Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KORELASI KADAR GULA DARAH PLASMA DENGAN NILAI HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI Benny Supono; I Wayan Putu Sutirta Yasa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i9.P18

Abstract

Peningkatan jumlah pasien diabetes mellitus terjadi tiap tahun dan in terjadi di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes terbanyak. Indonesia menempati peringkat ke tujuh dengan jumlah 10 juta pasien diabetes mellitus di tahun 2015 dan diperkirakan akan tetap terjadi peningkatan jumlah pasien diabetes mellitus pada tiap tahunnya. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi yang beragam dari yang ringan sampai yang berat bila pasien tidak melakukan penatalaksanaan yang baik. Pemeriksaan gula darah plasma tidak cukup untuk memandu penatalaksanaan pada pasien karena tidak bisa memberikan gambaran dua sampai tiga bulan yang lalu sehingga diperlukan pemeriksaan HbA1c untuk memandu penatalaksanaan pasien dengan diabetes mellitus. Tujuan penelitian ini untuk melihat korelasi antara tingkat gula darah plasma dengan tingkat HbA1c pada pasien diabetes mellitus. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Data didapatkan dari rekam medis pasien RSUP Sanglah dari Februari 2016 sampai Oktober 2016. Hasil penelitian mendapatkan korelasi yang signifikan antara gula darah plasma puasa dengan HbA1c dengan nilai korelasi(r) sebesar 0,603. Korelasi yang signifikan juga didapatkan antara gula darah plasma 2 jam postprandial dengan HbA1c dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,517. Dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi tingkat gula darah plasma berhubungan dengan semakin tinggi tingkat HbA1c, jika terdapat perbedaan maka bisa dijadikan sebagai dasar dalam evaluasi penatalaksanaan pada pasien. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Gula darah plasma, Gula darah Puasa, Gula darah 2 jam postprandial, HbA1c
Supraclavicular Block Using Ultrasonography (USG) Guidance in Ulna Radius Fractures Patients with Moderate Mitral Regurgitation Undergoing ORIF (Open Reduction and Internal Fixation): A Case Report Rauwelio, Alvin; I Made Dwi Pramana; Benny Supono; Ida Ayu Apsari Pradnya Niti; William Audi; I Wayan Widana
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 8 No. 7 (2024): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v8i7.1032

Abstract

Background: Open fractures of the radius and ulna in elderly patients are conditions that require fast and appropriate treatment. Open reduction internal fixation (ORIF) is a common treatment option, but in elderly patients, general anesthesia may be high risk. Supraclavicular brachial plexus block is an effective and safe regional anesthetic option for ORIF in elderly patients. Case presentation: We report the case of a 71-year-old man with an open fracture of the left third radius and middle ulna who was planned for ORIF. The patient had comorbid hypertension and reduced left ventricular function. Supraclavicular brachial plexus block was performed using 0.5% bupivacaine (10 mL) and 2% lidocaine (10 mL). The patient did not complain of pain during the operation and recovered well. Conclusion: Supraclavicular brachial plexus block is an effective and safe regional anesthetic option for ORIF in elderly patients with open fractures of the radius and ulna.