Cynthia Prithadevi Juwono
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X Fransiscus, Hanky; Juwono, Cynthia Prithadevi; Astari, Isabelle Sarah
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Rekayasa Sistem Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.189 KB)

Abstract

PT X merupakan perusahaan yang memproduksi paint bucket (ember cat) yang terdiri dari tiga jenis paint bucket, yaitu bucket polos, lid (tutup bucket) dan bucket berlabel. Persentase bucket polos cacat sebesar 1,95%, persentase lid cacat sebesar 0,65% dan persentase bucket berlabel cacat sebesar 6,28%. Peningkatan kualitas paint bucket dilakukan dengan menggunakan metode Six Sigma DMAIC. Pada tahap D (Define) dilakukan pembuatan deskripsi proses produksi, pembuatandiagram SIPOC dan penentuan critical to quality (CTQ). CTQ untuk bucket polos dan lid diperoleh sebanyak dua buah, sedangkan CTQ untuk bucket berlambel sebanyak delapan buah. Pada tahap M (Measure) dilakukan pengukuran performansi sebelum perbaikan berupa rata-rata DPMO.Rata-rata DPMO bucket polos, lid dan bucket berlabel berturut-turut sebesar 7.591,88, 3.420,77 dan 8.109,44. Pada tahap A (Analyze) dilakukan penentuan prioritas perbaikan CTQ dengan membuat diagram Pareto dan mencari penyebab terjadinya cacat pada bucket polos, lid dan bucket berlabel. Berdasarkan diagram Pareto, penelitian fokus memperbaiki 1 jenis cacat pada bucket polos dan lid, yaitu cacat susut dan 5 cacat pada bucket berlabel, yaitu perbedaan tinggi pada pertemuan foil, foil terkelupas, foil hanya menempel sebagian, penempelan tidak menghasilkan pertemuan foil dan bintik putih. Setelah diketahui penyebab terjadinya jenis cacat, dilakukan tahap I (Improve).Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah penggunaan infrared thermometer, pembuatan alat bantu, penggunaan microfiber gloves, pembersihan jalur keluar bucket polos, dan lain-lain. Setelahdilakukan perbaikan, dilakukan tahap C (Control). Tindakan perbaikan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai rata-rata DPMO pada bucket polos, lid dan bucket berlabel, yaitu berturut-turut sebesar 2.621,54, 1.169, dan 713,69.
Penerapan Algoritma Consultant-Guided Search dalam Masalah Penjadwalan Job Shop untuk Meminimasi Makespan Sitorus, Hotna Marina; Juwono, Cynthia P.; Purnawan, Yogi
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekayasa Sistem Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.97 KB)

Abstract

This research uses the Consultant-Guided Search (CGS) algorithm to solve job shop schedulingproblems minimizing makespan. CGS is a metaheuristics inspired by people making decisionsbased on consultant’s recommendations. A number of cases from literatures is developed to evaluatethe optimality of this algorithm. CGS is also tested against other metaheuristics, namely GeneticAlgorithms (GA) and Artificial Immune Systems (AIS) for the same cases. Performance evaluationsare conducted using the best makespan obtained by these algorithms. From computational results,it is shown that CGS is able to find 3 optimal solutions out of 10 cases. Overall, CGS performs bettercompared to the other algorithms where its solution lies within 0 - 6,77% from the optimal solution,averaging only 2,15%. Futhermore, CGS outperforms GA in 7 cases and performs equally well inthe other 3 cases. CGS is also better than AIS in 8 cases and is equally well in only 2 cases.
Penerapan Algoritma Consultant-Guided Search dalam Masalah Penjadwalan Job Shop untuk Meminimasi Makespan Sitorus, Hotna Marina; Juwono, Cynthia P.; Purnawan, Yogi
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.97 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v4i1.1390.55-63

Abstract

This research uses the Consultant-Guided Search (CGS) algorithm to solve job shop schedulingproblems minimizing makespan. CGS is a metaheuristics inspired by people making decisionsbased on consultant’s recommendations. A number of cases from literatures is developed to evaluatethe optimality of this algorithm. CGS is also tested against other metaheuristics, namely GeneticAlgorithms (GA) and Artificial Immune Systems (AIS) for the same cases. Performance evaluationsare conducted using the best makespan obtained by these algorithms. From computational results,it is shown that CGS is able to find 3 optimal solutions out of 10 cases. Overall, CGS performs bettercompared to the other algorithms where its solution lies within 0 - 6,77% from the optimal solution,averaging only 2,15%. Futhermore, CGS outperforms GA in 7 cases and performs equally well inthe other 3 cases. CGS is also better than AIS in 8 cases and is equally well in only 2 cases.
Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X Fransiscus, Hanky; Juwono, Cynthia Prithadevi; Astari, Isabelle Sarah
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.189 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v3i2.1297.53-64

Abstract

PT X merupakan perusahaan yang memproduksi paint bucket (ember cat) yang terdiri dari tiga jenis paint bucket, yaitu bucket polos, lid (tutup bucket) dan bucket berlabel. Persentase bucket polos cacat sebesar 1,95%, persentase lid cacat sebesar 0,65% dan persentase bucket berlabel cacat sebesar 6,28%. Peningkatan kualitas paint bucket dilakukan dengan menggunakan metode Six Sigma DMAIC. Pada tahap D (Define) dilakukan pembuatan deskripsi proses produksi, pembuatandiagram SIPOC dan penentuan critical to quality (CTQ). CTQ untuk bucket polos dan lid diperoleh sebanyak dua buah, sedangkan CTQ untuk bucket berlambel sebanyak delapan buah. Pada tahap M (Measure) dilakukan pengukuran performansi sebelum perbaikan berupa rata-rata DPMO.Rata-rata DPMO bucket polos, lid dan bucket berlabel berturut-turut sebesar 7.591,88, 3.420,77 dan 8.109,44. Pada tahap A (Analyze) dilakukan penentuan prioritas perbaikan CTQ dengan membuat diagram Pareto dan mencari penyebab terjadinya cacat pada bucket polos, lid dan bucket berlabel. Berdasarkan diagram Pareto, penelitian fokus memperbaiki 1 jenis cacat pada bucket polos dan lid, yaitu cacat susut dan 5 cacat pada bucket berlabel, yaitu perbedaan tinggi pada pertemuan foil, foil terkelupas, foil hanya menempel sebagian, penempelan tidak menghasilkan pertemuan foil dan bintik putih. Setelah diketahui penyebab terjadinya jenis cacat, dilakukan tahap I (Improve).Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah penggunaan infrared thermometer, pembuatan alat bantu, penggunaan microfiber gloves, pembersihan jalur keluar bucket polos, dan lain-lain. Setelahdilakukan perbaikan, dilakukan tahap C (Control). Tindakan perbaikan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai rata-rata DPMO pada bucket polos, lid dan bucket berlabel, yaitu berturut-turut sebesar 2.621,54, 1.169, dan 713,69.
Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X Hanky Fransiscus; Cynthia Prithadevi Juwono; Isabelle Sarah Astari
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 3 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.189 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v3i2.1297.53-64

Abstract

PT X merupakan perusahaan yang memproduksi paint bucket (ember cat) yang terdiri dari tiga jenis paint bucket, yaitu bucket polos, lid (tutup bucket) dan bucket berlabel. Persentase bucket polos cacat sebesar 1,95%, persentase lid cacat sebesar 0,65% dan persentase bucket berlabel cacat sebesar 6,28%. Peningkatan kualitas paint bucket dilakukan dengan menggunakan metode Six Sigma DMAIC. Pada tahap D (Define) dilakukan pembuatan deskripsi proses produksi, pembuatandiagram SIPOC dan penentuan critical to quality (CTQ). CTQ untuk bucket polos dan lid diperoleh sebanyak dua buah, sedangkan CTQ untuk bucket berlambel sebanyak delapan buah. Pada tahap M (Measure) dilakukan pengukuran performansi sebelum perbaikan berupa rata-rata DPMO.Rata-rata DPMO bucket polos, lid dan bucket berlabel berturut-turut sebesar 7.591,88, 3.420,77 dan 8.109,44. Pada tahap A (Analyze) dilakukan penentuan prioritas perbaikan CTQ dengan membuat diagram Pareto dan mencari penyebab terjadinya cacat pada bucket polos, lid dan bucket berlabel. Berdasarkan diagram Pareto, penelitian fokus memperbaiki 1 jenis cacat pada bucket polos dan lid, yaitu cacat susut dan 5 cacat pada bucket berlabel, yaitu perbedaan tinggi pada pertemuan foil, foil terkelupas, foil hanya menempel sebagian, penempelan tidak menghasilkan pertemuan foil dan bintik putih. Setelah diketahui penyebab terjadinya jenis cacat, dilakukan tahap I (Improve).Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah penggunaan infrared thermometer, pembuatan alat bantu, penggunaan microfiber gloves, pembersihan jalur keluar bucket polos, dan lain-lain. Setelahdilakukan perbaikan, dilakukan tahap C (Control). Tindakan perbaikan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai rata-rata DPMO pada bucket polos, lid dan bucket berlabel, yaitu berturut-turut sebesar 2.621,54, 1.169, dan 713,69.
Penerapan Algoritma Consultant-Guided Search dalam Masalah Penjadwalan Job Shop untuk Meminimasi Makespan Hotna Marina Sitorus; Cynthia P. Juwono; Yogi Purnawan
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 4 No. 1 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.97 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v4i1.1390.55-63

Abstract

This research uses the Consultant-Guided Search (CGS) algorithm to solve job shop schedulingproblems minimizing makespan. CGS is a metaheuristics inspired by people making decisionsbased on consultant’s recommendations. A number of cases from literatures is developed to evaluatethe optimality of this algorithm. CGS is also tested against other metaheuristics, namely GeneticAlgorithms (GA) and Artificial Immune Systems (AIS) for the same cases. Performance evaluationsare conducted using the best makespan obtained by these algorithms. From computational results,it is shown that CGS is able to find 3 optimal solutions out of 10 cases. Overall, CGS performs bettercompared to the other algorithms where its solution lies within 0 - 6,77% from the optimal solution,averaging only 2,15%. Futhermore, CGS outperforms GA in 7 cases and performs equally well inthe other 3 cases. CGS is also better than AIS in 8 cases and is equally well in only 2 cases.
Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material Kinley Aritonang; Alfian Alfian; Carles Sitompul; Cynthia Prithadevi Juwono
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.943 KB)

Abstract

Pada kenyataannya, manajemen persediaan selalu berhubungan dengan biaya yang terdiri dari biaya pembelian, biaya simpan, biaya pemesanan, dan biaya stockout yang seluruhnya berhubungan dengan penyediaan bahan baku. Keputusan apapun yang dibuat dalam menangani persediaan harus didasarkan pada biaya total persediaan yang minimum. Pada kasus kenaikan harga bahan baku dengan waktu yang diketahui, maka sebaiknya dilakukan spesial pemesanan sebelum kenaikan harga bahan baku terjadi. Jumlah special pemesanan ditentukan berdasarkan penghematan maksimum yang akan diperoleh. Dalam kenyataannya, ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan spesial pemesanan. Beberapa faktor tersebut adalah modal, luas gudang, dan harga dari produk yang mengalami spesial pemesanan. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa bagaimana pengambilan keputusan pemesanan spesial dilakukan dengan mempertimbangkan salah satu faktor, yaitu kapasitasgudang (luas gudang). Pada kenyataannya, manajemen persediaan selalu berhubungan dengan biaya yang terdiridari biaya pembelian, biaya simpan, biaya pemesanan, dan biaya stockout yang seluruhnya berhubungan dengan penyediaan bahan baku. Keputusan apapun yang dibuat dalammenangani persediaan harus didasarkan pada biaya total persediaan yang minimum. Pada kasus kenaikan harga bahan baku dengan waktu yang diketahui, maka sebaiknya dilakukanspesial pemesanan sebelum kenaikan harga bahan baku terjadi. Jumlah special pemesanan ditentukan berdasarkan penghematan maksimum yang akan diperoleh. Dalam kenyataannya, ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan spesial pemesanan. Beberapafaktor tersebut adalah modal, luas gudang, dan harga dari produk yang mengalami spesial pemesanan. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa bagaimana pengambilan keputusanpemesanan spesial dilakukan dengan mempertimbangkan salah satu faktor, yaitu kapasitas gudang (luas gudang).
The Supply Chain Integrated Inventory Model for Single Product, Multi-Buyer and Multi-Vendor Kinley Aritonang; Cynthia Prithadevi Juwono; Cherish Rikardo; Fran Setiawan; Adrianus Vincent Djunaidi
International Journal of Supply Chain Management Vol 9, No 6 (2020): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : International Journal of Supply Chain Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper presents an extended integrated inventory model with multi vendors that produce one item product and supply it to multi buyers. It is assumed that vendor production rates are not equal and the demands of buyers assumed to be normally distributed and independent. The model formulation was made for each buyer and vendor. Then, each cost component from the buyer and vendor is combined to form the total inventory costs. This model uses the service level as constraint. The final mathematical model consists of formulations of the total inventory costs and with certain service level.
USULAN PERBAIKAN SISTEM PELAYANAN DI GERBANG TOL PASTEUR BERDASARKAN MODEL SIMULASI Ignatius Andree; Alfian Alfian; Cynthia Prithadevi Juwono
Spektrum Industri Vol. 14 No. 2: Oktober 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v14i2.4908

Abstract

Tol Pasteur merupakan jalan tol di Kota Bandung yang menghubungkan Tol Purbaleunyi dengan Kota Bandung.Terdapat gerbang tol keluar dan gerbang tol masuk yang masing-masing melayani pengendara yang berasal dariTol Purbaleunyi dan yang akan menuju Tol Purbaleunyi. Proses yang terjadi pada gerbang tol keluar adalahpembayaran jasa tol ke operator, sedangkan pada gerbang tol masuk terdapat aktivitas pengambilan tiket yangdilayani oleh mesin otomatis. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terdapat antrian panjang yang selaluterjadi pada gerbang tol masuk dan keluar di saat akhir pekan. Hal ini mengakibatkan waktu tunggu pengendarayang cukup lama di dalam antrian dan tersendatnya lalu lintas di simpang empat Pasteur yang mengakibatkankemacetan. Banyak keluhan yang muncul tidak hanya dari pengguna tol tetapi juga dari masyarakat yang kebetulanmelalui simpang empat jalan Pasteur. Keadaan seperti ini tentunya perlu diperbaiki. Bekerjasama dengan PT JasaMarga, dilakukan penelitian untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi. Metode dalam studi simulasi yangdimulai dari pengamatan terhadap sistem pelayanan tol, pemodelan konseptual sistem pelayanan di gerbang tol,pembangunan model simulasi, dan eksperimen menggunakan model simulasi akan dilakukan untuk menentukanalternatif perbaikan apa saja yang akan diusulkan bagi sistem pelayanan di gerbang Tol Pasteur ini.Kata kunci : Tol, Antrian, Kemacetan, Simulasi.