Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Komposisi dan Konsentrasi Senyawa dalam Minyak Atsiri Jeruk Manis dan Jeruk Besar terhadap Perkembangan Tungau Panonychus citri McGregor Mizu Istianto; K Untung; - Mulyadi; Y A Trisyono; T Yuwono
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 1 (2006): Maret 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v16n1.2006.p%p

Abstract

Tungau Panonychus citri (Acarina: Tetranychidae)  adalah salah satu hama penting yang menyerang tanaman jeruk di Indonesia. Salah satu kunci sukses untuk mengendalikan populasi P. citri adalah memahami interaksi hama ini dengan inangnya. Namun demikian, informasi dalam bidang ini masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh minyak atsiri dari kulit buah jeruk manis dan jeruk besar terhadap perkembangan dan kemampuan reproduksi  tungau P. citri serta mengidentifikasi faktor penyebabnya.  Penelitian dilakukan di Laboratorium  Loka Penelitian Jeruk, Tlekung-Batu, Malang dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mulai bulan Februari sampai Juli 2003. Perlakuannya adalah beberapa konsentrasi minyak atsiri, yaitu 10, 20, 40, 80 ppm, serta parafin dan kontrol.  Tiap perlakuan diulang 15 kali menggunakan  rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri jeruk manis Pacitan dan jeruk besar Nambangan mampu menghambat perkembangan  dan menurunkan kemampuan reproduksi tungau P. citri pada kondisi laboratorium. Perkembangan yang terhambat  terlihat pada umur pradewasa yang menjadi lebih lama  dan umur dewasa lebih pendek dibanding perlakuan parafin dan kontrol.  Penurunan kemampuan reproduksi terlihat pada lebih sedikitnya telur yang diletakkan dan menetas dibanding perlakuan parafin dan kontrol.  Pengaruh negatif ini disebabkan oleh adanya senyawa limonen yang merupakan senyawa dominan dalam minyak atsiri jeruk.  Minyak atsiri jeruk besar Nambangan  mempunyai pengaruh negatif yang lebih kuat terhadap perkembangan dan kemampuan reproduksi P. citri dibanding minyak atsiri dari jeruk manis Pacitan.  Perbedaan pengaruh tersebut karena perbedaan kandungan senyawa linalool, di mana pada minyak atsiri jeruk besar kandungannya lebih sedikit dibanding pada minyak atsiri jeruk manis.  Linalool berperan mengurangi pengaruh negatif yang disebabkan oleh senyawa limonen. Hasil ini mengungkapkan ada peluang lain dalam mengendalikan tungau P. citri, yaitu memanfaatkan senyawa atsiri yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri dengan komposisi tertentu.  Panonychus citri is one of the most economically  important citrus pests in Indonesia. One of the key success for controlling the population of the pest is understanding the relationship between this mite and its host.  However, information in this area is not well understood. The objectives of this research were to evaluate the influences of essential oil  extracted from sweet orange and pummelo fruit peels on the development and reproductive capacity of P. citri and to understand the mechanism responsible for the different effects that will be useful to develop management program.  The research was conducted in the laboratory from February to July 2003 in Tlekung-Batu, Malang and Gadjah Mada University Yogyakarta. The treatments were 10, 20, 40, 80 ppm of essential oil, parafin and control. Each treatment was replicated 15 times and arranged  in a completely randomized design. The results showed that the essential oil  extracted from Pacitan sweet orange and Nambangan pummello fruit peels could inhibit the development and reduced  the reproductive capacity of P. citri. The essential oils prolonged the life cycle and reduced the fecundity of P. citri.  These negative effects were caused by limonene, a dominant compound in the citrus essential oil.  The negative effects of essential oil extracted from Nambangan pummelo were found to be more pronounced than that from Pacitan sweet orange. Concentration of linalool was found to be responsible for the differences, and it worked oppositely with limonene by reducing the negative effects of limonene on P. citri. Essential oil of Pacitan sweet orange contained more linalool than pummelo. This result gives an alternative technology to control P. citri by using volatile compounds produced by the plant itself with certain composition.
RESPON TRAUMATIK ANAK-ANAK KORBAN BANJIR BANDANG DI WASIOR - Mulyadi
Sosiohumaniora Vol 14, No 1 (2012): SOSIOHUMANIORA, MARET 2012
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v14i1.5475

Abstract

Banjir bandang Wasior Papua Barat meninggalkan duka yang mendalam selain korban jiwa dan harta, yang sulit diprediksi adalah dampak psikologis pascabencana terutama kepada anak-anak. Benseller (2005) menyatakan bahwa anak-anak yang mengalami trauma psikis bila tidak ditangani dengan baik dapat mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stress yaitu gangguan psikologis yang disebabkan oleh pengalaman ikut menyaksikan atau mengalami langsung peristiwa yang mengerikan. Penelitian studi psikososial ini bertujuan untuk melihat respon traumatik anak-anak korban bencana banjir bandang Wasior pada: 1) respon terhadap pengalaman “rasa takut”; 2) respon terhadap kondisi lingkungan sosial di posko penampungan sementara; 3) respon terhadap proses pembelajaran yang diberikan oleh fasilitator/guru relawan; dan 4) respon terhadap “rasa ingat” sebelum bencana banjir terjadi (kondisi normal). Penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara sambil bermain, ketika 15 hari anak-anak korban banjir bandang Wasior dalam pendampingan psikososial oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Responden terpilih 20 orang siswa SD kelas 4 sampai dengan 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak korban banjir Wasior mulai berkurang rasa takut (trauma) terhadap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Mereka sudah berani bermain di luar tenda dan bisa tidur nyenyak. Hal ini didukung oleh kondisi lingkungan di posko penampungan, metode belajar yang kreatif dan menyenangkan dari relawan. Maka, kondisi normal tersebut mereka sudah “siap” untuk dikembalikan ke tempat penampungan sementara di Wasior.
EVALUASI PENGAMAN GANGGUAN ARUS LEBIH PADA PENYULANG TANJUNG RAYA DUA DI PT. PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK - Mulyadi; Bonar Sirait; Purwoharjono -
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 7, No 2: Juli 2019
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v7i2.35790

Abstract

Gangguan hubung singkat di Penyulang tanjung raya dua merupakan permasalahan serius bagi GI Sungai Raya apabila tidak ditangani dengan benar. Untuk itu, gangguan hubung singkat yang terjadi pada penyulang, harus diatasi agar waktunya tidak melebihi batas kemampuan trafo tenaga, dan juga mengganggu belangsungnya aliran daya pada daerah yang tidak terganggu, yaitu dengan mengatur koordinasi pada peralatan proteksi. Didalam penelitian ini, peralatan proteksi yang digunakan yaitu rele arus lebih. Perhitungan arus gangguan hubung singkat pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode impedansi. Agar dapat mengevaluasi koordinasi rele arus lebih  yang berada di sepanjang Penyulang tanjung raya dua, dengan panjang penyulang masing-masing 4,125 Kms dan 16,5 Kms, maka perhitungan arus gangguan hubung singkat dibagi menjadi lima titik gangguan berdasarkan persentase panjang penyulang, yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Ada 3 jenis gangguan hubung singkat yang dihitung, yaitu gangguan hubung singkat tiga fasa, gangguan hubung singkat dua fasa, gangguan hubung singkat satu fasa. Dari ketiga jenis gangguan hubung singkat tersebut, gangguan hubung singkat tiga fasa lah yang paling besar yaitu 11855,24 A pada 0% panjang jaringan, kemudian gangguan hubung yang terkecil adalah gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah yaitu 914,43 A pada 100% .Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada penyulang Tanjung Raya Dua besarnya arus gangguan hubung singkat yang terjadi dipengaruhi oleh nilai impedansi dan jarak panjang penyulang, semakin jauh jarak gangguan maka semakin kecil pula arus gangguan hubung singkatnya, dan dapat dilihat pula semakin besar arus gangguan hubung singkat yang terjadi maka semakin cepat juga waktu rele proteksi bekerja. Besar arus gangguan hubung singkat tiga fasa lebih besar dari arus gangguan hubung singkat dua fasa dan satu fasa ketanah.Besarnya arus gangguan hubung singkat dipengaruhi jarak titik gangguan, semakin jauh titik lokasi gangguan maka semakin kecil arus gangguan hubung singkat, begitu pula sebaliknya.Semakin besar arus gangguan hubung singkat maka semakin cepat waktu kerja rele proteksi melakukan trip.waktu kerja rele dipenyulang lebih cepat dibanding waktu kerja rele di incoming rele, ini dikarenakan rele dipenyulang bekerja sebagai proteksi utama. Sedangkan rele di incoming bekerja sebagai proteksi cadangan