Anak Agung Gde Yuda Asmara
Bagian Orthopaedi Dan Traumatologi RSUP Sanglah Denpasar, Bali

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

GAMBARAN KARAKTERISTIK FRAKTUR TERBUKA SHAFT TIBIA DENGAN KASUS TRAUMA PADA ORANG DEWASA DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2017-DESEMBER 2017 Gede Dehandra Dipastraya Wikananda; I G N Wien Aryana; A.A. Gde Yuda Asmara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.665 KB)

Abstract

Fraktur terbuka shaft tibia merupakan kondisi patah tulang dimana fragmen dari patah tulang tersebut berhubungan dengan dunia luar pada bagian shaft dari tulang tibia. salah satu kejadian Trauma yangpaling sering di temukan yaitu di sebabkan oleh kecelakaan bermotor. penelitian ini bertujuan untukmengetahui gambaran karakteristik fraktur terbuka shaft tibia dengan kasus trauma pada orang dewasadi RSUP Sanglah/FK Unud. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif cross sectional,Sumber data berasal dari data sekunder yaitu rekam medis pasien fraktur terbuka shaft tibia pada orangdewasa di RSUP Sanglah/FK Unud pada periode januari 2017-desember 2017. Pengambilan data diambil dengan metode Total Sampling. Distribusi variabel penelitian yaitu jenis kelamin, umur,mekanisme trauma, sisi fraktur terbuka, klasifikasi, periode kejadian sampai penanganan awal, danoperasi. Analisis data di paparkan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukan terdapat45 pasien fraktur terbuka shaft tibia pada orang dewasa, Laki laki merupakan jenis kelamin terbanyakdengan persentase sebesar 68,9%, umur terbanyak yaitu pada kategori umur 18-40 tahun denganpersentase sebesar 64,4%, Mekanisme Trauma terbanyak yaitu high energy dengan presentase sebesar93,3%, sisi fraktur terbuka shaft tibia yang terbanyak yaitu pada sisi kanan dengan presentase sebesar62,2%, Klasifikasi terbanyak yaitu pada klasifikasi Grade 2 dengan presentase sebesar 53,3%, periodekejadian hingga penanganan awal di dapatkan banyak pada periode <6 jam dengan presentase sebesar64,4%, Jenis operasi yang paling banyak dengan metode ORIF PS dengan presentase sebesar 57,8%. Kata kunci : fraktur terbuka, shaft tibia, dewasa, karakteristik, trauma
Gambaran Karakteristik Fraktur Intertrokanter Femur di RSUP Sanglah Denpasar Periode 1 Januari 2019 - 31 Desember 2019 Made Priska Arya Agustini; I Ketut Suyasa; I Wayan Suryanto Dusak; Anak Agung Gde Yuda Asmara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i9.P17

Abstract

Fraktur intertrokanter merupakan fraktur yang terjadi di antara trokanter mayor dan trokanter minor. Diperkirakan angka kejadian fraktur intertrokanter meningkat setiap tahunnya. Namun, data mengenai fraktur intertokanter di Indonesia khususnya di Denpasar masih sulit ditemukan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik fraktur intertrokanter femur di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medis dan teknik penentuan sampel adalah total sampling. Data yang didapat sesuai kriteria inklusi dan eksklusi adalah 60 data yang kemudian dianalisis dengan SPSS versi 25. Penelitian ini menujukkan 66,7% pasien adalah perempuan. Sebagian besar pasien berusia di atas 65 tahun (73,3%). Mekanisme trauma terbanyak adalah low energy trauma (86,7%). Jenis fraktur intertrokanter yang banyak ditemukan adalah Boyd dan Griffin (BG) Tipe II (61,7%). Semua pasien dilakukan pembedahan dengan jenis prosedur terbanyak adalah proximal femoral nail anti rotation atau PFNA (45%). Mayoritas pasien menunggu lebih dari dua hari untuk operasi (90%). Sebagian besar karakteristik pasien fraktur intertrokanter di RSUP Sanglah adalah perempuan, usia > 65 tahun, mekanisme penyebab cedera adalah low energy trauma, jenis fraktur BG Tipe II, pembedahan dilakukan dengan prosedur PFNA, dan waktu tunggu operasi > 2 hari.
GAMBARAN TATA LAKSANA TERAPI PASIEN OSTEOMIELITIS DI RSUP SANGLAH APRIL 2015 - OKTOBER 2016 : SEBUAH STUDI DESKRIPTIF Anak Agung Gde Bagus Adidharma; Anak Agung Gde Yuda Asmara; I Wayan Suryanto Dusak
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i5.P15

Abstract

ABSTRAK Osteomielitis yakni suatu kondisi peradangan pada tulang yang melibatkan beberapa organisme. Organisme yang dapat terlibat adalah mikobakteri dan bakteri pyogenik. Osteomielitis merupakan suatu kasus gawat darurat bidang orthopaedi. Sehingga, penatalaksanaannya harus segera dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penatalaksanaan pasien osteomielitis di RSUP Sanglah April 2015-Oktober 2016. Desain yang digunakan yakni deskriptif retrospektif. Populasi yang digunakan adalah semua pasien dengan osteomielitis di RSUP Sanglah, Denpasar April 2015-Oktober 2016 dengan menggunakan metode random sampling dan didapatkan 15 sampel. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medis. Hasil dari analisis rekam medis didapatkan sebagian besar kasus ditemukan pada laki-laki (66,7%), sedangkan lebih sedikit pada perempuan (33,3%). Jumlah terbanyak kelompok usia pada penelitian ini yakni kelompok usia <18 tahun dan 40-49 tahun (26,7%). Onset terbanyak yang ditemukan yakni osteomielitis kronis (53,3%) dengan sebaran organisme terbanyak yakni Staphylococcus aureus (50%) dan 4 pasien osteomielitis (26,7%) memiliki riwayat pasca operatif dengan lokasi terbanyak yang terpapar yaitu pada cruris (26,7%) sedangkan tata laksana yang umum dilakukan yakni adanya kombinasi antara antibiotik, antipiretik serta tindakan operatif (66,7%). Diperlukan pemahaman yang baik terkait apa itu osteomielitis, faktor risiko serta gejala yang dapat terjadi bagi masyarakat umum. Disamping hal tersebut perlu disertakan edukasi mengenai apa saja bahaya yang dapat timbul dari penyakit osteomielitis. Serta secara digital diperlukan pembuatan arsip yang lengkap, sehingga diharapkan pencarian data rekam medis menjadi lebih mudah dan mengurangi insiden kehilangan. Kata Kunci: Osteomielitis, Tata Laksana, Operatif dan Non-Operatif.
GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN FRAKTUR METAKARPAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2018 - JUNI 2019 Karima Duhita; A.A. Gde Yuda Asmara; I Gusti Lanang Ngurah Agung Artha Wiguna
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i3.P17

Abstract

ABSTRAK Fraktur metakarpal adalah fraktur yang terjadi pada tulang metakarpal yang berada di bagian tangan seorang individu. Dampak yang dapat dihasilkan dari penatalaksanaan yang tidak tepat berupa malunion, infeksi, sampai tidak bisanya bergerak. Sudah banyak penelitian yang ditemukan mengenai fraktur metakarpal di luar Indonesia, namun penelitian distribusi fraktur metakarpal di Indonesia, khususnya di Bali masih sangat jarang dilakukan. Penelitian ini merupaan penelitian deskriptif retrospektif potong lintang (cross-sectional) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien fraktur metakarpal di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2018- 2019. Pengumpulan data menggunakan teknik total sampling dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medik. Hasil penelitian diperoleh 19 sampel pasien fraktur metakarpal dengan distribusi terbanyak ditemukan pada laki –laki (73,7%) serta pada rentang usia 17-25 tahun (42,1%). Tangan yang paling sering mengalami fraktur metakarpal pada penelitian ini adalah tangan kiri (52,6%). Fraktur metakarpal yang sering terjadi berupa fraktur tertutup (68,4%) dengan jenis fraktur yang paling sering ditemukan adalah fraktur multipel (26,3%) dan fraktur leher metakarpal kelima (21,1%). Penatalaksanaan yang paling sering dilakukan adalah penatalaksanaan operatif (73,7%) ketimbang konservatif. Melihat hasil dari studi ini, terlihat bahwa banyak kesamaan dengan hasil dari studi-studi yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Kata kunci : Fraktur Metakarpal, Deskriptif, RSUP Sanglah
PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK CARPAL TUNNEL SYNDROME DI RSUP SANGLAH PADA BULAN APRIL 2015-OKTOBER 2016 Nyoman Ledy Trisna Parimartha; Anak Agung Gde Yuda Asmara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/.MU.2021.V10.i1.P01

Abstract

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu neuropati perifer yang paling umum ditemukan dan dapat menganggu aktivitas sehari-hari serta menurunkan kualitas hidup penderitanya. Perlu diketahui profil dari CTS untuk membantu proses diagnosis yang tepat sehingga penatalaksanaan yang sesuai dapat diberikan dalam rangkan menurunkan morbiditas dari kelainan CTS. Studi desktiptif observasional dengan pendekatan potong lintang dilakukan di RSUP Sanglah dengan menggunakan data sekunder terhadap pasien yang terdiagnosis CTS pada periode 2015-2016. Data rekam medis yang tidak lengkap diekslusi dari studi. Data dianalisa menggunakan perangkat lunak statistik. Didapatkan sebanyak 8 pasien yang terdiagnosis CTS pada periode 2015-2016. Pasien terdiri atas 6 perempuan dan 2 lelaki. Usia memiliki rentangan dari 36 tahun hingga 63 tahun dengan rerata 48,75 + 1,1 tahun. Sebanyak 75% subjek tidak diketahui penyebab CTSnya. Keluhan yang paling banyak dilaporkan adalah parestesia dengan persentase 37,5%. Komorbitas yang banyak ditemukan adalah hipertensi. Terdapat 62,5% subjek yang mendapatkan tatalaksana non-operatif sedangkan 37,5% sisanya mendapatkan tatalaksana operatif. Penderita CTS di RSUP Sanglah pada tahun 2015-2016 didominasi oleh perempuan, berusia 36-63 tahun, dengan keluhan terbanyak parestesia dan komorbiditas hipertensi. Sebagian besar pasien mendapatkan perawatan non-operatif untuk penyakitnya. Kata kunci: CTS, Profil, Karakteristik
GAMBARAN KARAKTERISTIK FRAKTUR KLAVIKULA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013-2017 Ni Nyoman Shinta Prasista Sari; A. A. Gde Yuda Asmara; Agus Roy H Hamid
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.996 KB) | DOI: 10.24843/eum.2020.v09.i01.p02

Abstract

Kejadian fraktur klavikula umum terjadi di masyarakat, bahkan angka kejadiannya mencapai 30-60 pada setiap 100.000 populasi. Mengingat prevalensi tinggi, penatalaksanaan yang cepat berkembang, dan tingginya tingkat komplikasi, maka penelitian ini bertujuan untuk meneliti gambaran karakteristik penderita fraktur klavikula di RSUP Sanglah, Bali dengan metode deskriptif-retrospektif dari data sekunder penderita fraktur klavikula yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2017. Variabel yang dicari yaitu usia, jenis kelamin, penyebab, jenis fraktur, penatalaksaan dan keluhan penyerta. Dari total 718 pasien fraktur klavikula paling banyak berada pada kelompok umur 25-64 tahun dengan umur rerata 33,66 + 15,664 tahun. Perbandingan kejadian fraktur klavikula antara laki-laki dan perempuan yaitu 2,6 : 1. Penyebab terbanyak dari fraktur klavikula adalah kecelakaan lalu lintas (71%). Jenis fraktur yang paling banyak adalah fraktur tertutup (98,3%). Metode penatalaksaan yang paling sering digunakan adalah metode non-operatif dengan persentase 88,3%. Jenis metode non-operatif yang sering dipilih yaitu dengan sling (67,1%). Keluhan penyerta yang paling sering dialami pasien fraktur klavikula adalah cedera kepala yaitu sebesar 24,1%. Kata Kunci: Fraktur, Klavikula, Karakteristik, RSUP Sanglah, Bali
PREVALENSI NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TAHUN 2014-2015 DI RSUP SANGLAH DENPASAR I Putu Ivan Cahya H; AA Gde Yuda Asmara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 6 (2020): Vol 9 No 06(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.687 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i6.P08

Abstract

ABSTRAK Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, ini merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sering dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan pekerjaan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian nyeri punggung bawah pada tahun 2014-2015 pada pasien di RSUP Sanglah Denpasar. Studi ini menggunakan desain deskriptif retropresktif dengan pendekatan cross-sectional menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medis. Studi ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dalam periode 2014–2015. Data rekam medis yang tidak lengkap diekslusi dari studi ini. Berdasarkan usia kebanyakan memiliki usia dalam rentang 41-60 tahun atau sebanyak 20 (58,8%) orang, berdasarkan jenis kelamin kebanyakan pasien yang mengalami nyeri punggung bawah adalah pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21 (61,8%) orang, berdasarkan pekerjaan kebanyakan pasien yang mengalami nyeri punggung bawah adalah yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 11 (32,4%) orang. Dominasi karakter pasien nyeri punggung bawah di RSUP Sanglah pada periode 2014-2015 adalah lelaki, kelompok usia 41-60 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta. Kata kunci: Nyeri Punggung Bawah, Low Back Pain, Prevalensi
Gambaran karakteristik fraktur radius distal di RSUP Sanglah Tahun 2013-2017 Irene Natalia Tantri; A. A. Gde Yuda Asmara; Agus Roy Rusly Hariantana Hamid
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 3 (2019): (Available online: 1 December 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.897 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i3.416

Abstract

Background: Radius distal fracture is the most common fracture seen in emergency department which involves the upper extremity. Radius distal fracture can occur in any age, ranging from children, teenager until elderly patients. There is an increasing trend of radius distal fracture. However, the research on radius distal fracture characteristic, especially in Bali, is still limited.Method: This study was a descriptive-retrospective study which aims to find out the characteristic of radius distal fracture at Sanglah General Hospital, Denpasar, Bali. For data collection, we used total sampling technique using secondary data from patients’ medical records. The study sample was all patient diagnosed with radius distal fractures between the year 2013-2017 with incomplete medical record as the exclusion criteria.Result: This study obtained 677 radius distal fracture samples. Most of the patients were male [434 cases (64,1%)] with the most common age range was between 20-29 years old [147 cases (21,7%)]. The most common etiology of radius distal fracture was traffic accident [322 cases (47,6%)]. Fracture of the other upper extremity parts, in addition to radius distal, was the most common complaints accompanying radius distal fractures [333 cases (49,2%]. Based on the length of stay, 84% patients were hospitalized less than 5 days.Conclusion: Distal radial fracture was commonly seen in men with the age range between 20-29 years old. Traffic accident was the most common cause of distal radial fracture with the average length of stay less than 5 days.
Gambaran prevalensi fraktur humerus di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Bali, Indonesia periode tahun 2015-2016 Ni Kadek Dyah Devita Sari; Anak Agung Gde Yuda Asmara
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 1 (2020): (Available online: 1 April 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.203 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i1.533

Abstract

Background: Fracture is the cause of a high number of disabilities worldwide. One of the fractures is humerus fracture, often occur because of injury. The classic symptoms of a fracture are a history of trauma, pain and swelling in the fractured bone, deformity, and musculoskeletal malfunction. This study aims to determine the prevalence of humerus fracture in Sanglah General Hospital Centre of April 2015 - December 2016.Methods: A retrospective descriptive cross-sectional study by secondary data was conducted among 27 medical records of the patient. The sample population of this study were all inpatients with humerus fracture at orthopaedic installation Sanglah General Hospital during April 2015–December 2016. Data were analyzed using SPSS version 21 for Windows.Results: Most cases were females (51.9%). The age groups of <20 years old and 20-40 years old have the highest frequency (29.6%, respectively). The students had the most common of humerus fracture (33.0%). Closed fracture prevalence was found by 77,8%, and the open fracture was 22,2% from all cases. Management of the most committed to a closed fracture is ORIF while the open fracture is having debridement ORIF as the most committed management.Conclusion: The most prevalence of humerus fracture at Sanglah General Hospital during the 2015-2016 period was females, age group <20 and 20-40 years old, occurred in students, and closed fracture type. Latar belakang: Fraktur merupakan penyebab tingginya angka kecatatan di seluruh dunia. Salah satunya fraktur humerus, sering terjadi karena cedera. Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas, gangguan fungsi muskuloskletal, putusnya kontinuitas tulang dan gangguan neurovascular. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prevalensi fraktur humerus di RSUP Sanglah dari April 2015 – Desember 2016Metode: Penelitian potong lintang deskriptif retrospektif dengan data sekunder dilakukan terhadap 27 catatan medis pasien. Populasi sampel penelitian ini adalah semua pasien rawat inap dengan fraktur humerus di instalasi ortopedi RSUP Sanglah selama April 2015 - Desember 2016. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 21 untuk Windows.Hasil: Sebagian besar kasus adalah perempuan (51,9%). Kelompok usia <20 tahun dan 20-40 tahun memiliki frekuensi tertinggi (masing-masing 29,6%). Para siswa memiliki proporsi fraktur humerus yang paling sering (33,0%). Prevalensi fraktur tertutup ditemukan oleh 77,8%, dan fraktur terbuka adalah 22,2% dari semua kasus. Manajemen yang paling banyak terhadap fraktur tertutup adalah ORIF sedangkan fraktur terbuka mengalami debridemen ORIF sebagai manajemen yang paling banyak.Kesimpulan: Prevalensi fraktur humerus yang paling banyak di RSUP Sanglah selama periode 2015-2016 adalah wanita, kelompok usia <20 dan 20-40 tahun, terjadi pada siswa, dan tipe fraktur tertutup.