Claim Missing Document
Check
Articles

CORRELATION OF PARATHYROID HORMONE-1 RECEPTOR EXPRESSION TO BONE METASTASIS OF BREAST CARCINOMA PATIENTS Tusta-Adiputra, P. A.; Wibawa-Manuaba, and I. B. T.
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.713 KB)

Abstract

Background: Bone metastasis is a common complication of metastasis of breast cancer and it is a unique pathobiology process. The Parathyroid Hormone-related Peptide (PTHrP) is a protein which has an important role in breast cancer cells to invade and infiltrate bones or bone marrow and accelerate angiogenetic process. The objective of this study is to reveal the relationship of PTHrP receptor named Parathyroid Hormone-1 Receptor (PTH1R) expression to bone metastasis in breast cancer patients. Methods: This was an analytical cross-sectional study, applying a non probability consecutive sampling. Samples were divided into two groups, i.e. one group of breast cancer metastasis to bone (+others) and another group with non-bone metastasis. Patients were collected from an existed data base (from medical record, cancer register, histopathology), since 2007. The specimen paraffin blocks were re-examined using IHC technique for PTHrP receptor. The data were analyzed and tested with Chi-Square (X2), otherwise it would be tested using Fisher Exact Test. Each group would be allocated minimal of 17 patients/samples. Results: The Chi-Square test failed to show the association between PTH1R expression in breast cancer patients with bone metastasis (p=0.295). The relative prevalence result for positive PTH1R expression was 1.48. There was no proof that positive PTH1R expression was an associated factor for bone metastasis (95% confidence interval). Conclusion: PTH1R expression is not a factor associated with bone metastasis in breast cancer patients.
Sebuah kasus dengan komplikasi penggunaan lattissimus dorsi myocutaneous flap pada pembedahan rekontruksi payudara Christian, Dewi Prima; Adiputra, Putu Anda Tusta; Chr, W Steven
Medicina Vol 47 No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.258 KB)

Abstract

Berdasarkan pengalaman klinis, rekonstruksi payudara dengan menggunakan lattissimus dorsi myocutaneous flap (LDMF) merupakan prosedur yang aman dikerjakan untuk menutup defek mastektomi. Nekrosis pada flap sangat jarang terjadi, dan biasanya terjadi akibat trauma vaskular seperti terikatnya arteri thoracodorsalis saat dilakukan mastektomi. Wanita usia 53 tahun datang dengan tumor di payudara kiri. Dari pemeriksaan klinis dan biopsi didapatkan hasil phyloides jinak payudara. Pada pasien telah dilakukan mastektomi dan rekonstruksi payudara dengan LDMF untuk menutup defek pada luka operasi. Pengamatan hari kedua pascaoperasi, flap mengalami nekrosis parsial dan cenderung menjadi nekrosis total. Lattissimus dorsi myocutaneous flap adalah prosedur umum untuk rekonstruksi payudara pada pembedahan mastektomi untuk menutup defek luka operasi. Nekrosis dapat disebabkan oleh kesalahan prosedur dan trauma vaskular. Cedera pembuluh darah dan trombosis selama dan setelah operasi dapat juga menjadi penyebab terjadinya nekrosis pada flap. Extensive clinical experience with the latissimus dorsi myocutaneus flap (LDMF) has documented the safety of this procedure on breast reconstruction surgery. Significant flap necrosis is very rare, and usually associated with either recognized of unrecognized injury to the vascular pedicle, such as when the thoracodorsalis artery has been ligated during the original mastectomy. A 53-year old woman suffered from a huge tumor on her left breast. Clinical investigations and biopsy examination showed benign phyloides of the breast. Mastectomy was done and immediate LDMF was performed to reconstruct the defect from the surgery. On the day 2 after surgery, LDMF was partially necrotic and seemed to head towards total necrosis. Latissimus dorsi myocutaneus flap is a common procedure to reconstruct the defect after mastectomy. The cause of necrosis maybe due to technical error and impact to vascular compromise. The vascular injury and thrombosis during and after surgery may be responsible for the event of flap necrosis.
VALIDITAS DIAGNOSIS FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY (FNAB) PADA TUMOR KELENJAR LUDAH Anda Tusta Adiputra, Putu; Tjakra Wibawa Manuaba, I.B.; Saputra, Herman
Medicina Vol 38 No 2 (2007): Mei 2007
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) memiliki nilai akurasi diagnostik yang tinggi pada tumor kelenjar ludah jinak maupun ganas yang akan menjalani pembedahan (lebih dari 80% pada literatur barat). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi validitas dari Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) sebagai alat diagnostik pada tumor kelenjar ludah dengan pemeriksaan histopatologi sebagai baku emas (gold standard). Jenis penelitian ini merupakan suatu uji diagnostik, yang dikerjakan mulai bulan September 2002 ? Mei 2006 terhadap 40 penderita yang secara klinis didiagnosis sebagai tumor kelenjar ludah. Dua kasus dikeluarkan dari penelitian oleh karena hasil FNAB tidak representatif. Pemeriksaan FNAB dilakukan sebelum operasi, kemudian dibandingkan dengan hasil histopatologi setelah operasi. Baik hasil FNAB maupun hasil histopatologi dikelompokkan ke dalam jinak ataupun ganas. Validitas ditentukan dari sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dan akurasi. Dari 38 penderita tumor kelenjar ludah yang diteliti, setelah dianalisis didapatkan hasil sensitivitas 28,56%, spesifisitas 77,42%, nilai prediksi positif 22,22%, nilai prediksi negatif 82,76% dan akurasi 68,42%. FNAB sebagai prosedur diagnostik pada tumor kelenjar ludah di institusi kami memiliki sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi yang rendah. Saat ini FNAB belum dapat digunakan sebagai alat diagnostik satu-satunya pada tumor kelenjar ludah.
Eccrine Spiradenokarsinoma: Keganasan Adneksa Kulit yang Jarang Permatasari, Yulan; K. Aditya Prayudi, Pande; P. Setiawan, Hendra; Adiputra, Putu Anda Tusta
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 11 (2015): Kanker
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.774 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v42i11.949

Abstract

Eccrine spiradenokarsinoma merupakan tumor ganas adneksa kulit yang sangat jarang dijumpai namun dapat bersifat agresif. Keganasan ini sering dijumpai pada ekstremitas bawah, dapat terjadi pada pria dan wanita di usia enam puluhan atau tujuh puluhan. Hampir semua kasus berkaitan dengan transformasi ganas eccrine spiradenoma yang sudah ada sebelumnya. Namun, transformasi ganas merupakan fenomena yang sangat jarang dijumpai. Sampai saat ini belum terdapat kesepakatan dalam penatalaksanaan eccrine spiradenokarsinoma dengan kasus yang masih jarang terdokumentasi dalam literatur. Pada laporan ini akan dibahas kasus seorang perempuan berusia 60 tahun dengan diagnosis eccrine spiradenokarsinoma.Eccrine spiradenocarcinoma is an extremely rare but aggressive malignant tumor originating from eccrine sweat glands. Eccrine spiradenocarcinoma is almost always results from malignant transformation of a benign pre-existing eccrine spiradenoma. However, malignant transformation is a rare phenomenon. Due to the rarity of the case, there is not yet an agreement on the management of eccrine spiradenocarcinoma.. This case is a 60-year-old female with a diagnosis of eccrine spiradenocarcinoma.
EVALUASI PENGGUNAAN TOTALLY IMPLANTABLE VENOUS ACCESS PORT UNTUK KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2016 Ayu Nursantisuryani Jahya; Putu Anda Tusta Adiputra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i4.P15

Abstract

ABSTRAK Rute administrasi mempengaruhi kepatuhan dan kepatuhan pasien dalam menjalani kemoterapi. Belakangan, Totally Implantable Venous Access Port (TIVAP) muncul sebagai metode yang menjanjikan dalam mempermudah akses kemoterapi. Namun, belum banyak laporan evaluasi perihal TIVAP, tidak sesuai dengan tingkat penggunaannya yang semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik, indikasi, dan komplikasi pemasangan TIVAP pada subjek wanita dengan kanker payudara di RSUP Sanglah periode Maret 2015- September 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain potong lintang menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien dengan kanker payudara yang berkunjung ke RSUP Sanglah. Data karakteristik subjek, indikasi, dan komplikasi TIVAP dianalisis dengan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna TIVAP kebanyakan berusia di atas 40 tahun dengan kanker payudara di sebelah kiri. Mayoritas (61%) memilih metode ini setelah diberikan edukasi. Lokasi implantasi TIVAP kebanyakan dilakukan di vena subclavia kanan. Terdapat 3 dari 28 subjek (9%) yang mengalami komplikasi, yaitu 1 subjek (3%) mengalami komplikasi awal thrombus blocking dan 2 subjek (6%) mengalami komplikasi lanjut berupa exposed chemoport dan infeksi. Dapat disimpulkan bahwa indikasi penggunaan TIVAP paling banyak adalah setelah diberikan edukasi dan komplikasi yang terjadi rendah dan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini aman dan baik untuk diterapkan sebagai rute administrasi kemoterapi. Kata kunci: kanker payudara, kemoterapi, TIVAP
SKALA NYERI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PADA BULAN OKTOBER 2019 Kadek Santi Diahswari Widyadari; Putu Anda Tusta Adiputra; Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i3.P16

Abstract

ABSTRAK Nyeri adalah suatu sensasi tidak menyenangkan yang dapat bersifat sensorik maupun emosional dan berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Nyeri sering kali menjadi alasan utama seorang pasien, terutama pasien kanker untuk mencari pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan intensitas nyeri yang dialami pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif cross-sectional. Penelitian ini melibatkan pasien yang telah terdiagnosis kanker payudara yang dirawat jalan di Poliklinik Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada bulan Oktober 2019. Sampel dipilih melalui metode consecutive sampling. Data diambil dari data primer berupa kuesioner yang berisi identitas pasien, diagnosis kanker payudara, dan skala nyeri berupa skala Numeric Rating Scale (NRS). Responden paling banyak berada direntang umur 41-50 tahun. Seluruh subjek adalah perempuan. Lebih banyak kanker berada pada sisi kiri payudara. Responden paling banyak berada pada stadium II. Hasil penelitian menunjukkan dari total 50 sampel, sebanyak 10 orang (20%) tidak mengalami nyeri, 6 orang (12%) mengalami nyeri ringan, 26 orang (52%) mengalami nyeri sedang, 6 orang (12%) mengalami nyeri berat, dan 2 orang (4%) mengalami nyeri sangat berat. Intensitas nyeri yang paling banyak dijumpai adalah nyeri dengan intensitas sedang. Kata kunci : Skala nyeri numerik (NRS), intensitas nyeri, kanker payudara.
EVALUASI PENGGUNAAN TOTALLY IMPLANTABLE VENOUS ACCESS PORT UNTUK KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2016 Ayu Nursantisuryani Jahya; Putu Anda Tusta Adi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.642 KB)

Abstract

The route of chemotherapy administration affects patient adherence and compliance. The Totally Implantable Venous Access Port (TIVAP) emerged as a promising method for optimal access to chemotherapy. However, evaluation of its usage was still low compared to its high demand. This study was conducted to determine the characteristics, indications, dan complications of TIVAP implantation in female subjects with breast cancer who underwent chemotherapy using TIVAP at RSUP Sanglah in the period of March 2015 to September 2016. This was a descriptive method with cross sectional design using secondary data from medical records of breast cancer patients visiting Sanglah General Hospital. Data on subject characteristics, indications, and complications of TIVAP were analyzed with SPSS. In this study, it was shown that TIVAP users mostly aged over 40 years with breast cancer on the left. Majority (61%) chose this method after being educated. TIVAP mostly implanted in the right subclavian vein. There were 3 out of 28 subjects (9%) who experienced complications: 1 subject (3%) had an early complication due to thrombus blocking and 2 subjects (6%) had late complications due to exposed chemoport and infection, respectively. It can be concluded that the highest indication of TIVAP usage was after education and the rate of complications was low and mild. Thus, TIVAP is a safe and good method to be applied as a route of chemotherapy administration. Keywords: breast cancer, chemotherapy, TIVAP
CRYOSURGERY FOR TREATMENT OF CUTANEOUS WARTS I Made Bagus Adhi Paramitha; Putu Anda Tusta Adiputra
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no1 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.421 KB)

Abstract

Minor surgery is a general surgical procedure that applied with minimally invasive procedures and short duration, done in a superficial or just the affected tissue.  This technique is normally only requires a local anaesthetic and only has minimal  risk or complications. There are many cases that could be dealt with minor surgery one is veruka. Veruka or known as cutaneous warts is a disease that is often complained in children and adults. Veruka being estimated to occur until over 10% in children and young adults. Largest incident occurred in range of age 12 to 16 years. Veruka occurs more frequently in women than men. The peak incidence occur of age 13 years on women and 14.5 years in males. Salicylic acid and cryosurgery therapy are two of the most frequently performed in the treatment of cutaneous warts. Salicylic acid is therapy  for cutaneous warts who recently had already started replaced by cryosurgery because it is relatively easy to do and faster recovery.  
TUBERCULOUS MASTITIS Ni Wayan Ariani Vitriasari; Putu Anda Tusta Adiputra; Sri Maliawan
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.936 KB)

Abstract

Tuberculous mastitis is a condition marked pathologyly with involvement extensively mamma lobules with epitheloid granuloma with various degree of caseation, what consist of Langhan's cells giant, cells of epiteloid, mononuclear cell infiltrate, with surrounding fibrosis, and with micro forming of abscess, which because of infection of Mycobacterium tuberculosis. Tuberculous mastitis happened more often at developing countries than developed countries, and especially happened at reproductive woman. The risk factors of this disease are lactation, multiparity, trauma, history of previous suppurative mastitis, and acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Diagnose of tuberculous mastitis can be confirm by anamnesis, physical examination, and also some additional diagnostic test such as mammography, ultrasonography, computerized tomography scan (CT scan), scintimammography, magnetic resonance imaging (MRI), 3D magnetic resonance mammography, Gd-DTPA enhanced dynamic MRI, cytology, histopatology, culture, polymerase chain reaction (PCR), X-Ray, dan Mantoux skin test. Anti-tuberculous therapy forms the mainstay of treatment and conservative surgery is restricted to selected cases.
KOMPLIKASI, PENCEGAHAN DAN PENANGANAN EKSTRAVASASI AGEN KEMOTERAPI I G A Mirah K; Putu Anda Tusta Adiputra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 1 No 1 (2012): e-jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.949 KB)

Abstract

Ekstravasasi agen kemoterapi ke jaringan sekitarnya merupakan kecelakaan yangdapat menyebabkan kerusakan jaringan progresif ireversibel dalam hitungan jamsampai hari. Manifestasi klinis ekstravasasi berupa nyeri, edema, eritema, danindurasi yang kemudian berkembang menjadi ulkus dan eschar hitam dankerusakan jaringan yang mendasarinya. Pencegahan terjadinya ekstravasasi dapatdilakukan dengan menggunakan pembuluh darah yang paten dan dengan aliranyang cepat dan tetap memperhatikan keluhan yang disampaikan pasien. Setiaptenaga kesehatan yang akan menangani pasien kanker dengan kemoterapi, dituntutmemiliki pengetahuan mengenai ekstravasasi agen kemoterapi yang bergunadalam meningkatkan pelayanan pada pasien dan mengurangi morbiditas.
Co-Authors Agung Bagus S. Satyarsa and I. B. T. Wibawa-Manuaba Annisa Alviariza Aqilah, Nadya Zalfa Aryo Wibisono Ayu Nursantisuryani Jahya Ayu Sri Mahendra Dewi , I Gusti Chandrakirana, Anak Agung Ayu Hellin Desak Made Wihandani Dewa Putu Satria Juristiasa Dewi Prima Christian, Dewi Prima Gede Andry Nicolas Andry Nicolas Gusti Ngurah Agung Adi Paramartha Hendra P. Setiawan Hendra Sanjaya, I Gusti Putu Herman Saputra I Dewa Made Sukrama I G A Mirah K I G. P. Supadmanaba I Gde Made Satya Wangsa Satya Wangsa I Gusti Ayu M Prita Dewi I Gusti Ngurah Gde Dwi Aryanata I Ketut Wiargitha I Made Arya Winangun I Made Bagus Adhi Paramitha I Nengah Wiadnyana Steven Christian I W. Sudarsa I Wayan Niryana I. B. Tjakra Wibawa Manuaba Ida Bagus Yorky Brahmantya Inge Kurniawati Jasmine Stephanie Christian Jasmine Stephanie Christian K. Aditya Prayudi, Pande Kadek Santi Diahswari Widyadari Ketut Siki Kawiyana Made Agus Dwianthara Sueta Made Revina Chandradewi Manuaba, Ida Bagus Tjakra Wibawa Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan Ni Ketut Hanny Puspita Ni Putu Ayu Pande Arista Dewi Ni Wayan Ariani Vitriasari Nirmala, Made Sinta Ayu Suci P. Setiawan, Hendra Pande K. Aditya Prayudi Permatasari, Yulan Putu Diahpradnya Oka Partini Putu Gupta Arya Gumilang Putu Hendra Sanjaya, I Gusti Reni Widyastuti Ronald Natawidjaja Roy R.H. Hamid, Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, Agus Setiawan, I Gede Budhi Sri Mahendra Dewi, I Gusti Ayu Sri Maliawan Tham Hong Yuan Thomas Arie Satya Wardhana Trisye Septiawati W Steven Chr, W Steven Wetan, Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Widia Putri, Gracia Wisescistiati, Made Visvayoni Yulan Permatasari Yuniawaty Wetan, Ni Gusti Ayu Agung Manik Yusuf Alfi Mulia