Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN TOPOGRAPHIC POSITION INDEX Putro, Sutanto Trijuni; Fitria, Nucifera
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 14, No 2 (2017): July 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v14i2.11523

Abstract

Landform is an essential aspect for environmental and disaster studies. Automated landform classification has been developed due to the importance role of landrom for many studies. Automated landform classification can be applied for general purposes.TPI (Topographic Position Index) is one of automated landform classification method. TPI measures the difference between center elevation and mean elevation in its surroundings within certain radius. This study used SRTM data with 90 meters resolution and ASTER GDEM data with 30 meters resolution for the south part of Yogyakarta. Data processing is conducted by using SAGA GIS. The research documented here aims to clarify how TPI support the landform classification thus for practical use can be utilized effectively for analysis any aspect related to landform classification.Generally, automated landform classification for two datas results the same spatial pattern. Study area is mostly classified as plains. But feature number of landform in ASTER GDEM data is larger than STRM data. Because ASTER GDEM data has higher spatial resolution so that the result is more detail. Based on Tobler`s Law, ASTER GDEM work best for 1:50.000 scale, while SRTM fit for 1:180.000 scale.
Deteksi Kerawanan Banjir Genangan Menggunakan Topographic Wetness Index (TWI) Nucifera, Fitria; Putro, Sutanto Trijuni
Media Komunikasi Geografi Vol 18, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1363.749 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v18i2.12088

Abstract

Flood is the most frequent disaster occured in Indonesia. Flood events result in loss and damage to communities and the environment. Floods are triggered by several factors including hydrometeorological factors, topography, geology, soil and human activities. Topographic factor is one of the flood trigger control factors. Topographic calculation for flood inundation detection can be done by Topographic Wetness Index (TWI) method. The TWI method focuses on topographic conditions of the region, especially the upper slopes and lower slopes to assess the trend of water accumulation in a region. TWI calculations are based on the topography of an area represented by DEM (Digital Elevation Model) data in the form of DTM (Digital Terrain Model). The high value of TWI is associated with high flood vulnerability. Based on the calculation of TWI value, flood-prone areas in Kebumen District include Adimulyo Subdistrict, Puring Subdistrict, Ambal Subdistrict, Rowokele Subdistrict and Buayan Subdistrict.
PENGARUH TUTUPAN VEGETASI TERHADAP LAJU SEDIMENTASI DI GUMUK PASIR PARANGTRITIS Haryanti P, Sri; Trijuni Putro, Sutanto
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.581 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v19i1.10

Abstract

Gumuk pasir Parangtritis merupakan salah satu bentukan bentang alam eolian berupa bukit, gundukan atau punggungan yang berasal dari penumpukan pasir yang tertiup angin. Gumuk pasir ini telah mengalami tekanan yang sangat tinggi akibat dari aktivitas manusia, sebagai akibatnya, perkembangan dan fungsi dari gumuk pasir ini berkurang. Fungsi ekologis Gumuk pasir antara lain mencegah terjadinya peresapan air laut (intrusi) ke lapisan air tanah, mencegah abrasi, dan sebagai penghalang (barrier) pertama ketika terjadi bencana tsunami, mengingat  Kabupaten Bantul termasuk wilayah rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami. Perubahan kondisi ekologi terutama perubahan akibat interaksi manusia dengan lingkungan yang terus berkembang dari waktu ke waktu memiliki efek terhadap dinamika laju sedimentasi gumuk pasir.Penelitian ini menitikberatkan pada pengumpulan dan pengolahan data primer. Data primer tersebut diambil secara berkala dan dilakukan pengolahan setelahnya. Data sedimentasi pasir diambil menggunakan patok ukur. Patok ukur ditempatkan pada 20 stasiun pengamatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tutupan terutama vegetasi terhadap dinamika laju sedimentasi gumuk pasir ParangtritisDaerah dengan tutupan terbuka dan memiliki pergerakan angin yang tidak terhalang, cenderung memiliki tingkat erosi lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi dengan tutupan lahan bervegetasi maupun terpengaruh oleh tingginya aktivitas manusia. Lokasi yang demikian cenderung mengalami sedimentasi lebih tinggi karena terhalangnya angin pembawa material
Kajian Spasial Kerentanan Airtanah terhadap Pencemaran di Kota Jember dengan Menggunakan Metode SINTACS Febriarta, Erik; Putro, Sutanto Trijuni; Larasati, Ajeng
Media Komunikasi Geografi Vol 22, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i1.32795

Abstract

Pemetaan spasial kerentanan airtanah terhadap pencemaran merupakan bagian dari pengelolaan keberlangsungan sumber daya air. Kerentanan airtanah terhadap pencemaran dapat diketahui dari parameter geologi dan sifat hidrogeologi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui zona kerentanan airtanah terhadap pencemaran di Kota Jember. Metode yang digunakan adalah pemodelan multi kriteria dengam mempertimbangan sifat hidrogeologi airtanah dengan metode SINTACS. Parameter yang digunakan untuk penilaian kerentanan antara lain Kedalaman freatik/soggiacenza (S), infiltrasi/infiltrazione (I), kondisi tak jenuh/non saturo (N), tekstur tanah/tipologia della copertura (T), media akuifer/acquifero (A), kondivitas hidrolik/hydrolic conductivity (C), kemiringan lereng/superficie topografica (S). Setiap nilai dari masing-masing parameter kerentanan diberi faktor pembobot untuk mendapatkan skenario kerentanan airtanah terhadap pencemaran. Perhitungan dengan penilaian bobot diperlukan untuk pemodelan atau sekenario dampak pencemaran. Perhitungan dari nilai dan bobot diperoleh dari penilaian linier seluruh variabel dengan menghasilkan nilai indeks kerentanan kemudian dikelaskan terhadap tingkat kerentanan airtanah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui dua kelas kerentanan. Tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi dengan luas 26 km2 (70%) dan kerentanan tinggi seluas 11 km2 (30%) dari luas wilayah kota Jember. Faktor yang dominan mempengaruhi antara lain parameter kedalaman freatik airtanah, laju infiltrasi dan zona tak jenuh. Secara umum tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi.
Problematika Pembelajaran di Era Pandemi COVID-19 Stud Kasus: Indonesia, Filipina, Nigeria, Ethiopia, Finlandia, dan Jerman Sutanto Trijuni Putro; Mawanti Widyastuti; Hastuti Hastuti
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 18, No 2 (2020): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v18i2.36058

Abstract

The Covid-19 pandemic has brought significant changes in the world of learning. Many countries are closing schools and universities to prevent the spread and break the chain of the covid-19 virus. As a result of the closure, distance learning was implemented through various existing media. Each country has different conditions, so learning during this pandemic experiences different challenges and problems. These differences are interesting to study to provide an overview of what is happening in the country and can be used as an evaluation in the future. This study was conducted through literature studies with various sources, both journals and selected online news. The selected countries are Indonesia, Philippines, Ethiopia, Nigeria, Finland and Germany. The selection is done randomly without any particular background, but representing the existing continents. Based on the results of the study, the responses, strategies and obstacles that occurred in the education sector during the pandemic was listed. The strategies, successes, and obstacles that occurred in each country were influenced by the readiness of infrastructure up to human resources, as well as the initial conditions of the country before the pandemic.
Sedimentasi di Gumuk Pasir Parangtritis Berdasarkan Tutupan Lahannya Sutanto Trijuni Putro; Sri Haryanti Prasetiyowati
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 18, No 1 (2020): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.877 KB) | DOI: 10.21831/gm.v18i1.30038

Abstract

Gumuk pasirParangtritis merupakan salah satu bentuk lahan asal proses eolian yang berkembang di pesisir dengan keunikan tersendiri dibandingkan bentuklahan serupa di dunia. Gumuk pasir ini telah mengalami tekanan yang sangat tinggi akibat dari aktivitas manusia, sebagai akibatnya, perkembangan dan fungsi dari gumuk pasir ini berkurang. Terdapat hal-hal yang saling berkaitan menyebabkan perubahan penutup lahan yang signifikan di Gumuk Pasir Parangtritis, salah satunya adalah sisi regulasi dan kondisi social budaya ekonomi lokal. Salah satu sisi yang menyumbang perubahan tutupan lahan yang terbesar adalah wisata, tambak udang dan pertanian. Perubahan tutupan lahan paling mencolok adalah perkembangan titik wisata, pertanian, dan tutupan vegetasi yang meluas, sehingga menyebabkan gangguan terhadap perkembangan Gumuk Pasir.Kajian dengan seri data panjang mengenai sedimentasi dan perkembangan Gumuk Pasir belum pernah dilakukan, maka dari itu studi ini dilakukan agar terkumpul data perkembangan Gumuk Pasir seri panjang. Diharapkan data tersebut dapat digunakan untuk penentu regulasi kedepannya. Tujuan lain dari kajian ini adalah menentukan pola spasial sedimentasi pasir saat ini, dengan keterbatasan, hingga saat ini data yang terkumpulmasihsedikit. Sehingga kajian ini baru menjadi pendahuluan dari kajian dengan seri yang panjang. Sedimentasi teraktif terjadi di bagian inti gumuk pasir yang tidak terhalang oleh vegetasi maupun bangunan, dan tepat berada di lorong angin.
Deteksi Kerawanan Banjir Genangan Menggunakan Topographic Wetness Index (TWI) Fitria Nucifera; Sutanto Trijuni Putro
Media Komunikasi Geografi Vol. 18 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v18i2.12088

Abstract

Flood is the most frequent disaster occured in Indonesia. Flood events result in loss and damage to communities and the environment. Floods are triggered by several factors including hydrometeorological factors, topography, geology, soil and human activities. Topographic factor is one of the flood trigger control factors. Topographic calculation for flood inundation detection can be done by Topographic Wetness Index (TWI) method. The TWI method focuses on topographic conditions of the region, especially the upper slopes and lower slopes to assess the trend of water accumulation in a region. TWI calculations are based on the topography of an area represented by DEM (Digital Elevation Model) data in the form of DTM (Digital Terrain Model). The high value of TWI is associated with high flood vulnerability. Based on the calculation of TWI value, flood-prone areas in Kebumen District include Adimulyo Subdistrict, Puring Subdistrict, Ambal Subdistrict, Rowokele Subdistrict and Buayan Subdistrict.
Kajian Spasial Kerentanan Airtanah terhadap Pencemaran di Kota Jember dengan Menggunakan Metode SINTACS Erik Febriarta; Sutanto Trijuni Putro; Ajeng Larasati
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i1.32795

Abstract

Pemetaan spasial kerentanan airtanah terhadap pencemaran merupakan bagian dari pengelolaan keberlangsungan sumber daya air. Kerentanan airtanah terhadap pencemaran dapat diketahui dari parameter geologi dan sifat hidrogeologi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui zona kerentanan airtanah terhadap pencemaran di Kota Jember. Metode yang digunakan adalah pemodelan multi kriteria dengam mempertimbangan sifat hidrogeologi airtanah dengan metode SINTACS. Parameter yang digunakan untuk penilaian kerentanan antara lain Kedalaman freatik/soggiacenza (S), infiltrasi/infiltrazione (I), kondisi tak jenuh/non saturo (N), tekstur tanah/tipologia della copertura (T), media akuifer/acquifero (A), kondivitas hidrolik/hydrolic conductivity (C), kemiringan lereng/superficie topografica (S). Setiap nilai dari masing-masing parameter kerentanan diberi faktor pembobot untuk mendapatkan skenario kerentanan airtanah terhadap pencemaran. Perhitungan dengan penilaian bobot diperlukan untuk pemodelan atau sekenario dampak pencemaran. Perhitungan dari nilai dan bobot diperoleh dari penilaian linier seluruh variabel dengan menghasilkan nilai indeks kerentanan kemudian dikelaskan terhadap tingkat kerentanan airtanah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui dua kelas kerentanan. Tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi dengan luas 26 km2 (70%) dan kerentanan tinggi seluas 11 km2 (30%) dari luas wilayah kota Jember. Faktor yang dominan mempengaruhi antara lain parameter kedalaman freatik airtanah, laju infiltrasi dan zona tak jenuh. Secara umum tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi.
Penilaian Kerentanan dan Kesiapsiagaan Bencana Tsunami di Pesisir Sadeng, Gunungkidul Fitria Nucifera; Widiyana Riasasi; Sutanto Trijuni Putro; Muhammad Aris Marfai
JURNAL GEOGRAFI Vol 11, No 2 (2019): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v11i2.11475

Abstract

Kejadian tsunami di Indonesia mencapai 5% dari total kejadian tsunami secara global. Pesisir selatan Jawa menjadi salah satu kawasan yang berpotensi tsunami karena letaknya berada pada zona subduksi. Pelabuhan perikanan pesisir Sadeng terletak di pantai pesisir Selatan Yogyakarta dengan potensi terdampak bencana tsunami. Penilaian kerentanan fisik dan sosial di pesisir Sadeng serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tsunami menjadi tujuan dari penelitian. Metode penilaian kerentanan dan kesiapsiagaan menggunakan parameter fisik dengan indikator infrastruktur dan parameter sosial dengan indikator masyarakat. Kawasan pesisir Sadeng tergolong memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dikarenakan posisi infrastruktur yang sangat dekat dengan garis pantai (< 50 meter) dan kondisi penduduk yang padat menjadikan kawasan ini rentan mengalami kerusakan dan kerugian ketika bencana tsunami terjadi. Dari segi kesiapsiagaan, kawasan ini telah memiliki kesiapsiagaan yang tinggi dalam menghadapi tsunami. Beberapa hal tentang kesiapsiagaan yang masih perlu untuk ditingkatkan lagi adalah tentang jalur evakuasi dan organisasi kebencanaan.Kata kunci: tsunami, kerentanan, kesiapsiagaan, pesisir, SadengTsunami occurance in Indonesia was 5% from total global tsunami worldwide. Java Southern Coast prones to tsunami because it is located in subduction zone. This made Sadeng Fishing Port, prones to tsunami because it is located in the Southern Coast of Yogjakarta. Physical and social vulnerability assessment along with community preparedness towards tsunami was the aim of this research. The vulnerability and preparedness assessment method utilized physical parameters with its infrastructure indicator and social parameter with its society indicatior. Sadeng Coastal Area categorized as high vulnerable area prone to tsuami because of their infrastructures built very close to the coastal line (<50 meters), also with dense population develop this area prone to devastation and loss due to tsunami. From the preparedness point of view, this area has a high level of preparedness in facing tsunami. Several points need to be elevated are evacuation routes and rganization of disaster management.Key words: tsunami, vulnerability, preparedness, coastal, Sadeng
PHYSICAL AND SOCIAL VULNERABILITY IN THE HOUSHOLD LEVEL TOWARDS TSUNAMI IN SADENG COASTAL AREA, GUNUNGKIDUL Fitria Nucifera; Sutanto Trijuni Putro; Sakinatul Afidah
JURNAL GEOGRAFI Vol 13, No 1 (2021): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v13i1.19160

Abstract

Tsunami occurrence in Indonesia has continued to increase until 2018. The southern coast of Java is one of the tsunami-prone areas because it is located in a subduction zone. Study location is Sadeng coastal area which is located in the south coast of DIY Province. Disaster vulnerability studies at the household level is still limited, so this paper aims to identify physical and social vulnerability to tsunami hazard at the household level. The data of this research was obtained by invterviewing household respondents and observing physical condition of building. Identification of physical vulnerability was performed using modified SCHEMA and PTVA-3 method, while social vulnerability assessment considered demographic and socio-economic parameters. Total vulnerability was retrieved from matrix analysis of physical and social vulnerability classification. The study shows that 64 % households in Sadeng coastal areas are classified to moderate vulnerability, 30% of households are high vulnerability and 6 % of households are low vulnerability.  High vulnerability is characterized by households which occupy non-permanent houses, have no economic assets, and have a high dependency ratio. Moderate vulnerability is characterized by households which occupy semi-permanent house, have economic assets, but have high dependency ratio. Low vulnerability is characterized by households which live in government-owned buildings, have economic assets, and have low dependency ratio. Keywords: tsunami, vulnerability, building`s physical vulnerability, social vulnerabilityKejadian tsunami di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga tahun 2018. Pesisir selatan Jawa merupakan salah satu kawasan yang terpapar bahaya tsunami karena terletak pada zona subduksi. Lokasi kajian adalah kawasan pesisir Sadeng yang berlokasi di pesisir selatan Propinsi DIY. Kajian kerentanan bencana di tingkat rumah tangga belum banyak dilakukan, sehingga tulisan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kerentanan fisik bangunan dan sosial terhadap bencana tsunami di tingkat rumah tangga. Perolehan data penelitian dilakukan dengan wawancara responden rumahtangga dan observasi kondisi fisik bangunan. Identifikasi kerentanan fisik bangunan dilakukan dengan metode SCHEMA dan PTVA-3 yang dimodifikasi, sedangkan penilaian kerentanan sosial mempertimbangkan parameter kependudukan dan sosial ekonomi. Nilai total kerentanan diperoleh dari analisis matriks klasifikasi kerentanan sosial dan fisik bangunan. Kajian menunjukkan bahwa sebesar 64 % rumahtangga di kawasan pesisir Sadeng termasuk dalam kelas kerentanan sedang, 30 % rumahtangga dalam kerentanan tinggi dan 6 % rumahtangga dalam kerentanan rendah. Tingkat kerentanan tinggi dicirikan dengan rumahtangga yang menempati rumah tinggal non-permanen, tidak memiliki asset ekonomi, dan memiliki angka ketergantungan yang tinggi. Tingkat kerentanan sedang dicirikan dengan rumahtangga yang menempati rumah tinggal semi permanen, memiliki asset ekonomi namun memiliki angka ketergantungan yang tinggi. Tingkat kerentanan rendah dicirikan dengan rumahtangga yang tinggal pada bangunan milik pemerintah, memiliki asset ekonomi, dan memiliki angka ketergantungan yang rendah.  Kata kunci: tsunami, kerentanan, kerentanan fisik bangunan, kerentanan sosial