Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan
Divisi Bedah Onkologi, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SKALA NYERI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PADA BULAN OKTOBER 2019 Kadek Santi Diahswari Widyadari; Putu Anda Tusta Adiputra; Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i3.P16

Abstract

ABSTRAK Nyeri adalah suatu sensasi tidak menyenangkan yang dapat bersifat sensorik maupun emosional dan berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Nyeri sering kali menjadi alasan utama seorang pasien, terutama pasien kanker untuk mencari pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan intensitas nyeri yang dialami pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif cross-sectional. Penelitian ini melibatkan pasien yang telah terdiagnosis kanker payudara yang dirawat jalan di Poliklinik Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada bulan Oktober 2019. Sampel dipilih melalui metode consecutive sampling. Data diambil dari data primer berupa kuesioner yang berisi identitas pasien, diagnosis kanker payudara, dan skala nyeri berupa skala Numeric Rating Scale (NRS). Responden paling banyak berada direntang umur 41-50 tahun. Seluruh subjek adalah perempuan. Lebih banyak kanker berada pada sisi kiri payudara. Responden paling banyak berada pada stadium II. Hasil penelitian menunjukkan dari total 50 sampel, sebanyak 10 orang (20%) tidak mengalami nyeri, 6 orang (12%) mengalami nyeri ringan, 26 orang (52%) mengalami nyeri sedang, 6 orang (12%) mengalami nyeri berat, dan 2 orang (4%) mengalami nyeri sangat berat. Intensitas nyeri yang paling banyak dijumpai adalah nyeri dengan intensitas sedang. Kata kunci : Skala nyeri numerik (NRS), intensitas nyeri, kanker payudara.
Strategi Pembedahan di Era Pandemi COVID-19 Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan; Putu Astri Novianti
JBN (Jurnal Bedah Nasional) Vol 4 No 1 (2020): Special Issue COVID-19 - JBN (Jurnal Bedah Nasional)
Publisher : Program Studi Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.338 KB) | DOI: 10.24843/JBN.2020.v04.is01.p03

Abstract

Sebagai simpulan, dengan memperjelas strategi pembedahan dan mengikuti protokol pembedahan yang telah disepakati, akan membantu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien sekaligus melindungi petugas medis di era pandemi COVID-19 ini.
Perbedaan Karakteristik Pasien Kanker Payudara Stadium Dini Dengan dan Tanpa Metastasis Kelenjar Getah Bening Aksila di RSUP Sanglah Denpasar NGAA Manik Yuniawaty Wetan
JBN (Jurnal Bedah Nasional) Vol 3 No 1 (2019): JBN (Jurnal Bedah Nasional)
Publisher : Program Studi Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.502 KB) | DOI: 10.24843/JBN.2019.v03.i01.p03

Abstract

Tujuan: untuk mengetahui perbedaan karakteristik kanker payudara stadium dini dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening aksila di RSUP Sanglah. Metode: penelitian ini adalah penelitian deksriptif pada pasien kanker payudara stadium dini dengan dan tanpa mengalami metastasis kelenjar getah bening aksila di RSUP Sanglah. Data dicatat dari rekam medis mengenai, usia, status menopause, letak kanker payudara, ukuran tumor, varian histopatologi, subtipe, dan status hormonal. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis bivariat dengan uji Chi-Square atau t-independent dengan interval kepercayaan (CI) 95% dan p<0,05. Hasil: penelitian ini dilakukan pada masing-masing 22 pasien kanker payudara stadium dini dengan dan tanpa metastasis ke kelenjar getah bening aksila di RSUP Sanglah. Ada perbedaan yang bermakna usia (45 tahun dan 53 tahun; p=0,012) dan status menopause (68,2% premenopause dan 31,8% postmenopause; p=0,016) pada subjek kanker payudara stadium dini dengan dan tanpa metastasis KGB aksila. Tidak ditemukan perbedaan bermakna mengenai letak kanker payudara, ukuran tumor, varian histopatologi, subtipe, dan status hormonal. Simpulan: usia dan status menopause berbeda secara bermakna pada subjek kanker payudara stadium dini dengan metastasis kelenjar getah bening aksila di RSUP Sanglah.
Metaplastic Breast Carcinoma (MBC), Primary Squamous Cell Carcinoma Subtype in A 49-Year-Old Woman: A Case Report Putu Erika Paskarani; Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan; Ni Putu Sriwidyani; Sang Ayu Putu Yuliantini
Indonesian Journal of Cancer Vol 16, No 4 (2022): December
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v16i4.932

Abstract

Introduction: Metaplastic Breast Carcinoma (MBC) is quite a challenging case because metaplastic breast cancer is one of the rarest subtypes of invasive breast cancer. It is reported that MBC occurs only 0.2 to 1% throughout the world. The metaplastic changes can be squamous cells or other mesenchymal cell types. Clinically, MBC presents as a large palpable mass and may be associated with rapid growth. The size of MBC tends to be larger compared with other types of invasive breast cancer ranging from 1 to more than 10 cm. Although there are several main categories of MBC, some carcinoma can be difficult to classify due to their unusual histologic patterns. This case report study is to provide a clinicopathological overview and approach to MBC.Case Presentation: We reported a 49-year-old woman who suffered from a breast mass that rapidly grew for less than one year. The microscopic findings showed squamous cell carcinoma. While molecular studies revealed triple negative results for hormone receptors although Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2) overexpression was unusual (< 5%). Then, we confirmed with chromogen in situ hybridization (CISH) and there was no gen amplification for HER2. Microscopically, we found ductal carcinoma in situ and this finding supported breast origin.Conclusions: Metaplastic carcinoma did not have any specific and distinctive signs clinically. Metaplastic carcinoma can be monophasic (with only a metaplastic component) or biphasic with two or more components. As treatment options, our patient received conventional chemotherapy. Metaplastic breast cancer is reported to have a lower response rate to conventional adjuvant chemotherapy and worse clinical outcome after chemotherapy than other forms of triple-negative breast cancer.
Review Terapi Bisfosfonat pada Pasien Kanker Payudara, Berapa Lamakah Diberikan? NGAA Manik Yuniawaty Wetan; Hendry Irawan
JBN (Jurnal Bedah Nasional) Vol 7 No 1 (2023): JBN (Jurnal Bedah Nasional)
Publisher : Program Studi Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBN.2023.v07.i01.p05

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas, efek samping serta durasi yang optimal dalam pemberian bisfosfonat pada pasien kanker payudara. Metode: Pencarian komprehensif dilakukan pada database PubMed, Science Direct, dan CENTRAL dari tahun 2012 hingga 2022 yang dilakukan selama 10 tahun. Hasil: Tinjauan saat ini, yang termasuk tiga studi randomized controlled trials, yang melibatkan 7.162 kasus kanker payudara, menilai efek bisfosfonat pada risiko kanker payudara serta durasi penggunaan bisfosfonat. Ditemukan adanya pengurangan risiko kanker payudara dengan paparan bisfosfonat. Penggunaan bisfosfonat jangka pendek (<1 tahun) tidak menyebabkan perubahan yang signifikan, sementara penurunan risiko kanker payudara yang signifikan sebesar 26% tercatat dengan penggunaan jangka panjang (>1 tahun). Efek perlindungan bisfosfonat ditunjukkan pada kanker payudara kontralateral. Simpulan: Tinjauan ini menunjukkan bahwa penggunaan bisfosfonat dikaitkan dengan penurunan risiko payudara kanker, termasuk kanker payudara kontralateral. Dibandingkan dengan jenis bisfosfonat lainnya, hanya etidronat yang menunjukkan signifikansi hubungan terbalik. Selain itu, penggunaan bisfosfonat jangka panjang (>1 tahun) lebih signifikan dalam mengecilkan risiko kanker payudara.