alternative predator that can be used to control the population of P. citri on citrus.
Aktivitas Antijamur Minyak Atsiri terhadap Penyakit Antraknos Buah Pisang di Penyimpanan pada Kondisi Laboratorium Mizu Istianto; - Eliza
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 2 (2009): Juni 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v19n2.2009.p%p

Abstract

ABSTRAK. Antraknos yang disebabkan oleh Colletotrichum sp. merupakan penyakit penting yang menyerangbuah pisang pada penyimpanan. Teknologi yang direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit ini adalah denganpenerapan perlakuan panas dan penggunaan fungisida. Teknologi alternatif yang mempertimbangkan keamanankonsumen dan lingkungan sangat diperlukan untuk menggantikan penggunaan fungisida. Tujuan penelitian adalahmengevaluasi aktivitas antijamur beberapa minyak atsiri yang diekstrak dari daun kayu manis, sereh wangi, dankulit jeruk besar terhadap penyakit antraknos. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman BalaiPenelitian Tanaman Buah Tropika pada suhu ruang mulai dari bulan Januari sampai Mei 2007. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa minyak atsiri mampu menekan perkembangan miselium jamur Colletotrichum sp.. Minyakatsiri yang diekstrak dari daun kayu manis mempunyai nilai penghambatan tertinggi (65-72%) terhadap pertumbuhanmiselium Colletotrichum sp., diikuti oleh nilai penghambatan minyak atsiri sereh wangi (62-64%), dan kulit jerukbesar (14-19%). Hasil ini menunjukkan bahwa minyak atsiri mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkansebagai teknologi alternatif yang mempertimbangkan keamanan konsumen dan lingkunganABSTRACT. Istianto, M. and Eliza. 2009. Antifungal Activity of Essential Oils Against Anthracnose Disease onBanana Fruit During Storage at Laboratory Conditions. Anthracnose, caused by Colletotrichum sp., is importantdisease attacking banana fruit during storage. The technologies recommended to control anthracnose were fungicideand heat treatment application. Alternative technologies that considered safe to consumer and environment areneeded to replace the use of fungicides. The aim of this experiment was to evaluate antifungal activity of essentialoils extracted from Cinnamomum burmanni, Cymbopogon nardus, and Citrus grandis against anthracnose disease.The experiment was conducted in the Plant Protection Laboratory of Indonesian Tropical Fruit Research Institute atroom temperature from January to May 2007. The results showed that essential oils was able to suppress the growthof Colletotrichum sp’s mycelial. Essential oil extracted from C. burmanni had highest inhibition value (65-72%) tothe mycelial growth of Colletotrichum sp., followed by C. nardus (62-64%), and C. grandis (14-19%). This resultsindicated that essential oils had good potential to be developed as alternative technology to control anthracnose diseaseconsidering the consumer and environment safety.