Widiyana Riasasi
Program Studi Geografi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas AMIKOM Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Garis Pantai Kawasan Pesisir Kabupaten Brebes Berbasis Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Widiyana Riasasi
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 17, No 1 (2019): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.149 KB) | DOI: 10.21831/gm.v17i1.28298

Abstract

Pesisir sebagai kawasan pertemuan antara perairan dan daratan bersifat sangat dinamis sehingga memiliki potensi sumberdaya yang beragam. Berbagai proses di pesisir, baik yang alami seperti sedimentasi, pasang surut, gelombang tinggi, ataupun buatan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, memicu terjadinya dinamika garis pantai. Perkembangan teknologi dalam bidang geospasial memberikan manfaat yang besar dalam mengkaji wilayah pesisir melalui penginderaan jauh. Sifat kawasan pesisir yang dinamis dapat diamati melalui penginderaan jauh dalam suatu periode waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dinamika yang terjadi pada garis pantai di pesisir Brebes dengan metode interpretasi visual data penginderaan jauh secara multi-temporal dalam kurun waktu 19 tahun, yaitu 1995 – 2014. Pengamatan menggunakan citra satelit skala medium, meliputi citra Landsat 7 ETM+ (30 meter) dan Landsat 8 (15 meter) tahun 1995, 2007 dan 2014 berbasis Sistem Informasi Geografis  untuk membatasi garis pantai di wilayah kajian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi dinamika garis pantai, baik akresi dan erosi, di pesisir Brebes. Garis pantai Pesisir Brebes mengalami perubahan yang cukup signifikan di sekitar daerah muara sungai, akibat pengaruh aktivitas marin dari Laut Jawa dan proses fluvial dari Sungai Pemali.
Community Resilience to Climate Change in Agricultural Sector (Case Study of Sentolo Subdistrict) Fitria Nucifera; Widiyana Riasasi; Andung Bayu Sekaranom; Emilya Nurjani
The Indonesian Journal of Planning and Development Vol 5, No 2 (2020): October 2020
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijpd.5.2.66-77

Abstract

Climate change has become a global issue over last decades. Its impact affects to various aspects of human life. Uncertainty of dry and wet seasons present a consequence to and create losses on agriculture sector. Therefore, resilience to climate change is necessary for farmers. This research aims to identify exposure, sensitivity, and adaptive capacity within the framework of community resilience to climate change in agricultural sector. Parameters used in this research include rainfall variability representing system exposure, landuse and topography representing sensitivity, and farmer’s knowledge and behavior representing adaptive capacity. Secondary data used in this research are daily rainfall data, land use and topographic maps, while primary data obtained by interview using purposive sampling method to measure adaptive capacity of farmers community. We employ trend, spatial, and descriptive analysis. The results show that Sentolo Subdistrict has a relatively high exposure to extreme events both in wet and dry seasons that occurred 5 times in 12 years. However, this high exposure did not affect agriculture sector on Sentolo significantly, both in terms of damages and losses to farmers. It indicates that the sensitivity to climate change in this area is low, while farmers’ community in Sentolo has a high level of adaptive capacity. They have sufficient level of knowledge to climate change, better adjustment to technology and well-managed assets. This interplay shows that the agricultural community in the study area has a relatively high resilience to climate change.
Penilaian Kerentanan dan Kesiapsiagaan Bencana Tsunami di Pesisir Sadeng, Gunungkidul Fitria Nucifera; Widiyana Riasasi; Sutanto Trijuni Putro; Muhammad Aris Marfai
JURNAL GEOGRAFI Vol 11, No 2 (2019): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v11i2.11475

Abstract

Kejadian tsunami di Indonesia mencapai 5% dari total kejadian tsunami secara global. Pesisir selatan Jawa menjadi salah satu kawasan yang berpotensi tsunami karena letaknya berada pada zona subduksi. Pelabuhan perikanan pesisir Sadeng terletak di pantai pesisir Selatan Yogyakarta dengan potensi terdampak bencana tsunami. Penilaian kerentanan fisik dan sosial di pesisir Sadeng serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tsunami menjadi tujuan dari penelitian. Metode penilaian kerentanan dan kesiapsiagaan menggunakan parameter fisik dengan indikator infrastruktur dan parameter sosial dengan indikator masyarakat. Kawasan pesisir Sadeng tergolong memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dikarenakan posisi infrastruktur yang sangat dekat dengan garis pantai (< 50 meter) dan kondisi penduduk yang padat menjadikan kawasan ini rentan mengalami kerusakan dan kerugian ketika bencana tsunami terjadi. Dari segi kesiapsiagaan, kawasan ini telah memiliki kesiapsiagaan yang tinggi dalam menghadapi tsunami. Beberapa hal tentang kesiapsiagaan yang masih perlu untuk ditingkatkan lagi adalah tentang jalur evakuasi dan organisasi kebencanaan.Kata kunci: tsunami, kerentanan, kesiapsiagaan, pesisir, SadengTsunami occurance in Indonesia was 5% from total global tsunami worldwide. Java Southern Coast prones to tsunami because it is located in subduction zone. This made Sadeng Fishing Port, prones to tsunami because it is located in the Southern Coast of Yogjakarta. Physical and social vulnerability assessment along with community preparedness towards tsunami was the aim of this research. The vulnerability and preparedness assessment method utilized physical parameters with its infrastructure indicator and social parameter with its society indicatior. Sadeng Coastal Area categorized as high vulnerable area prone to tsuami because of their infrastructures built very close to the coastal line (<50 meters), also with dense population develop this area prone to devastation and loss due to tsunami. From the preparedness point of view, this area has a high level of preparedness in facing tsunami. Several points need to be elevated are evacuation routes and rganization of disaster management.Key words: tsunami, vulnerability, preparedness, coastal, Sadeng