H. Purwanto
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN HASIL PENGECORAN PADA MATERIAL ALUMINIUM DAUR ULANG S. M. Bondan Respati; H. Purwanto; M. S. Mauluddin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: Sain, Teknologi, Kimia Sosial dan Humaniora, Kimia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2412.71 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tekanan dan temperatur cetakan terhadap sifat fisis dan mekanis pada pengecoran squeeze (direct squeeze casting) pada paduan aluminum daur ulang. Paduan dilebur pada dapur krusibel dan dituang pada temperatur 700°C pada cetakan yang berbentuk die-punch yang dipanaskan pada variasi temperatur 300°C dan 400°C. Tekanan diberikan pada saat pembekuan sebesar 0 MPa, 10 MPa, 20 MPa dan 30 MPa selama 100 detik. Perubahan struktur mikro diamati dengan menggunakan mikroskop optik, perubahan sifat mekanis dilakukan dengan pengujian kekerasan Brinell. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengecoran squeeze mampu mengurangi cacat penyusutan, struktur silikon semakin halus, meningkatkan dan meratakan distribusi kekerasan Brinell. Penurunan temperatur cetakan menyebabkan struktur silikon semakin halus dan kekerasan naik.Kata Kunci : pengecoran squeeze, sifat fisis dan mekanis, aluminum daur ulang
PENGARUH VARIASI SUSUNAN SERAT ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT ALTERNATIF ROMPI ANTI PELURU Bahar Qulub Iqbal Hanifi; H. Purwanto; Imam Syafa’at
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i2.3769

Abstract

Serat eceng gondok merupakan salah satu material natural fiber alternatif dalam pembuatan komposit. Batang dari tanaman eceng gondok jika diproses dapat menghasilkan serat. Rompi anti peluru yang digunakan oleh militer, kepolisian, maupun sipil pada umumnya terbuat dari bahan serat aromatik polymides atau aramid. Serat-serat tersebut sampai saat ini diperoleh dengan cara impor dengan harga yang sangat mahal. Rompi anti peluru berbahan komposit serat telah banyak dikembangkan dari bahan lokal. Tulisan ini mengkaji sifat fisis dan mekanis serta kemampuan balistik komposit polimer polyester variasi susunan serat eceng gondok (eichhornia crassipes) sebagai bahan alternatif alami rompi anti peluru. Panel komposit dibuat dengan susunan serat searah vertical dan susunan serat berlapis (vertical/horizontal) dengan perbandingan vraksi volume serat dan matrik 30% dan 70% dengan ketebalam 10 mm. Hasil pengamatan pada serat eceng gondok menunjukan struktur mikro cenderung berbentuk silinder sehingga mempunyai penampang berbentuk lingkaran dan serat berwarna kuning kecoklatan. Nilai uji tarik rata-rata serat eceng gondok adalah 7,696 Kg/mm2. Kekuatan tarik komposit dengan susunan serat berlapis (vertical/horizontal) lebih tinggi dengan yield stress 9,522 MPa dan max stress 10,408 MPa dibandingkan dengan susunan serat searah vertical yaitu yield stress 4,535 MPa dan max stress 10,111 MPa. Hasil pengujian balistik menunjukan komposit dengan susunan berlapis juga lebih mampu menyerap energi impak dari proyektil. Kata kunci: polyester, serat eceng gondok, susunan serat, rompi anti peluru.
ANALISIS LAJU KOROSI PADA METERIAL BAJA ASTM A36 AKIBAT PENGARUH SUDUT BENDING DAN ALIRAN MEDIA KOROSI H2SO4 10% M.F. Farkhani; H. Purwanto; M. Dzulfikar
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i2.3761

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam sulfat (H2SO4) 10 % terhadap laju korosi pada plat baja karbon rendah mild steel ASTM A36 yang banyak digunakan salah satunya untuk konstruksi pintu air. Dalam penelitian ini plat akan mendapat perlakuan bending dan dicelup menggunakan metode celup diam dan celup putar dengan variasi bending yang digunakan adalah 600, 900, 1200, dan 1800 dengan lama waktu pencelupan 30, 60, dan 90 menit. Ukuran spesimen yang akan diuji dengan panjang 100 mm, lebar 50 mm, dan tebal 3 mm sebanyak 8 spesimen. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa laju korosi pada baja ASTM A36 menggunakan metode celup diam laju korosi terbesarnya pada sudut 1800 dengan waktu pencelupan 30 menit yaitu sebesar156,46 mm/tahun. Sedangkan untuk metode celup putar laju korosi terbesarnya terdapat pada sudut 900 dengan waktu 30 menit nilainya sebesar 40,56 mm/tahun. Laju korosi terbesar terhadap ke 2 metode tersebut terdapat pada pencelupan menit 30 ini dikarenakan pada menit 30 kadar keasaman pada larutan H2SO4 masih tinggi dan belum terkontaminasi oleh lingkungan. Aliran media pengkorosi larutan H2SO4 10% dengan menggunakan metode celup putar pengaruhnya kecil terhadap laju korosi dan pada penelitian ini sudut bending pada plat baja ASTM A36 tidak terlalu berpengaruh besar terhadap laju korosi ini dikarenakan gaya tekan yang diterima spesimen kecil. Kata kunci: Baja karbon rendah ASTM A36, korosi, bending, asam sulfat H2SO4, variasi metode celup
KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5% Timbul Yuliyono; H. Purwanto; S.M. Bondan Respati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i2.3772

Abstract

Serat pelepah tanaman salak sebagai bahan komposit merupakan salah satu alternatif dalam pembuatan komposit secara ilmiah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kekuatan tarik dan mengetahui sifat fisik dari komposit serat glass dan serat pelepah salak dengan matrik resin epoxy dengan variasi fraksi volume serat. Sifat-sifat mekanik yang diperoleh yaitu kekuatan tarik, regangan, dan modulus elastisitas. Untuk mengetahui sifat fisik dari komposit melalui pengamatan foto makro dari penampang patahan spesimen uji tarik. Pembuatan benda uji komposit dengan proses hand lay-up menggunakan standar ukuran ASTM D 638M-84. Komposit dibuat dengan fraksi volume (94% resin dan 6% serat glass), (94% resin dan 6% serat pelepah salak), (94% resin, 3% serat glass dan 3% serat pelepah salak), ( 94% resin, 4% serat glass dan 2% serat pelepah salak), (94% resin, 2% serat glass dan 4% serat pelepah salak) dan matrik tanpa serat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai kekuatan tarik maksimum diperoleh pada komposit fraksi volume 94% resin dan 6% serat glass sebesar 35,49 Mpa. Kekuatan tarik komposit terendah pada fraksi volume 94% resin dan 6% serat pelepah salak sebesar 14,90 Mpa. Nilai regangan tertinggi didapat pada komposit fraksi tanpa serat yaitu 34,66%. Penambahan serat berpengaruh pada modulus elastisitas komposit. Pada komposit fraksi volume 94% resin dan 6% serat glass memperoleh nilai modulus elastisitas paling tinggi yaitu 434,19 Mpa. Hasil foto makro yang terlihat pada spesimen adalah fiber break, fiber pull out, void dan matrik cracking. Kata kunci:epoxy, glass, komposit, pelepah salak, sifat mekanik, sifat fisik.