Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The Growth of Lemongrass (Cymbopogon nardus (L.) RENDLE) in Agroforestry and Monoculture System on Post-Coal Mining Revegetation Land Anna Juliarti; Nurheni Wijayanto; Irdika Mansur; Trikoesoemaningtyas
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 27 No. 1 (2021)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.27.1.15

Abstract

Lemongrass (Cymbopogon nardus) as cover crop was suitable planted with agroforestry and monoculture system on post-coal mining revegetation land. The study investigated the influence of planting system, varieties, and plant spacing against the lemongrass growth on post-coal mining land under the agroforestry and monoculture system. Two lemongrass varieties were planted under on both planting systems. The growth variables of lemongrass measured were the tillers number per clump, leaf length, and canopy width. The results showed that the planting system and lemongrass varieties were able to increase the growth of lemongrass. Plant spacing treatment was able to increase the tillers number per clump. The agroforestry system was able to increase leaf length and canopy width of lemongrass. However, monoculture system was able to increase the tillers number per clump. The G2 variety had better growth on all measured variables either in agroforestry and monoculture system compared to Sitrona 2 Agribun variety. The plant spacing of 0.5 m × 0.5 m had greater tillers number per clump of lemongrass compared to plant spacing of 1 m × 1 m.
KARAKTERISTIK JENIS POHON PADA BERBAGAI TIPE LOKASI HUTAN KOTA DI PEKANBARU PROPINSI RIAU Characteristics Of Different Types Of Trees On Location In Urban Forest Pekanbaru in Riau Province Anna Juliarti
Jurnal Hutan Tropis Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Hutan Tropis Volume 2 Nomer 1 Edisi Maret 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3576.81 KB) | DOI: 10.20527/jht.v2i1.1613

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pohon yang ditanam sesuai dengan karakteristik dari beberapa jenis pohon di lokasi Hutan Kota di Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - September 2013 , dengan pemilihan lokasi adalah di jalan protokol (median dan tepi ) dan taman kota di Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Survei dilakukan dengan teknik pengamatan langsung ke lapangan dan wawancara. Pengamatan di lapangan untuk menginvetarisir dan mengidentifikasi jenis pohon yang tumbuh di sepanjang jalan protokol di  tepi dan median jalan serta taman-taman kota di kota  di Kota Pekanbaru.  Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan sesuai dengan karakteristik jenis.  Wawancara dilakukan dengan pegawai tata kota Pekanbaru untuk mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis pohon yang ditanam di berbagai lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 7 spesies, 5 famili yang terdapat di median jalan, 12 spesies , 11 famili yang berada di pinggir jalan dan 26 spesies, 17  famili yang terdapat di taman-taman kota.Kata Kunci: metode survey,  hutan kota
RESPON PERTUMBUHAN KELENGKENG (Dimocarpus longan Lour.) TERHADAP AIR LIMBAH TERNAK LELE DI AGROFORESTRI RUSUNAWA UNILAK Anna Juliarti; Ervayenri Ervayenri; Azwin Azwin
Jurnal Hutan Tropis Vol 10, No 2 (2022): Jurnal Hutan Tropis Volume 10 Nomer 2 Edisi Juli 2022
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.954 KB) | DOI: 10.20527/jht.v10i2.14130

Abstract

Agroforestri Rusunawa Unilak merupakan areal yang dikhususkan pemanfatannya untuk penelitian, wisata bagi masyarakat sekitar dan sebagai lokasi pengembangan buah di dalam kampus. Air limbah ternak lele berpotensial digunakan sebagai pupuk tanaman buah.  Selain sifatnya organik, air limbah ternak lele mudah didapat dan murah harganya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis respon pertumbuhan Kelengkeng terhadap air limbah ternak lele. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di areal Agroforestri Rusunawa Unilak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 1 faktor, yaitu dosis air limbah ternak lele. Dosis air limbah lele terdiri dari 4 taraf, yaitu kontrol, 250ml, 500 ml, dan 750 ml.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis air limbah lele (250 ml, 500 ml dan 750 ml) mampu meningkatkan pertambahan tinggi, diameter, dan lebar tajuk Kelengkeng dibandingkan kontrol.
PEMANFAATAN HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) DAN IDENTIFIKASI TANAMAN OBAT DI AREAL CAGAR BIOSFIR GIAM SIAK KECIL, BUKIT BATU SIAK Anna Juliarti
Jurnal Hutan Tropis Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Hutan Tropis Volume 1 Nomer 1 Edisi Maret 2013
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.765 KB) | DOI: 10.20527/jht.v1i1.1478

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dapat digunakan oleh orang-orang di sekitar area Cagar Biosfir Giam Siak Kecil-Bukit Batu dan untuk mengidentifikasi jenis tanaman obat yang dikenal masyarakat.. Metode yang digunakan adalah metode survey lapangan dan survei dengan mewawancarai responden dengan keinginan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis masyarakat adalah jenis HHBK penanaman diinginkan jelutung, pakan lebah madu, buah-buahan, rotan dan kegiatan lain yang menunjang budidaya unggas dan ikan, ikan asap dan kemasan madu, membuat kerajinan dari hutan non-kayu dan pengembangan ekowisata. Jenis tanaman obat yang ditemukan adalah: Ara Bulu, Panggil-panggil, Marpoyan, Dukung Anak, Pasak Bumi, Sengsalang, Medang petimah, Mendarahan, Tulang Katak, kepayang, Ipuh, Pelawan Merah, Tampui Setampui, Sarang Semut, Kayu Karena kandungan, Medang Keras , Kondung Duduk, Dolik, Tulang Iga, Tungkat Dan MalambuyatKata Kunci:  HHBK, Jelutung, metode survey
Cajuput (Melaleuca cajuputi (L.) Powell) Oil Yield and Cineole Analysis in Ex-Coal Mining Land with Monoculture and Agroforestry Patterns Anna Juliarti; Nurheni Wijayanto; Irdika Mansur; Trikoesoemaningtyas
Jurnal Sylva Lestari Vol. 10 No. 2 (2022): May
Publisher : Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jsl.v10i2.551

Abstract

Cajuput (Melaleuca cajuputi) has the potential to be developed with monoculture and agroforestry patterns in ex-coal mining land. This study aimed to analyze the oil yield and cineole content of cajuput planted with monoculture and agroforestry and patterns in ex-coal mining land. The research design used a split-split plot design with three factors: planting pattern, fertilizer dosage, and lemongrass (Cymbopogon nardus) plant spacing. The variables measured included the oil yield and cineole content of cajuput. This study was conducted in cajuput monoculture and agroforestry patterns with lemongrass G2 variety and Sitrona 2 Agribun variety, with various spacing. The study was conducted for six months, with one harvest of cajuput leaves in the sixth month. The results showed that lemongrass's planting pattern and plant spacing significantly affected cajuput oil yield. However, treatment of the dosage of fertilizer had no significant effect on cajuput oil yield. The treatment of lemongrass plant spacing only significantly affected cineole content, but planting patterns and fertilizer dosages had no significant effect. The cajuput agroforestry with the Sitrona 2 Agribun variety produced the highest oil yield (2.84%) and cineole content (50.70%), compared to the monoculture pattern and cajuput agroforestry with G2 variety. The lemongrass plant spacing of 0.5 m x 0.5 m produced the highest oil yield (2.73%) and cineole content (52.98%) compared to 1 m x 1 m plant spacing Cymbopogon nardus. Keywords: agroforestry, cineole, essential oil, ex-coal mining, Melaleuca cajuputi
PERTUMBUHAN KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi (L.) Powell) DI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA DENGAN APLIKASI PUPUK KOMPOS Anna Juliarti; Nurheni Wijayanto; Irdika Mansur; Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas
Jurnal Hutan Tropis Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN TROPIS VOLUME 11 NOMER 1 EDISI MARET 2023
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v11i1.15985

Abstract

Pupuk organik diaplikasikan pada kayu putih untuk memperbaiki kesuburan tanah bekas tambang batubara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan kayu putih setelah pemberian pupuk kompos pada areal monokultur kayu putih di lahan bekas tambang batubara. Penelitian dilakukan selama 12 bulan dimulai Maret 2017–April 2018. Variabel pengamatan yang diukur adalah pertumbuhan kayu putih meliputi tinggi, diameter dan lebar tajuk kayu putih.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor (dosis pupuk kompos). Pengamatan pertumbuhan kayu putih dilakukan selama 12 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kompos meningkatkan pertambahan tinggi kayu putih, tetapi tidak secara signifikan meningkatkan pertambahan diameter dan lebar tajuk kayu putih.  Pemberian dosis pupuk kompos sebanyak 2,4 kg/tanaman menghasilkan pertambahan tinggi kayu putih terbesar dibandingkan tanpa dipupuk dan pemberian pupuk sebanyak 1,6 kg/tanaman
Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pada Tegakan Eucalyptus Pellita Di Fakultas Kehutanan Unilak Riau Sri Rahayu Prastyaningsih; Anna Juliarti; Eni Suhesti; Syatrawati Syatrawati
AGRICA Vol. 16 No. 1 (2023): June
Publisher : Agriculture Faculty of Flores University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/agr.v16i1.2676

Abstract

This study aims to determine the understory in Eucalyptus pellita's stands. Understory are one of the elements of the ecosystem which are hold rainwater into the soil, prevent erosion,  runoff and soil organic matter. The  method used 20 x 20 m of 5 plots with 10 the number of sub-plots in the sample size of 2 x 2 m (50 sub-plots). All of understory  were  identified. There are 18 species from 17 families classified into 4 groups of the understory (grasses, sedges, ferns and broad-leaved plants). The results showed  18 types of understory which classified in 13 species of broadleaf plants, 3 species of grasses, 1 species of sedges and 1 species of ferns. The understory  was dominated by Alang-Alang (Imperata cylindrica) with INP  61.33%, followed by Teki Grass (Cyperus sp) with INP 35.67% then Acacia (Acacia sp) with INP 21.67% and ferns (Neprolepsis sp) INP 17.8%. The Diversity of understory in Eucalyptus pellita was 1.76 in the medium category.
Jenis-Jenis Hama Serangga Gaharu (Aquilaria mallacensis Lamk) di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi RIAU Sri Rahayu Prastyaningsih; Anna Juliarti
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.389 KB) | DOI: 10.31849/jurkim.v3i1.12043

Abstract

The presence of insect pests has an important effect on the success of plant maintenance. The level of attack caused by insect pests can cause plants to die. The purpose of the study was to analyze agarwood plants that were attacked by insect pests and identify the types of insect pests that attack agarwood plants. The research method used is descriptive. The assessment of the level of damage to agarwood plants due to insect pests is calculated based on the criteria for damage caused by insect pests. Identification of insect pests is carried out directly in the field based on the activity of insects that damage agarwood plants. Based on the results of the identification of insect pests that damage agarwood plants, there are 5 types of insect pests, namely the type of White Flea (Pseudococcus sp.), Leaf Caterpillar (Heortia viitessoides), Pitama hermesalis, Coreidae and Locusta migratoria. The insect pest attack rate is 2.3% and is included in the low category. It is necessary to intensive monitoring can insect pest attacks. If the insect pests found, they should clean up the environment from pests
Pengembangan Agroforestri Berbasis Lingkungan di Pondok Pesantren Darul Mukhlasin, Rumbai Pekanbaru Anna Juliarti; Rina Novia Yanti; Azwin Azwin
Journal of Social Work and Empowerment Vol 1 No 3 (2022): Journal of Social Work and Empowerment - Mei 2022
Publisher : Yayasan Sinergi Widya Nusantara (Sidyanusa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pondok Pesantren Darul Mukhlasin merupakan ponpes masa depan, karena memadukan pendidikan yang bermutu dan menghasilkan santri yang berakhlak. Beberapa bibit jenis tanaman buah telah ditanam, diantaranya jenis Jambu Citra, Matoa, Rambutan dan Cempedak. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa 25 bibit tanaman buah yang ditanam selama 2-4 minggu mempunyai prosentase hidup 100%, artinya bahwa penanaman yang dilaksanakan berhasil dan 100% hidup tanpa ada yang mati. Hasil perhitungan kuisioner menunjukkan bahwa sebelum dilakukan sosialisasi dan pelatihan cara menanam dan merawat bibit tanaman buah 87% para santri belum mengetahui cara yang baik dalam menanam dan merawat bibit tanaman buah dan 13% yang sudah tahu. Setelah dilakukan sosialisasi, pelatihan, dan praktek di lapangan, maka hasil penilaian kuisioner menunjukkan 98% sudah mengetahui cara menanam dan perawatan bibit tanaman buah dengan baik dan benar, dan hanya 2% yang belum tahu. Hal ini menujukkan bahwa para santri mengikuti kegiatan sosialisasi, pelatihan dan praktek cara perawatan bibit tanaman buah dengan baik. Harapannya ke depan adalah bibit tanaman buah yang ditanam akan subur dan menghasilkan panen buah yang melimpah. Selain dapat dikonsumsi sendiri (subsisten), hasil panen juga dapat dijual sehingga menambah penghasilan Ponpes Darul Mukhlasin.
a IbM Teknik Budidaya Anakan Tanaman Lokal Komersial Untuk Rehabilitasi Di Hutan Adat Ghimbo Pomuan, Kampar Riau Rina Novia Yanti; Anna Juliarti; Dodi Sukma RA
Journal of Social Work and Empowerment Vol 2 No 2 (2023): Journal of Social Work and Empowerment - Februari 2023
Publisher : Yayasan Sinergi Widya Nusantara (Sidyanusa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Hutan Adat Ghimbo Pomuan, Kampar Riau sangat menjaga hutannya. Keaneragaman hayati di hutan adat ini cukup tinggi.  Masyarakat tidak diperbolehkan menebang pohon, tetapi diijinkan untuk mengambil hasil hutan bukan kayu (HHBK), berupa getah, kulit, tanaman obat, buah, rotan, dan sebagainya. Di beberapa lokasi terdapat rumpang akibat banyak pohon-pohon tumbang secara lamai.  Hasil perhitungan kuisioner menunjukkan bahwa sebelum dilakukan sosialisasi dan pelatihan teknik budidaya anakan lokal komersil 42% masyarakat adat belum mengetahui cara yang baik teknik mencabut anakan alam dan 58% yang sudah tahu.  Setelah dilakukan sosialisasi, pelatihan, dan praktek di lapangan, maka hasil penilaian kuisioner menunjukkan 91% sudah mengetahui  teknik mencabut anakan alam dengan baik dan benar, dan hanya 9% yang belum tahu. Hal ini menujukkan bahwa masyarakat adat mengikuti kegiatan sosialisasi, pelatihan dan praktek  teknik mencabut anakan alam secara baik dan benar. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa 10 bibit cabutan alami 100% hidup, artinya bahwa penanaman cabutan alami yang dilaksanakan berhasil dan 100% hidup tanpa ada yang mati. Harapannya ke depan bahwa bibit cabutan alam yang ditanam akan tumbuh subur dan mampu mengurangi rumpang dan erosi yang terjadi di Hutan Adat Ghimbo Pomuan.