Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The ammoniation of total mixed fiber with mineral organic supplementation in ration to increase beef cattle production Imsya, A.; windusari, Y.; Riswandi, R.
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture Vol 45, No 1 (2020): March
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitaa.45.1.28-36

Abstract

The objective of this study was to evaluate the level of organic minerals and total mixed fiber ammoniation (TMFA) as basal feed on the performance of beef cattle. This study used the In Vivo technique and the experimental method using t-test. The t-test compares the best supplementation result on in vitro research and control treatment, each treatment got6 replications. The treatments tested were P1: 60% TMF ammoniation + 15% swamp legume without supplementation of organic minerals P2: 60% TMF ammoniation + 1.5 x Organic macrominerals (Ca, P, and S) NRC (2000) + 15% Swamp Legumes. The parameters measured in the in-vivo technique were nutrient digestibility consisting of dry and organic matters, crude protein, crude fiber, NDF, and ADF. The animal performance: ration and dry matter consumption, body weight gain and ration efficiency. The results showed that supplementation of minerals in rations with TMFA as basal feed had a significant effect (P<0.05) on nutrient digestibility (dry matter, organic matter, crude fiber, NDF, and ADF) and animal performance. The conclusion of this study was supplementation of organic macrominerals 1.5 x (Ca, P, and S) NRC (2000) in a ration with TMF ammoniation as basal feed can improve the beef cattle performance.
Use of Agriculture Byproduct and Swamp Grass as Matterial for Ammoniation of Total Mixed Fiber in Ration on Ballinese Cattle Performance A. Imsya; Muhakka Muhakka; F. Yossi
Jurnal Peternakan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v18i2.12688

Abstract

ABSTRACT. This study was design to evaluated about  the using of total mixed fiber ammoniation  (TMFA) in ration on Ballinese beef performance. This study used an experimental method with Completely Randomized Design  (CRD) consisting of 4 types of treatmentt ration based on TMFA  usage level and 3 replications. The treatmentts were  R1 = 60% native grass (Control), R2 = 20% TMFA + 40% native grass, R3 = 40% TMFA + 20% native grass, R4 = 60% TMFA. The ration is added  with a 40% concentrate to obtain 100% ration. The comparison between forage and concentrate is 60:40. Parameters measured in vivo are performance   (ration intake, dry matter intake, crude protein intake, daily body weight gain and  ration efficiency).  The results showed that treatmentt significantly influenced (P <0.05) on  ration intake, dry matter intake, daily body weight gain and ration efficiency, but the treatmentt unsignificantly influenced (P>0.05) on crude protein intake. It can be concluded that the use of 60% TMF ammoniation in the ration shows the best result, that is  ration intake 6.89 kg/head/day, dry matter intake 6.25 kg / head / day, daily weight gain 0.47 kg / head / day and efficiency of ration 7.42%.Pemanfaatan Hasil Samping Pertanian dan Rumput Rawa  sebagai Bahan Amoniasi Total Mixed Fiber  (TMF) dalam Ransum Terhadap Performa Sapi BaliABSTRAK. Penelitian ini mengevaluasi pemanfaatan amoniasi Total Mixed Fiber (TMFA) dalam ransum terhadap performa sapi Bali. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari R1= 60% rumput Raja (control),   R2 = 20% TMFA + 40% rumput Raja, R3 = 40% TMFA + 20% Rumput Raja, R4 = 60% TMFA.  Ransum ditambah 40% konsentrat untuk memperoleh 100% ransum. Perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 60:40. Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap konsumsi ransum, konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum, namun perlakuan tidak memberi pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap konsumsi protein. Kesimpulan dari penelitian adalah  pemakaian amoniasi TMF 60% dalam ransum memberikan hasil terbaik dengan konsumsi ransum 6.89kg/ekor/hari, konsumsi bahan kering 6.25/kg/ekor/hari, pertambahan berat badan 0.47kg/ekor/hari dan efisiensi ransum 7.42%.
Pengaruh Rumput Rawa dan Limbah Pertanian sebagai Penyusun Total Mixed Fiber (TMF) terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Protein Kasar secara In Vitro A. Imsya; Riswandi .; M.A. Jakfar; S. Ginting
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.712 KB) | DOI: 10.36706/JPS.6.2.2017.5082

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi TMF (Total Mixed Fiber) terhadap kecernaan serat dan protein kasar yang menggunakan bahan baku rumput rawa dan limah pertanian sebagai penyusunnya. Penelitian menggunakan metode rancang acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (rumput gajah 60%), P1 (Kumpai tembaga 40% + jerami padi 20%), P2 (Kumpai tembaga 40% + pelepah sawit 20%), P3 (kumpai tembaga 20% + jerami padi 20% + pelepah sawit 20%), dan P4 (jerami padi 30% + pelepah sawit 30%). Parameter yang diamati adalah kecernaan serat kasar, kecernaan ADF (Acid detergent Fiber) dan protein kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kecernaan serat kasar, kecernaan ADF, dan kecernaan protein kasar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah komposisi TMF yang berasal dari rumput kumpai dan limbah pertanian memiliki kriteria yang baik untuk digunakan sebagai serat pada sapi potong.
Biodegradasi Lignoselulosa dengan Phanerochaete chrysosporium terhadap Perubahan Nilai Gizi Pelepah Sawit A. Imsya; E.B. Laconi; K.G. Wiryawan; Y. Widyastuti
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.021 KB) | DOI: 10.36706/JPS.3.2.2014.1762

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui interaksi terbaik dari dosis inokulan dan waktuinkubasi biodegradasi pelepah sawit dengan P.chrysosporiumterhadap perubahan nilai gizi pelepahsawit. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial. Perlakuanterdiri dari 2 faktor yaitu dosis inokulan (105cfu/ml, 106cfu/ ml, and 107cfu/ml) dan lama inkubasi(10, 15, dan 20 hari). Tidak terdapat interaksi antara dosis inokulan dan lama inkubasi terhadapkandungan bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar, lemak kasar dan BETNfermentasi pelepah sawit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah interaksi terbaik antara dosisinokulan dan lama fermentasi adalah 105cfu/ml dan 10 hari.Kata kunci : Biodegradasi, nilai gizi, pelepah kelapa sawit, Phanerochaete chrysosporium
Penambahan Lisin terhadap Kualitas Telur Ayam Arab Silver (Brakel kriel-silver) Fase Produksi I D.P. Sari; E. Raudhati; A. Imsya
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/JPS.2.1.2013.2007

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penambahan lisin terhadap kualitas telur ayam arab fase produksi I. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yang terdiri atas P0 (100% pakan basal), P1 (100% pakan basal + 0,01% lisin), P2 (100% pakan basal + 0,015% lisin), P3 (100% pakan basal + 0,02% lisin), P4 (100% pakan basal +0,025% lisin). Parameter yang diamati adalah berat telur, persentase kuning telur, haugh unit, warna kuning telur, dan tebal kerabang. Data diolah dengan analisis keragaman dan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) jika terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan lisin berpengaruh tidak nyata terhadap berat telur, persentase kuning telur, haugh unit, warna kuning telur, dan tebal kerabang ayam arab fase produksi I. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penambahan lisin hingga taraf 0,025% tidak mempengaruhi kualitas telur ayam arab fase produksi I.
Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan A. Fariani; R. Yulianti; A. Imsya
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.416 KB) | DOI: 10.36706/JPS.3.2.2014.1763

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan kendala pengembangan ternakruminansia berdasarkan ketersedian lahan hijauan dan tenaga kerja serta memetakan danmenganalisis prioritas pengembangan ternak ruminansia di Kabupaten Muara Enim SumateraSelatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 sampai dengan Nopember 2005.Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey dan wawancara langsung ke peternak serta dinasyang terkait. Penentuan nilai koefisien kapasitas tampung rawa dengan metode sistematik (Hallsdkk, 1964). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan Kapasitas PeningkatanPopulasi Ternak Ruminansia (Dirjen Peternakan, 1998). Berdasarkan Pengamatan dan Pengolahandata yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai Kapasitas Peningkatan Populasi TernakRuminansia (KPPTR) efektif Kabupaten Muara Enim bernilai positif yaitu 12661,40 atau dapatmeningkat 16,24% dari populasi sebelumnyaKata kunci : Lahan hijauan, populasi ternak ruminansia, tenaga kerja
Evaluasi Kualitas Fisik Biskuit Berbahan Dasar Rumput Kumpai Minyak dengan Level Legum Rawa (Neptunia Oleracea Lour) yang Berbeda Riswandi .; A. Imsya; S. Sandi; A.S.S. Putra
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.655 KB) | DOI: 10.36706/JPS.6.1.2017.5071

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik biskuit pakan berbahan dasar rumput kumpai minyak dengan level penggunaan Neptunia oleracea Lour yang berbeda. Formula biskuit pakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu legum rawa, rumput kumpai minyak, ampas tahu, bungkil kedelai, garam dan molases. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing perlakuan adalah R0 = tanpa penambahan legum rawa, R1 = penambahan legum rawa 10%, R2 = penambahan legum rawa 20%, R3 = penambahan legum rawa 30%. Peubah yang diamati adalah  kerapatan, berat jenis, sudut tumpukan dan daya serap air. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kerapatan dan berat jenis, namun tidak berpengaruh nyata  (P>0,05) terhadap sudut tumpukan dan daya serap air. Kesimpulan dari penelitian ini adalah biskuit dengan perlakuan penggunaan legum rawa sebanyak 10% menunjukkan hasil terbaik dengan rataan nilai kerapatan 0,33 g/cm3, berat jenis 1,51 g/ml, sudut tumpukan 26,96o, daya serap air 88,21%.
Tingkat Kecernaan Nutrisi dan Konsentrasi N-NH3 Bahan Pakan dari Limbah Pertanian dan Rumput Rawa Secara In Vitro A. Imsya; Muhakka .; F. Yosi
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.844 KB) | DOI: 10.36706/JPS.4.2.2015.2794

Abstract

Penelitian ini menguji tiga jenis sumber hijauan yaitu pelepah sawit, jerami padi dan rumput Kumpai Tembaga terhadap tingkat kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik dan Neutral Detergent Fiber serta konsentrasi N-NH3.  Penelitian dilakukan secara in vitro dengan menggunakan metode dari Theodorou dan Brooks (1990). Sampel yang digunakan sebagai substrat yang diuji dikering oven pada suhu 60°C dan digiling. Sebanyak masing-masing 1 gram sampel dimasukkan dalam setiap botol in vitro yang telah berisi media in vitro. Masing-masing sample diulang 5 kali. Setiap botol kemudian diinukolasi dengan sumber mikroba yang berasal dari cairan rumen sapi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepah sawit menghasilkan tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik yang lebih tinggi dari jerami padi dan rumput kumpai tembaga yaitu dengan tingkat kecernaan 45,89% kecernaan bahan kering dan 45,33% kecernaan bahan organik. Sementara tingkat kecernaan NDF jerami padi lebih tinggi yaitu 23,13% dibandingkan dengan pelepah sawit dan rumput kumpai tembaga. Konsentrasi N-NH3 rumput kumpai tembaga menunjukkan tingkat konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 11,78 mM dibandingkan pelepah sawit dan jerami padi. Kata kunci: Kecernaan, Serat, in vitro, N-NH3
Respon Pemberian Pupuk Kandang dan Sulfur terhadap Kandungan Asam Amino Sistin dan Metionin pada Rumput Raja (Pennissetum purpureophoides) D. Nurmaida; A. Imsya; Muhakka .
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/JPS.2.2.2013.2014

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pemberian pupuk kandang, sulfur, dan interaksinya terhadap kandungan sistin dan metionin rumput raja (Pennissetum purpureophoides). Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor sebagai perlakuan yaitu pupuk kandang dan sulfur. Faktor pertama yaitu pupuk kandang terdiri dari 3 tingkat yaitu 0 kg/ha (K0), 5 ton/ha (K1), dan 10 ton/ha (K2). Faktor kedua adalah sulfur dengan 4 tingkat yaitu 0 kg S/ha (S0), 30 kg S/ha (S1), dan 90 kg S/ha. Jumlah kombinasi perlakuan adalah 12 dengan 3 kelompok, sehingga didapat 36 unit percobaan. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis keragaman dan untuk melihat perbedaan digunakan uji Beda Nyata Terkecil. Parameter yang diamati adalah kandungan asam amino sistin dan metionin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sulfur memberikan pengaruh nyata (P<0,05)  pada kandungan sistin dan metionin. Kesimpulan penelitian ini adalah perlakuan 60 kg S/ha sulfur memberikan pengaruh terbaik terhadap kandungan sistin dan perlakuan 90 kg S/ha sulfur memberikan pengaruh terbaik terhadap kandungan metionin pada rumput raja. Pemberian pupuk kandang dan interaksinya tidak mempengaruhi kandungan sistin dan metionin rumput Raja.
Pengaruh Penggunaan Hi-Fer? terhadap Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar pada Fermentasi Rumput Bento Rayap (Leersia hexandra) Muhakka .; A. Imsya; T. N. Susanti
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.659 KB) | DOI: 10.36706/JPS.6.1.2017.5076

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Hi-fer? terhadap kandungan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar pada fermentasi rumput Bento Rayap (Leersia hexandra). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakukan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : P0 = Rumput Bento Rayap (Leersia hexandra) tanpa perlakuan (kontrol), P1 = Rumput Bento Rayap (Leersia hexandra) + 0,4% Hi-Fer?, P2 = Rumput Bento Rayap (Leersia hexandra) + 0,8% Hi-Fer?, dan P3 = Rumput Bento Rayap (Leersia hexandra) + 1,2% Hi-Fer?. Peubah yang diamati adalah kandungan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Hi-Fer? berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein kasar dan serat kasar, akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan lemak kasar fermentasi rumput Bento Rayap (Leersia hexandra). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunan Hi-Fer? 0,8% pada fermentasi rumput Bento Rayap (Leersia hexandra) dapat meningkatkan kandungan protein kasar dan serat kasar.