Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PHYTOCHEMICAL CONTENT FROM NANGKA LEAVES (Artocarpus heteropyllus) AND KELOR LEAVES (Moringa oleifera) AS ADDITIONAL FEED FOR GOAT LIVESTOCK Angelia Utari Harahap; Lili Warly; - Hermon; - Suyitman; - Evitayani
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 10 No 2 (2021): Pastura Vol. 10 No. 2 Tahun 2021
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2021.v10.i02.p01

Abstract

Uji fitokimia dilakukan untuk memberikan deskripsi senyawa kelompok yang terkandung dalam ekstrak,salah satunya dari bahan pakan tambahan alternatif yang digunakan berasal dari daun nangka (Artocarpusheterophyllus) dan daun kelor (Moringa oleifera) merupakan sumber tanin yang potensial digunakansebagai proteksi protein pakan yang berkualitas tinggi dalam meningkatkan produktivitas ternak kambing.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak daunnangka dan daun kelor. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun nangka dan daun keloryang diperoleh di wilayah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Daun nangka dan daun kelor terlebih dahuludiekstraksi selanjutnya dilakukan uji fitokimia untuk mendeteksi adanya senyawa aktif alkaloid, flavonoid, saponin, fenolat, triterpenoida/steroida, dan tanin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun nangka dan daun kelor mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolat, triterpenoida/steroida, dan tanin.Kata kunci: daun kelor, daun nangka, fitokimia, tanin
The Activity Of Cellulose Enzyme From Indigenous Bacteria "Bacillus Sp YLB1" As Bioactivator Yunilas .; Lili Warly; Yetti Marlida; Irsan Riyanto
Jurnal Peternakan Integratif Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.391 KB)

Abstract

This study aims to test the activity of cellulase enzyme (CMCase) from indigenous bacteria "Bacillus Sp YLB1" as bioactivator of palm oil based feed. The treatment consists of various combinations of substart (feed), namely: P1 = 80% palm leaves + 10% palm kernel cake + 10% sludge; P2 = 60% palm leaves + 20% palm kernel cake + 20% sludge and P3 = 60% palm leaves + 30% palm kernel cake + 30% sludge. The parameters observed were cellulase enzyme activity (CMCase) on various combinations of palm oil waste and fermentation time. The results showed that cellulase enzyme (CMCase) production of Bacillus sp YLB1 bacteria during fermentation fluctuated ie 0.143 Units / ml; 0.372 Units / ml; 0.588 Units / ml; 1.013 Units / ml; 0.906 Units / ml; 1,065 Units / ml and 1,198 Units / ml.The activity of cellulase enzyme (CMCase) on substrate P1 (0.460 Unit / ml) is lower than P2 (0.897 Unit / ml) and P3 (0.908 Units / ml). From the results of this study can be concluded that cellulase enzyme activity indigenous bacteria Bacillus sp YLB1 influenced by the combination of substrate and fermentation time. The P3 substrate fermented with Bacillus sp YLB1 for 7 days gave a more optimal result than the other treatments.   Keywords: Cellulase enzyme, indigenous bacteria, substart (feed)
PENGELOLAAN PETERNAKAN SAPI POTONG RAMAH LINGKUNGAN Suyitman Suyitman; Lili Warly; James Hellyward
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 3.a (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v2i3.a.239

Abstract

Pembangunan pertanian harus bersinergi dengan pembangunan wilayah perdesaan dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut, pengembangan kawasan potensial seperti kawasan berbasis peternakan sapi potong perlu dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan yang akan menstranformasikan perdesaan menjadi kota-kota pertanian merupakan salah satu pilihan strategis yang tepat. Kelompok Tani Cerdas dan Kelompok Tani Brahman yang beralamatkan di Blok A Sitiung II, Jorong Koto Hilalang II, Nagari Sungai Langkok, Kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmasraya merupakan daerah transmigrasi yang pertama di Indonesia dan sekarang berkembang menjadi salah satu daerah gudang ternak sapi potong di Kabupaten Dharmasraya dan Propinsi Sumbar. Peternak rata-rata mempunyai sapi potong sebanyak: 2-10 ekor/keluarga. Permasalahan yang dihadapi mitra saat ini adalah (a) peternak mulai kesulitan dalam menyediakan pakan hijauan, apalagi di saat menghadapi musim kemarau, (b) kotoran feses sapi cukup menumpuk di sekitar kandang, sehingga mengganggu kebersihan dan mencemari lingkungan serta mengganggu estetika, (c) biaya rekening listrik peternak akhir-akhir ini dirasa cukup mahal. Solusi yang ditawarkan adalah: (a) pemanfaatan limbah perkebunan dan agroindustri, seperti pelepah daun kelapa sawit dan bungkil inti sawit diolah sebagai pakan ternak sapi potong, (b) limbah ternak sapi potong yang berupa feses sapi diolah sebagai pupuk kandang melalui unit pengelolaan pupuk organik (UPPO) dan biogas untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan energi dalam bentuk listrik dan gas di kawasan Kelompok Tani Cerdas dan Kelompok Tani Brahman, sehingga dapat mengurangi biaya operasional, khususnya kebutuhan listrik dan tidak bergantung pada PLN, (c) pemanfaatan pupuk kandang/organik dan cendawan mikoriza arbuskula (CMA) dalam mendukung sistem pertanian organik untuk budidaya secara intensif rumput unggul, seperti King Grass dalam rangka meningkatkan penyediaan pakan hijauan untuk pakan ternak sapi potong. Selain itu kegiatan ini menjadi model bagi masyarakat peternak sapi potong di sekitar kawasan Kelompok Tani Cerdas dan Kelompok Tani Brahman untuk dapat mencapai tujuannya yaitu menyusun pengembangan kawasan berbasis peternakan sapi potong terpadu yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di daerah ini dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dan juga berfungsi sebagai kawasan alih (diseminasi) teknologi. Target khusus yang ingin dicapai adalah peternak mampu memanfaatkan limbah perkebunan dan agroindustri sebagai pakan ternak sapi potong, limbahnya dapat diolah melalui unit pengelolaan pupuk organik (UPPO) dan biogas serta peternak mampu secara intensif membudidayakan rumput unggul (King Grass) memakai sistim pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Metode yang ditawarkan kepada kedua mitra untuk mendukung realisasi program ini adalah metode consuling dimana sebelumnya melalui pendekatan, kemudian diberikan penyuluhan, pelatihan dan pembinaan serta terakhir adanya evaluasi dan monitoring berkelanjutan dari pihak Perguruan Tinggi. Hasil dari monitoring nanti diharapkan dapat meningkatkan keinginan dan semangat serta motivasi yang tinggi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan hidup peternak di daerah transmigrasi ini. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat, petani, peternak dan stakeholder yang akan menginvestasikan modalnya dalam pengelolaan sapi potong terpadu yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Evaluation of Fiber Content Based on Palm Plantation which Has Fermentation with Probiotic MOIYL Yunilas Yunilas; Lili Warly; Yetty Marlida; Irsan Riyanto
Variabel Vol 1, No 1 (2018): APRIL 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.723 KB) | DOI: 10.26737/var.v1i1.513

Abstract

Probiotic MOIYL is a probiotic that contains lignocellulolytic microorganisms derived from palm oil waste consist of Bacillus sp YLB1, Trichoderma sp YLF8 and Saccharomyces sp YLY3 which are potential in degrading fibers. This study aims to determine the effect of MOIYL probiotic use of palm oil waste based on fiber fraction content (NDF, ADF and lignin). This research is using Completely Randomized Design (RAL) factorial pattern 3 x 4 treatment with 3 replications. Factor I (various levels of palm oil waste substrate) and Factor II lcombination of mixed inoculum or cocktail inoculum indigenous microorganisms). Parameters observed included neutral detergent fiber (NDF), acid detergent fiber (ADF) and lignin. The results showed that the use of MOIYL probiotic in fermentation had a very significant effect (P <0.01) decrease NDF, ADF and lignin waste palm plantation. Probiotic MOIYL-based waste oil plays a role in degrading fiber (NDF, ADF and lignin) and can be used as a source of fermentation inoculum.
Ipteks Bagi Masyarakat Teknologi Pengolahan Pakan Berkualitas Rendah untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Lili Warly; May Efdi; Tertia Delia Nova
Warta Pengabdian Andalas Vol 24 No 1 (2017): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan ekonomi kerakyatan yang berhasil membawa pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Salah satu usaha yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan petani peternak di Nagari Sawah Lunto, Kabupaten Sawah Lunto, Sijunjung adalah penggemukan sapi potong. Kendala yang ditemui disaat survey dilapangan pada kelompok peternak Mutiara Santun adalah pada umumnya pemeliharaan ternak terutama sapi potong masih dilaksanakan secara tradisional. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan peternak dalam produksi dan reproduksi sapi potong. Kurangnya pengetahuan peternak dalam usaha penggemukan sapi potong disebabkan pada kelompok tani cemara tiga jorong gasan kaciak ini belum pernah dilakukan penyuluhan ataupun sentuhan tekhnologi tentang pemeliharaan sapi potong. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan dan mengolah jerami padi sebagai pakan potong serta menyusun ransum sapi potong yang bermutu dari bahan-bahan yang murah dan mudah tersedia dan membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani/peternak dari sub sektor peternakan serta terciptanya kerjasama antara peternak dengan MITRA yaitu perguruan tinggi Unand. Kegiatan pengabdian ini dimulai dengan melakukan pendekatan system fokusgroup discussion (FGD), Participal rural Appraisal (PRA) dan dilanjutkan dengan penyuluhan, percontohan dan penerapan langsung oleh peternak. Pelaksanaan pengaplikasian teknologi amoniasi jerami padi di lapangan dengan pemberian langsung amoniasi yang sudah dismpan dan diber kotoran ayam. Kemudian disimpan pada silo yang telah dibuat. Partisipasi dan motivasi kelompok petani peternak dalam mengikuti serangkaian kegiatan pengabdian sangat tinggi. Karena selama ini belum pernah dilakukan pembinaan yang berkaitan dengan aspek teknis serta manajemen dalam pemeliharaan sapi potong. Peternak sudah tahu bagaimana manajemen dalam penggemukan sapi potong seperti pemberian konsentrat seperti bungkil kelapa, bungkil kedele, tepung ikan, ampas tahu dan dedak serta pemberian mineral premix. Dengan pemberian pakan kosentrat dan ditambah hijauan secara kountinue akan meningkatkan bobot badan sapi sekitar 0.5-1.2 kg. Kemudian pakan diaduk dalam tempat pengaduk ransum. Terampilnya peternak membuat jerami padi amoniasi bisa dijadikan pakan alternatif pengganti hijauan dengan kosentrat yang cukup.
Isolasi Dan Karakteristik Fungi Lignoselulolitik Dari Limbah Sawit Sebagai Agen Pendegradasi Pakan Berserat Yunilas Yunilas; Lili Warly; Yetti Marlida; Irsan Ryanto
Rona Teknik Pertanian Vol 12, No 2 (2019): Volume 12, No. 2, Oktober 2019
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v12i2.10112

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakteristik fungi lignoselulolitik dari limbah sawit sebagai pendegradasi serat (senyawa polisakarida). Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi melalui isolasi, karakteristik, uji degradasi lignoselulosa dan identifikasi. Isolasi menggunakan medium selektif yang dimodifikasi mengandung carboxy methyl cellulose (CMC), xylan, lignin dan manan. Dari hasil isolasi diperoleh 16 isolat fungi lignoselulolitik dan 4 diantaranya memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi lignoselulosa yaitu isolate fungi YLF2, YLF3, YLF4 dan YLF8. Isolat fungi yang diperoleh memiliki karakteristik yang bervariasi meliputi bentuk, permukaan, tepi dan warna koloni. Hasil uji degradasi (hidrolitik) menunjukkan bahwa isolat fungi YLF8 menghasilkan indeks hidrolitik lebih tinggi dibanding fungi lainnya. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa isolat fungi YLF8 termasuk pada strain Trichoderma sp berpotensi sebagai isolat pendegradasi serat dan dapat digunakan sebagai bioktivator dalam fermentasi pakan berserat.Isolation And Characteristic Of Lignocellulolitic Fungi Of Palm Waste As a Fiber Feed Degrading AgentAbstract. This study aims to isolate and characterize lignocellulolytic fungi from palm wastes as fiber degradation (polysaccharide compounds). This research uses exploration method through isolation, characteristic, lignocellulosic degradation test and identification. Isolation using modified selective medium contains carboxy methyl cellulose (CMC), xylan, lignin and manan. From isolation result obtained 16 isolates of lignocellulolytic fungi and 4 of them have high ability in degrading lignocellulose that is fungi YLF2, YLF3, YLF4 and YLF8. The obtained fungi isolates have varying characteristics including shape, surface, edges and colony color. The result of degradation test (hydrolytic) showed that YLF8 fungi isolates yielded higher hydrolytic index than other fungi. Based on the results it can be concluded that the isolates of YLF8 fungi belong to the Trichoderma sp strain potentially as fiber degrading isolates and can be used as bioctivators in fibrous fermentation feed.