Quite quitting yang populer di media sosial menggambarkan tindakan pekerja yang hanya menyelesaikan tugas-tugas minimal yang diperlukan untuk tugas pokok mereka tanpa memilih mengundurkan diri. Hal ini mencerminkan penurunan dedikasi dan engagement karyawan yang berdampak pada budaya kerja, produktivitas dan retensi karyawan. Gen Z memiliki nilai generasional yang mengutamakan work-life balance menunjukkan kecenderungan kuat terhadap fenomena ini. Penelitian ini bertujuan mengkaji definisi, perkembangan konsep, kemunculan pada Gen Z, faktor penyebab, dan implikasinya bagi organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur menemukan bahwa quite quitting bukan hanya demotivasi personal saja melainkan gambaran ketidaksesuaian antara sistem kerja dan nilai generasional pada Gen Z yang disebabkan oleh burnout, ketidakseimbangan tuntutan dan sumber daya pekerjaan, rendahnya engagement kerja, kepemimpinan yang tidak responsif dan nilai generasional. Implikasi dari fenomena ini mencakup penurunan produktivitas, kualitas organisasi, serta partisipasi dalam inovasi, oleh karena itu perlu respons strategis organisasi dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan, menumbuhkan keterlibatan kerja melalui kepemimpinan inklusif, dan menekankan makna dalam pekerjaan. Penelitian ini menegaskan quiet quitting sebagai isu strategis yang memerlukan perhatian serius dari manajemen untuk merancang strategi MSDM yang relevan dan berfokus pada kesejahteraan karyawan.